Balanced Scorecard. (Analisadaily/Istimewa)
Oleh: Robert Sanjaya Sembiring, S.E., dan Johan Manurung, S.Ds.
DALAM dunia bisnis yang semakin kompetitif, kita sering mendengar prinsip sederhana yang mengatakan, "
if you measure it, you can manage it" artinya "jika Anda mengukurnya, Anda dapat mengelolanya". Prinsip ini memiliki makna yang dalam, terutama saat kita membicarakan bagaimana memenangkan persaingan global yang semakin ketat. Untuk itu, perusahaan harus memiliki indikator yang jelas dalam mengukur kinerja sehingga menunjukkan kinerja yang terus berkembang setiap tahunnya. Dengan pengukuran yang sistematis, perusahaan bisa mengetahui langkah-langkah yang perlu diambil untuk memperbaiki dan mengoptimalkan bisnis mereka.
Dengan terjadinya revolusi informasi dan kemajuan teknologi pada dekade terakhir abad 21 ini, perusahaan tidak dapat memperoleh keunggulan bersaing hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan cepat atau mengelola aktiva dan kewajiban finansialnya dengan sangat baik. Perusahaan harus terus berusaha untuk merumuskan dan menyempurnakan strategi-strategi bisnis mereka dalam rangka memenangkan persaingan
(the winning strategy).
Manajemen kinerja yang efektif menjadi sangat penting, dan hal ini erat kaitannya dengan strategi dan tujuan perusahaan yang berkembang dari visi dan misinya. Namun, apakah seluruh anggota perusahaan memiliki pemahaman yang sama tentang visi dan misi perusahaan? Bagaimana agar setiap individu bisa bekerja dengan baik di bagian mereka dan pada akhirnya organisasi tetap bisa meraih tujuan bersama? Salah satu jawabannya adalah dengan menerapkan
Balanced Scorecard (BSC), sebuah alat mengukur kinerja yang terbukti efektif.
Balanced Scorecard adalah sebuah proses yang digunakan untuk mengukur dan memonitor kinerja organisasi dengan pendekatan yang seimbang dan menyeluruh dengan melihat dari sisi jangka panjang dan jangka pendek, dari sisi finansial dan nonfinansial serta dari sisi internal dan eksternal perusahaan. Dengan menggunakan BSC, visi dan strategi perusahaan bisa diterjemahkan menjadi tindakan nyata yang dapat diukur, memberikan gambaran menyeluruh tentang kinerja organisasi.
BSC membagi visi perusahaan menjadi empat perspektif utama yang saling terhubung. Pertama, perspektif Financial Performance yang mengukur pendapatan, laba, dan pengembalian investasi perusahaan. Performa finansial suatu organisasi merupakan hal yang penting bagi kesuksesan organisasi baik yang sifatnya profit maupun non-profit ditengah persaingan yang sedemikian ketat. Untuk memenangkan persaingan tersebut dalam menjalankan strateginya suatu perusahaan membutuhkan suatu pengukuran kinerja untuk menilai berhasil atau tidaknya strategi yang ditetapkan. Hal ini diperlukan karena pengukuran kinerja merupakan komponen inti dari sistem pengendalian manajemen. Selama ini yang umum diukur adalah kinerja keuangan, seperti Return On Investmen (ROI), Return On Equity (ROE), Profit Margin dan yang terbaru adalah Economic Value Added (EVA). Selain itu, mengingat keterbatasan laporan keuangan di era informasi ini, yang cenderung hanya mengukur keuntungan jangka pendek perusahaan serta tidak mampu mengukur harta-harta tidak berwujud dan harta-harta intelektual perusahaan, maka diperlukan suatu pengukuran kinerja baru yang mampu menyediakan kebutuhan informasi yang berguna untuk pencapaian tujuan jangka panjang perusahaan agar bisa bersaing secara global.
Kedua, perspektif Customer Satisfaction yang menilai bagaimana pengalaman dan kepuasan pelanggan terhadap produk atau layanan yang diberikan perusahaan. . Perspektif pelanggan mendefinisikan pelanggan dan segmen pasar di mana unit usaha akan bersaing. Kualitas pelayanan sangat ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam mendengarkan suara pelanggan. Artinya kemampuan serta kepekaan perusahaan dalam menangkap apa yang menjadi harapan (expectation) pelanggan sangat menentukan baik buruknya pelayanan yang diberikan. Suara-suara pelanggan itu ditindaklanjuti dengan suatu proses memperbaiki pelayanan yang berkelanjutan sehingga menciptakan keunggulan kompetitif untuk bersaing.
Ketiga, Internal Business Process yang berfokus pada evaluasi efisiensi dan inovasi dalam proses operasional perusahaan. Proses bisnis internal difokuskan untuk memberikan pengaruh pada tingkat kepuasan pelanggan dan memperbesar tingkat pencapaian sasaran keuangan. Pelanggan akan setia pada perusahaan apabila perusahaan sanggup memenuhi permintaan pelanggan tepat pada waktunya.
Terakhir, perspektif Learning and Growth merupakan kapabilitas yang diperlukan induk organisasi untuk menciptakan pertumbuhan jangka panjang dan perbaikan. Dalam pendekatan Balanced Scorecard, penekanannya adalah pada perbaikan yang berkesinambungan (continuous improvement). Perspektif ini dilakukan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk beradaptasi, belajar, dan berkembang, dengan fokus pada keterampilan karyawan dan budaya inovasi. Sehingga perusahaan bisa terus dinamis dan mampu bersaing di dunia global. Perusahaan tampaknya tidak akan mampu mencapai sasaran pelanggan dan proses internal jangka panjang hanya dengan menggunakan teknologi dan kapabilitas yang dimiliki perusahaan saat ini. Demikian juga persaingan global yang sangat sengit menuntut agar perusahaan secara terus menerus meningkatkan kapabilits penyerahan nilai tambah kepada para pelanggan dan pemegang saham. Tiga sumber utama pembelajaran dan pertumbuhan perusahaan datang dari manusia, sistem, dan prosedur perusahaan. Perusahaan perlu melakukan investasi dalam bentuk pelatihan karyawan, meningkatkan tehnologi dan sistem informasi, serta menyelaraskan berbagai prosedur dan kegiatan sehari – hari bagi perusahaan.
Keempat perspektif ini saling mendukung satu sama lain. Misalnya, pencapaian dalam perspektif Learning and Growth akan mendorong peningkatan dalam proses internal perusahaan, yang kemudian meningkatkan kepuasan pelanggan atas pelayanan internal perusahaan, sehingga konsumen menjadi loyal dan akhirnya berdampak pada kinerja finansial perusahaan. Dengan mengintegrasikan keempat perspektif ini, BSC memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang kinerja organisasi, membantu manajemen untuk mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki, sehingga bisa berdaya saing dan kompetitif di bisnis global saat ini.
BSC terdiri dari empat komponen penting: tujuan, pengukuran, sasaran, dan inisiatif. Tujuan merujuk pada hasil yang ingin dicapai dalam setiap perspektif. Pengukuran adalah indikator yang digunakan untuk memantau kemajuan terhadap tujuan tersebut. Sasaran menetapkan angka atau nilai yang ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu, sementara inisiatif adalah langkah-langkah atau proyek strategis yang dirancang untuk mencapai sasaran tersebut. Keempat komponen ini bekerja secara sinergis untuk merumuskan dan mengimplementasikan strategi organisasi, serta mengukur hasilnya.
BSC juga memberikan banyak manfaat bagi perusahaan. Salah satunya adalah memberi visibilitas yang lebih luas terhadap kinerja, tidak hanya dari sisi finansial, tetapi juga meliputi kepuasan pelanggan, kualitas proses internal, dan potensi pertumbuhan jangka Panjang untuk menciptakn kualitas kerja yang baik dan kompetitif sehingga bisa bersaing pada persaingan global. BSC membantu perusahaan menghubungkan tujuan jangka panjang dengan kegiatan operasional sehari-hari. Ini memastikan bahwa setiap tindakan yang diambil dalam operasional perusahaan selalu mendukung visi dan misi yang lebih besar. Selain itu, BSC juga memfasilitasi komunikasi dan koordinasi antar bagian dalam perusahaan, sehingga seluruh organisasi bergerak ke arah yang sama dengan tujuan yang jelas. Lebih dari itu, BSC memungkinkan pemantauan kinerja secara real-time, memberi kesempatan bagi perusahaan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan yang terjadi.
Selain itu, BSC mempermudah perencanaan strategi yang lebih baik. Tanpa alat seperti BSC, banyak perusahaan kesulitan untuk menyusun strategi yang terarah dan terukur. BSC memastikan bahwa setiap rencana yang dibuat selalu selaras dengan tujuan besar perusahaan. Ini juga memastikan bahwa komunikasi di seluruh perusahaan berjalan lancar, baik antar karyawan maupun dengan pihak eksternal seperti pelanggan dan pemangku kepentingan. Dengan adanya BSC, proyek dan inisiatif yang dilakukan lebih fokus pada pencapaian tujuan perusahaan, dan setiap langkah yang diambil membawa perusahaan lebih dekat pada tujuan besar mereka.
Melalui peta strategi yang menghubungkan tujuan-tujuan di berbagai perspektif, BSC membantu perusahaan memahami hubungan sebab-akibat antara inisiatif yang dilakukan dan hasil yang dicapai. Contohnya, peningkatan pelatihan karyawan dapat berdampak pada kualitas produk, yang pada akhirnya meningkatkan kepuasan pelanggan dan pendapatan perusahaan. Selain itu, BSC juga mendukung adaptasi terhadap perubahan pasar dengan memungkinkan identifikasi celah kinerja dan penyesuaian strategi secara cepat berdasarkan data real-time. Tidak hanya itu, kerangka ini mendorong komunikasi dan kolaborasi lintas departemen, sehingga menciptakan budaya kerja yang lebih terarah dan transparan. Dengan pendekatan yang terukur dan fokus pada keberlanjutan, Balanced Scorecard menjadi alat yang relevan bagi perusahaan untuk memenangkan persaingan di pasar global yang dinamis.
Contoh sukses dari penerapan BSC adalah Apple. Perusahaan ini berhasil memanfaatkan BSC untuk mendukung inovasi dan kesuksesan finansial mereka. Dalam perspektif keuangan, Apple fokus pada margin laba yang tinggi dan pertumbuhan pendapatan yang stabil. Dalam perspektif pelanggan, mereka menjaga kepuasan dan loyalitas pelanggan melalui pengalaman pengguna yang luar biasa. Di sisi internal, Apple terus berinovasi dalam produk dan proses manufaktur, sementara dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, mereka mengembangkan keterampilan karyawan dan budaya inovasi yang mendukung kreativitas dan ide-ide baru.
Di dunia bisnis yang penuh dengan tantangan, perusahaan harus memiliki cara yang efektif untuk mengukur dan meningkatkan kinerja mereka. Dengan mengintegrasikan aspek keuangan dan non-keuangan, serta memastikan tujuan jangka panjang tercapai melalui kegiatan operasional yang tepat, BSC menjadi alat yang sangat efektif. Implementasi BSC yang baik dapat membantu perusahaan meraih keunggulan kompetitif dan mencapai tujuan strategis secara lebih efisien serta mampu bersaing di persaingan global. Dengan menggunakan BSC, perusahaan tidak hanya akan mencapai tujuan finansial, tetapi juga akan memastikan keberlanjutan dan kesuksesan jangka panjang.
Penulis adalah Mahasiswa Magister Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dengan Dosen Pengampu Prof. Dr. Elisabet Siahaan S.E, M.Ec.
(BR)