The 9th Asian Primate Symposium (APS) 2024

Era Antroposen, Masyarakat Harus Tingkatkan Kesadaran

Era Antroposen, Masyarakat Harus Tingkatkan Kesadaran
Era Antroposen, Masyarakat Harus Tingkatkan Kesadaran (Analisadaily/Yogi Yuwasta)

Analisadaily.com, Medan - Saat ini kita mengalami masa antroposen, di mana perkembangan masyarakat dan lainnya sudah pada level genting dan kemungkinan akan mengalami banyak kepunahan spesies termasuk primata. Untuk itu, harus benar-benar kita jaga dan peningkatan kesadaran itu harus dibangun dan ditangani bersama.

"Kita harus berkolaborasi bersama dalam upaya penyelamatan. Tidak lagi berjalan sendiri-sendiri, semua harus bekerjasama dan membuka diri termasuk perusahaan demi penyelamatan dan konservasi," jelas Kepala Research Center for Climate Change (RCCC) Universitas Indonesia, Prof Jana Supriyatna, yang diwawancarai usai memaparkan pendapatnya di acara The 9th Asian Primate Symposium (APS) 2024, Minggu (24/11) di Digital Learning Center USU.

Isu perubahan iklim harusnya menjadi kesempatan Indonesia dalam menyelamatkan primata dan ekosistem. Sebab, primata sebagai hewan arboreal menjadi indikator sehat tidaknya hutan kita.

"Kalau hutannya hilang otomatis primata tidak bisa hidup. Primata sebagai indikator sehat tidaknya hutan," ungkapnya.

Wakil Rektor III, USU, Prof, Dr, Anjelisa Zaitun Hasibuan mengatakan, simposium ini merupakan salah satu komitmen USU untuk mengambil peran dalam isu perubahan iklim. Perubahan iklim kata Prof Poppy, akan berdampak terhadap habitat orang utan atau primata lainnya.

"Dalam hal ini USU harus punya peran untuk bekerjasama dengan pemerintah dan komunitas untuk pelestarian orangutan. Sebaiknya ada Pusat kajian khusus orang utan ke depannya mungkin kita akan mengarah kesana. Dan ini menjadi salah satu program kerja Rektor," jelasnya.

Ketua Panitia Asian Primate Symposium (APS) 2024, Panut Hadisiswoyo mengatakan, simposium hasil kolaborasi bersama antara USU, OIC, YEL, Kiara dan Forina ini mengangkat isu konservasi primata di region Asia dan bagaimana berkolaborasi untuk mendorong peneliti muda dan praktisi konservasi untuk ikut berkontribusi memajukan upaya konservasi primata.

Karena ini penting bagian dari ekosistem dan ekosistem merupakan komponen penting bagi kehidupan manusia maka selayaknya kita harus bisa hidup berdampingan secara harmonis dengan primata.

"Simposium ini mengakomodir platform untuk semua berkolaborasi seperti akademisi, praktisi peneliti, NGO memberikan masukan penting mengenai perkembangan primata dari berbagai aspek atau solusi yang bisa dikembangkan menjadi solusi praktis bagi menyelamatkan primata," jelasnya.

Khususnya untuk orangutan, upaya konservasi terus berjalan. Banyak upaya dan dukungan dari pemerintah dan para pihak. Karena semakin tingginya ancaman juga akan semakin tinggi rasa empati untuk mencegah kepunahan.

Tinggal bagaimana menyinkronkan antara pembangunan dengan konservasi orangutan dan mencari solusi tepat agar pembangunan tidak berdampak negatif terhadap konservasi orangutan.

“Secara umum ancaman yang terjadi terhadap Orangutan akan menjadi pembahasan. Simposium ini juga mengakomodir semua pihak yang ingin menyampaikan hasil penelitiannya dan solusi penyelamatan primata. Membuka semua pihak untuk bergabung," pungkasnya.

(YY/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi