Festival Uttarayan di Gujarat: Kesenangan yang Menghidupi Ribuan Orang (REUTERS/Amit Dave)
Analisadaily.com, India - Setiap Januari, ribuan pekerja di negara bagian Gujarat, India, memulai aktivitas padat mereka dalam memproduksi layang-layang untuk merayakan festival panen besar bernama Uttarayan. Festival Hindu ini menandai berakhirnya musim dingin dengan tradisi menerbangkan layang-layang yang diikat menggunakan benang berlapis kaca atau plastik.
Menurut data pemerintah, lebih dari 130.000 orang di Gujarat terlibat dalam pembuatan layang-layang, banyak di antaranya bekerja dari rumah. Layang-layang yang dihasilkan dijual dengan harga mulai dari lima rupee (setara dengan 6 sen AS).
Gujarat menjadi pusat industri layang-layang di India dengan nilai pasar mencapai 6,50 miliar rupee (sekitar $76,58 juta). Wilayah ini memproduksi sekitar 65% dari total layang-layang yang dibuat di India.
Selama dua hari festival, warga menyewa atap dan teras untuk berkumpul dan menerbangkan layang-layang warna-warni yang saling bersilangan di langit. Meskipun masa puncak penerbangan layang-layang hanya berlangsung 2-3 hari pada bulan Januari, industri ini tetap beroperasi sepanjang tahun dan menjadi sumber penghidupan utama bagi banyak penduduk lokal.
Di balik kemeriahan Uttarayan, tradisi ini juga menimbulkan berbagai dampak negatif, terutama terhadap lingkungan dan keselamatan. Layang-layang dengan benang plastik sering kali menyebabkan luka serius pada burung dan bahkan kematian. Setiap tahun, ribuan burung terluka atau mati akibat benang layang-layang yang tajam selama festival berlangsung.
Selain itu, insiden kecelakaan juga sering terjadi. Pada perayaan Uttarayan tahun ini, setidaknya 18 orang dilaporkan meninggal dunia di Gujarat akibat cedera yang berkaitan dengan layang-layang, seperti terluka oleh benang atau tersengat listrik saat mencoba mengambil layang-layang dari tiang listrik.
Festival layang-layang Uttarayan di Gujarat bukan hanya sekadar perayaan tradisional, tetapi juga menjadi penggerak ekonomi lokal yang penting. Namun, dampak negatifnya terhadap lingkungan dan keselamatan manusia perlu mendapat perhatian serius. Upaya untuk menggunakan bahan ramah lingkungan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dapat menjadi langkah awal untuk menjaga tradisi ini tetap berlanjut tanpa mengorbankan keberlanjutan dan keselamatan. (DEL)