Konflik dan Bencana Masih Terjadi, Natal Jadi Momentum Kontemplasi dan Empati

Konflik dan Bencana Masih Terjadi, Natal Jadi Momentum Kontemplasi dan Empati
Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Pdt. Jacklevyn F. Manuputty, saat menjadi pembicara di Seminar Natal Nasional 2024 di Auditorium HM Rasyid, Kementerian Agama, Kamis (19/12/2024). (PGI.OR.ID)

Analisadaily.com, Jakarta - Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), Pendeta Jacklevyn Fritz Manuputty, berpesan agar umat Kristen dalam merayakan Natal 2024 tidak berlebihan, mengingat masih adanya konflik peperangan di negara lain dan sejumlah bencana yang terjadi di Indonesia.

"Kami berharap pelaksanaan ibadah-ibadah Natal tahun ini tidak dilakukan secara meriah yang berlebihan. Masih ada konflik, peperangan, bencana terjadi di berbagai belahan dunia yang membutuhkan kontemplatif dan empati yang sangat dalam. Ibadah dan perayaan Natal kita diajak untuk merefleksikan nilai-nilai dan martabat kemanusiaan dan lingkungan dalam kaitan dengan proses-proses dehumanisasi atau kehancuran kemanusiaan akibat perang, akibat konflik, bencana yang terjadi di sekitar kita," kata Pendeta Jacky Manuputty saat dihubungi di Jakarta, Senin (23/12).

Dia berharap perayaan Natal tahun ini berjalan dengan damai dan sukacita.

"Semoga Natal di tahun ini berlangsung dengan tenang, damai. Umat Kristen dapat merayakan Natal dan menyelenggarakan ibadah Natal dengan damai dan sukacita," kata Jacky dilansir dari Antara.

Ia mengatakan bahwa dalam perayaan Natal 2024 ini seluruh umat Kristen diajak untuk merefleksikan nilai-nilai dan martabat kemanusiaan serta lebih peka terhadap lingkungan.

"Jadi betul-betul ibadah Natal yang merupakan kontemplasi ke-Kristenan bagi panggilannya. Panggilan solidaritas di lingkungan sendiri dan sesama," kata Jacky.

Pihaknya juga meminta umat Kristen untuk selalu menjaga kerukunan dan menghargai keberagaman.

Terkait dengan kerukunan, Jacky menambahkan makna Natal sejatinya adalah solidaritas Allah kepada manusia, solidaritas yang lintas batas agama, lintas batas etnis, dan perbedaan lainnya.

(ANT/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi