Batak Marbisuk: Kami ingin Menunjukkan Militansi Orang Batak Dukung HIRO (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Batak Marbisuk For HIRO menggelar Borhat-borhat Parhobas atau mengupah-upa Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan nomor urut 3, Hidayatullah-Yasyir Ridho Loebis (HIRO), Sabtu (16/11) di Rey Caffe, Jalan Tuamang, Medan.
Ketua Panitia Borhat-borhat Parhobas Batak Marbisuk For HIRO, Suwandi Purba menjelaskan kegiatan tersebut dilaksanakan karena mengingat tingginya antusiasme masyarakat Batak terhadap Pasangan HIRO.
"Kita merasa ini berkat dari Tuhan. Hari ini ada 100 orang peserta yang hadir, ini kita batasi karena mengingat lokasi. Jadi ini kami menyampaikan dan memberangkatkan Pasangan HIRO dengan doa kami, kiranya Tuhan memberkati," kata Suwandi.
Suwandi menjelaskan, kegiatan tersebut dihadiri beberapa tokoh gereja, kemudian perwakilan Persatuan Wanita Kristen Indonesia (PWKI), Flora Nainggolan. Kemudian kata Suwandi, hadir juga Hotman Sinaga, Horas Sitompul, Junta Sihotang dan Effendy Manullang.
"Ini kegiatan Batak Marbisuk yang kedua di gelar. Nanti Mangupa-upa selanjutnya akan dilakukan di Medan Selatan, di daerah Padang Bulan dan ketiga di Belawan. Ini dari suku batak, kami ingin menunjukkan militansi orang Batak untuk memenangkan Pasangan HIRO," ujar Suwandi.
Kepada orang Batak yang hadir, Suwandi meminta agak setelah kegiatan itu berakhir untuk setiap individu mencari 10 orang yang akan memenangkan pasangan HIRO. Jika masing-masing mendapatkan 10 orang, maka akan ada 1000 suara.
"Selanjutnya dari 1000 ini, setiap orang mencari 10 orang. Hasilnya akan 10 ribu. Inilah simpul suara Batak. Begitu juga nanti dari yang di Medan Selatan dan Medan Utara," kata Suwandi.
Kepada Pasangan HIRO, Suwandi berpesan untuk tetap menjaga kesehatan dan selalu bersemangat. Meskipun, banyak mendapatkan hambatan dan rintangan selama masa kampanye.
"Kami batak ada yang Kristiani dan Katholik kami berdoa kepada Tuhan, HIRO akan menang dan membawa kebaikan pada masyarakat kota Medan.
Ketua Batak Marbisuk For HIRO, Prof Togu Harlen Lumbanraja mengatakan kepada orang asli Batak yang hadir untuk memakai logika dalam memilih pasangan calon kepala daerah. Kepada orang Batak, Prof Togu mengatakan agar memilih pemimpin yang memiliki pendidikan, pengalaman dan perilaku yang baik.
"Ada 3 pasang saat ini, mari kita berlogika untuk menentukan. Kami sudah berpikir di awal, setelah dianalisa siapa yang pas, maka pilihan itu jatuh ke nomor 3 Pasangan HIRO. Ini bukan subjektif, tapi objektif, harus kita sadari Pak Hidayatullah punya pengalaman yang banyak dan dimulai dari bawah seperti DPRD Deliserdang, DPRD Provinsi Sumut dan DPR-RI, itu perjalanan politik yang luar biasa," kata Prof Togu.
Selain itu, Calon Wakil Wali Kota Medan nomor urut 3, Yasyir Ridho Loebis juga dianggapnya memiliki rekam jejak yang baik. Selain menjadi anggota DPRD Sumut, Yasyir Ridho juga 2 kali memimpin KNPI Sumut.
"Wakilnya juga 2 kali anggota DPRD Provinsi Sumut. Kedua pemimpin kita ini punya pengalaman, pendidikan, dan perilaku yang baik. Kalau tak punya perilaku yang baik, nggak mungkin sampai seperti ini dan itu ada pada paslon ketiga, yaitu HIRO," jelasnya.
Prof Togu mengatakan jika tanggal 27 November mendatang masyarakat dihadapkan untuk memilih calon kepala daerah, bukan memilih partai politik.
"Orang Batak, kita ini milih pemimpin, bukan milih partai. Partai hanya sampan, karena untuk mencalonkan wajib menggunakan partai. Jadi kita jangan salah pilih, warga Batak, adalah orang yang suka berdemokrasi. Tapi harus logika yg digunakan, kita dukung HIRO objektif, karena pengalaman," ucapnya.
Kemudian, Prof Togu juga menjelaskan alasan lain Batak Marbisuk mendukung Pasangan HIRO. Prof Togu menjelaskan, Hidayatullah sudah bertahun-tahun hidup dengan wanita Batak boru Siallagan.
"Kemudian dari mana masuknya, dari batak. Pak Hidayatullah puluhan tahun hidup sama boru batak, Hidayatullah sudah jadi keluarga batak. Yasyir orang batak, istrinya boru batak. Pak Hidayatullah, ada istilahnya Parna itu terdiri dari Sitanggang, Siallagan, Saragih. Jadi orang Batak yang jumlahnya 20 persen di Kota Medan, jangan ragu untuk memenangkan HIRO, coblos nomor 3," jelasnya.
Menanggapi itu, Calon Wali Kota Medan, Hidayatullah mengaku senang dan bahagia mendapatkan dukungan dari masyarakat Batak. Ia ingin, kebersamaan Pasangan HIRO dengan masyarakat Batak tidak hanya sampai pada tanggal 27 November mendatang.
"Hari ini kebersamaan itu kita perluas dengan cita-cita memberikan yang terbaik untuk Medan. Kebersamaan ini bukan hanya untuk memenangkan HIRO, kecil kali manfaatnya kalau untuk itu saja, tapi ini untuk membangun Medan. Kita lanjutkan kebersamaan membangun Medan," katanya.
Hidayatullah menjelaskan, Medan merupakan kota yang beragam suku dan agama. Dibutuhkan kebersamaan intuk membangunnya dengan menghilangkan rasa kecurigaan sesama masyarakat.
"Persoalan yang tertinggal dan belum selesai di Medan adalah kemiskinan. Ini musuh kita bersama, bicara kemiskinan semua suku ada yang miskin. Dengan kebersamaan ini untuk menyelesaikan kemiskinan itu. Kalau yang kaya udah, ngga ada usah diganggu. Kaya dan dengan kekayaannya, yang miskin menderita kita angkat untuk yang lebih baik," katanya.
Untuk itu, Hidayatullah menjelaskan bahwa pasangan HIRO telah menyusun program yang baik untuk mengentaskan kemiskinan di Kota Medan. Ia berharap, masyarakat Batak mau mendukung program tersebut hingga terciptanya Kota Medan yang berdaya sehingga masyarakatnya berjaya.
Calon Wakil Wali Kota Medan, Yasyir Ridho Loebis menambahkan, dukungan yang diberikan Batak Marbisuk sangat luar biasa. Yasyir Ridho memastikan, pasangan HIRO akan membagikan kebahagiaan tanpa bersikap diskriminatif kepada suku dan agama di Medan.
"Pembangunan di Kota Medan kedepan untuk kita semua. Bukan milik satu kelompok dan golongan. Semuanya menginginkan kebahagiaan, kita ingin membagikan kebahagiaan. Kita akan hapuskan kemiskinan melalui program pendidikan," kata Yasyir Ridho.
Untuk mengentaskan kemiskinan, Yasyir Ridho bertekad jika pemerintah kedepan akan melakukan intervensi. Sehingga, terjadi pemerataan ekonomi dan terhapusnya lingkaran kemiskinan yang telah terstruktur.
"Sehingga tidak terjadi kemiskinan struktural. Opung kita boleh miskin kita jangan. Kami memastikan setiap keluarga memiliki minimal 1 sarjana. Kita harus memberikan kesuksesan kepada anak-anak di Medan. Tangan negara harus mengintervensi agar kebahagiaan bisa diterima semua orang," tutupnya.
(REL/RZD)