Pengkotbah Pdt. Jaharianson Saragih, Ph.D menyampaikan khotbahnya dalam Perayaan Natal Oikumene Universitas Sumatera Utara (USU) di Auditorium USU, Sabtu (7/12) (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Pada Natal Oikumene 2024 yang digelar Universitas Sumatera Utara di Auditorium USU, Sabtu (7/12) malam, umat diajak untuk mempersembahkan yang terbaik dalam hidup. Natal bukan sekadar perayaan, bukan sekadar bercerita tentang aksesoris, tapi Natal adalah soal lawatan Tuhan. Ketika Natal hanya dianggap sekadar perayaan, umat akan jatuh ke suasana tebar pesona.
Pengkotbah Pdt. Jaharianson Saragih, Ph.D, mengatakan Natal merupakan lawatan Tuhan sekaligus pertemuan dengan Tuhan. Respon dari lawatan dan pertemuan ini adalah mempersembahkan yang terbaik dalam hidup.
“Dari tema Natal ini, umat diajak untuk mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah dalam kehidupan kita. Ini merupakan bentuk ibadah kita yang sejati,” kata Jaharianson di hadapan ribuan civitas akademika USU dan undangan pada Natal Oikumene bertema “Persembahan Hidup Bagi Tuhan (Roma 12:1)”.
Jaharianson mengingatkan umat Natal bukan sekadar perayaan, bukan sekadar bercerita tentang aksesoris, tapi Natal adalah soal lawatan Tuhan. Ketika Natal hanya dianggap sekadar perayaan, umat akan jatuh ke suasana tebar pesona.
“Jika ini terjadi, maka pernak-pernik perayaan akan dianggap sebagai hal utama dalam Natal, bukan ke intinya, yakni lawatannya. Karena itu, mari maknai Natal sebagai lawatan Tuhan dengan memberikan hal-hal yang terbaik dalam hidup,” ujarnya.
Harapan yang sama juga disampaikan Rektor USU, Prof. Muryanto Amin. Dia memberikan pesan moral yang penting bahwa kita sebagai manusia mempunyai banyak manfaat untuk bisa berbuat baik kepada siapa pun, tidak hanya kepada satu agama tetapi kepada semua umat manusia yang diciptakan Tuhan.
“Lingkungan yang ada di sekitar kita bisa membawa banyak manfaat bagi keberlangsungan hidup kita sebagai manusia dan kita sebagai masyarakat. Kita juga memberikan makna bagi keluarga kita semua,” ujarnya.
Muryanto menambahkan, jika ditarik ke USU, maka tema Natal Oikumene ini berkaitan dengan kerja-kerja sosial yang dilakukan civitas akademika dalam hal pendidikan. Misalnya pada bidang pendidikan. Dalam ajaran agama apa pun, pendidikan menjadi pondasi untuk mensejahterakan umat. Karena itu semua civitas akademika USU harus bekerja secara ikhlas untuk memajukan pendidikan kita.
“Tema Natal Oikumene ini menjadi bagian penting dalam diri kita untuk melaksanakan tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan maksimal,” katanya.
Ketua Panitia Natal Oikumene USU 2024, Prof. Elisabeth Siahaan mengatakan, pada perayaan Natal Oikumene tahun ini, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) ditunjuk oleh Panitia Hari Besar Kristen (PHBK) USU menjadi panitia.
Dia berharap agar perayaan Natal ini dapat menjadi berkat dan memotivasi semua umat untuk terus menjadi terang dan garam dunia. “Selamat menjelang Natal dan Tuhan Yesus memberkati kita semua,” katanya.
Elisabeth mengucapkan terima kasih atas dukungan semua pihak dalam kesuksesan Natal ini mulai dari Keluarga Besar USU, panitia, donator, dan lembaga pemerintah dan swasta.
“Kiranya setiap kebaikan dan kemurahan dapat menjadi berkat yang melimpah bagi semua pihak yang telah berkontribusi,” katanya.
Perayaan Natal Oikumene ini diisi dengan pra ibadah, kebaktian dan hiburan. Sebelum perayaan Natal, panitia juga telah melakukan bakti sosial di enam panti asuhan di Kota Medan pada hari Minggu (1/12).
Enam panti asuhan yakni: Panti Asuhan Benih Kasih, Panti Asuhan Anak Gembira, Panti Asuhan Rapia, Panti Asuhan Idaman Kasih Abadi, Panti Asuhan Sinar Damai Sejahtera, dan Panti Asuhan Gratia Children. Selain itu, bakti sosil juga dilakukan kepada mahasiswa dan tenaga kependidikan USU.
(CSP)