Kolaborasi IRPS dan KAI Hadirkan Lokomotif Vintage Livery 'Albino' di Sumut

Kolaborasi IRPS dan KAI Hadirkan Lokomotif Vintage Livery 'Albino' di Sumut
Kolaborasi IRPS dan KAI Hadirkan Lokomotif Vintage Livery 'Albino' di Sumut (Analisadaily/Reza Perdana)

Analisadaily.com, Medan - PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional (Divre) I Sumatra Utara (Sumut) menghadirkan lokomotif livery lawas (vintage livery) albino.

Lokomotif Vintage Livery Albino hadir hasil kolaborasi dengan Komunitas Indonesian Railway Preservation Society (IRPS).

Lokomotif yang terpilih menggunakan vintage livery ini lokomotif CC2019206 (d/h CC20196) yang dimiliki Depo Lokomotif Medan.

"Lokomotif CC2019206 merupakan lokomotif kelas CC201 buatan pabrik General Electric di Erie, Pennsylvania, Amerika Serikat, dengan nomor serial pabrik 46884 yang selesai dibuat pada Oktober 1991, dan mulai beroperasi di Indonesia pada 1992," kata Ketua Umum Komunitas IRPS, Ricki Dwi Agusti, Rabu (13/11).

Lokomotif CC2019206 sendiri memiliki dimensi 14.134 x 2.642 x 3.636 milimeter dengan keluaran tenaga 1.950 tenaga kuda.

Lokomotif ini mengawali kariernya di Pulau Jawa sebagai lokomotif milik Depo Lokomotif Bandung.

Pengecatan vintage livery ini dilakukan di Balai Yasa Pulubrayan, yang berlokasi di Jalan Bengkel nomor 1, Kelurahan Pulo Brayan Bengkel, Kecamatan Medan Timur, Kota Medan.

Balai Yasa Pulubrayan merupakan balai yasa utama di wilayah Divre I Sumut. Balai Yasa Pulubrayan dulunya bernama Centrale Werkplaats van Deli Spoorweg Maatschappij.

"Pengecatan vintage livery dilakukan bersamaan dengan pekerjaan perawatan akhir lokomotif selama November 2024," terang Ricki.

Vintage livery yang digunakan lokomotif CC2019206 ini merupakan livery yang pernah dikenakan oleh lokomotif ini ketika masih menjadi asuhan Depo Lokomotif Bandung.

Livery berwarna putih dan 3 garis biru pada ruang mesin ini pernah dikenakan lokomotif ini sekitar tahun 1997-2002 silam.

Livery putih 3 garis biru yang berjuluk albino ini awalnya merupakan livery uji coba atau purwarupa dengan maksud mengganti livery lokomotif CC201 menjadi warna putih.

Kemudian dengan bentuk livery yang berbeda dengan lokomotif CC203, di mana pada saat itu umumnya lokomotif CC201 menggunakan livery merah-biru.

Sebelum menggunakan bentuk 3 garis biru pada ruang mesin, posisi garis biru awalnya berada di bagian samping kabin masinis, di antara kaca samping kabin masinis dan plat nomor lokomotif.

Namun, bentuk livery tersebut tak pernah sampai beroperasi di jalur utama karena langsung diganti menjadi tiga garis biru pada ruang mesin sebelum lokomotif CC2019206 beroperasi.

Penggantian livery saat itu dilakukan di Balai Yasa Yogyakarta, setelah lokomotif CC2019206 menjalani perawatan akhir sekitar tahun 1997.

Dijelaskan Ricki, penerapan vintage livery ini adalah sebagai upaya untuk melestarikan jejak sejarah lokomotif yang ada di Indonesia.

“Livery albino ini merupakan livery yang cukup unik dan langka, karena memang hanya lokomotif CC2019206 ini yang pernah mengenakannya sepanjang sejarah perkeretaapian Indonesia di era kontemporer," katanya.

VP Divre I Sumut, Mohammad Arie Fathurrochman mengatakan, lokomotif CC2019206 merupakan lokomotif vintage livery ke-3 di wilayah Divre I Sumut.

Sebelumnya, telah ada lokomotif BB3027001 dan BB3027006 yang beroperasi terbatas untuk jarak pendek yang telah terlebih dahulu menggunakan vintage livery sejak April 2022 silam.

Dalam skala nasional, lokomotif CC2019206 adalah lokomotif vintage livery ke-15 sejak vintage livery diterapkan mulai Februari 2021 lalu.

Vintage livery juga diterapkan pada 2 lokomotif di Sumatra Barat, 4 lokomotif di Sumatra bagian selatan, dan 7 lokomotif di Pulau Jawa.

Dengan kehadiran lokomotif CC2019206 vintage livery ini, diharapkan lokomotif ini dapat menjadi sarana edukasi sejarah perkeretaapian khususnya di wilayah Sumut.

“Serta membawa dampak positif bagi pengguna jasa kereta api, mengingat livery yang digunakan ini merupakan livery yang memiliki sejarah khusus pada lokomotif ini,” pungkasnya.

(RZD/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi