Ditanya Strategi Atasi Kegagalan Panen Akibat Kelangkaan Pupuk-Cuaca Ekstrem, Vickner Jawab Energi Bersih

Ditanya Strategi Atasi Kegagalan Panen Akibat Kelangkaan Pupuk-Cuaca Ekstrem, Vickner Jawab Energi Bersih
Ditanya Strategi Atasi Kegagalan Panen Akibat Kelangkaan Pupuk-Cuaca Ekstrem, Vickner Jawab Energi Bersih (Analisadaily/Sarifuddin Siregar)

Analisadaily.com, Sidikalang - Kegagalan panen akibat kelangkaan pupuk menjadi salah satu substansi debat calon Bupati Dairi diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Medan, Jumat (8/11).

Pertanyaan dimaksud diajukan panelis Prof Sabrina, DR Janpatar Simamora dan rekan melalui moderator Febrina Permatasari.

“Apa strategi menyelamatkan petani, mengatasi gagal panen akibat kelangkaan pupuk dan cuaca ekstrem,” ujar Febrina.

Calon Bupati Vickner Sinaga mengatakan, sudah ada panduan-panduan mengatasi efek rumah kaca. Sejatinya, kita mengikuti apa saja panduan yang ditelurkan oleh para ahi dalam dan luar negeri.

“Kita mengikuti saja panduan ditelurkan ahli dalam dan luar negeri,” kata Vickner.

“Bahwa setiap tahun harus ada penurunan panas bumi. Akhir-akhirnya kemana? Adalah penggunaan energi bersih. Energi yang bersih baik untuk transportasi dan listrik, sehingga Dairi bisa bergerak. Sekali lagi dairi bergerak,” lanjutnya.

“Yang kami tahu, Dairi ini punya Bukit Barisan, selalu ada air yang menetes. Masih ada 9 Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) yang belum difollow-up. Dengan begitu nanti, Dairi bisa menolong negara kita, ternyata Dairi bisa berkontribusi. Jadi, apa yang akan dilakukan di Dairi, bisa mungkin bagi contoh daerah lain,” sambungnya.

“Ini harapan kami, di luar PLTMH yang besar, masih banyak ratusan mikro lagi. Terima kasih,” lanjut Vickner lagi.

Calon Bupati, Jogi Tambunan menyentil paparan Vickner. Pun demikian, Jogi tidak mampu memberi jawaban atas problema petani tersebut.

“Saya kira, pertanyaan panelis adalah hubungan hubungan iklim dan gagal panen,” kata Jogi.

Diminta moderator memberi jawaban tambahan, Jogi merespons, cukup, terima kasih.

Sementara itu, calon Bupati Eddy Keleng Ate Berutu menerangkan, akan melakukan terobosan dimana panenanaman dan panen bukan berdasarkan musim.

“Penanaman dan panen bukan lagi berdasarkan musim. Tetapi sesuai permintaan,” kata Eddy.

Itu, telah dilakukan di Kawasan Pertanian Terpadu (KPT), kata Eddy. Menurutnya, penanaman dilakukan setiap minggu dengan teknologi fertilisasi dan irigasi. Selaras dengan itu, kelembagaan koperasi penting untuk penguatan daya saing.

Calon Bupati, Danjor Nababan menerangkan, perlu sosialisasi dan penyuluhan untuk penentuan jenis tanaman yang layak di suatu daerah. Tidak sama pengelolaan di Pegagan Hilir dan Parbuluan, begitu juga di Parbuluan dan Silahisabungan.

Selain itu, Danjor menyebut, pembangunan gudang pendingin (cold storage) bisa menjadi jalan keluar guna menampung hasil pertanian.

“Kami akan membangun cold storage untuk menampung hasil tani,” kata Danjor.

Sementara itu, calon Bupati Rimso Sinaga mememberi jawaban berupa pembangunan irigasi. Indonesia mengimpor beras menyematkan rakyat dampak el nino.

“Lae Parira itu dulu merupakan sentra beras. Sekarang, irigasinya tidak memadai. Air terbuang. Jadi salah satu solusi, pembenanan irigasi,” tandas Rimso.

Rimso juga menyinggung areal persawahan di Maha Bunga yang tidak lagi produktif lantaran kekurangan air. Irigasi mesti dibereskan. Dan hal yang tak kalah penting, pupuk harus tersedia.

“Waktu musim tanam, petani kesuitan pupuk. Pas mau pilkada, banjir pupuk. Tolong pakai hati nurani untuk petani,” sentil Rimso.

(SSR/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi