Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Republik Indonesia, Zulkifli Hasan dalam kunjungan kerjanya ke Pabrik Gula Kwala Madu, Langkat, Sumatera Utara, Selasa (21/1) (Analisadaily/Jafar Wijaya)
Analisadaily.com, Langkat - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Republik Indonesia, Zulkifli Hasan dalam kunjungan kerjanya ke Pabrik Gula Kwala Madu, Langkat, Sumatera Utara, Selasa (21/1) mendesak peningkatan produksi gula di wilayah tersebut.
Menurutnya, produktivitas tebu di Sumatera Utara masih jauh di bawah daerah lain seperti Malang dan Lumajang.
"Tanaman tebu di sini ibaratnya seperti stunting," ujar Menko Pangan.
Dalam kunjungan tersebut, Zulkifli Hasan mengungkapkan keprihatinannya terhadap rendahnya kontribusi PTPN dalam memasok kebutuhan gula di wilayah tersebut.
"Saya menargetkan dalam kurun waktu 1 hingga 2 tahun ke depan, produksi gula di Sumatera Utara dapat meningkat hingga 100%," ungkapnya.
Menurut Menko Zulkifli, saat ini PTPN hanya mampu menyuplai 20 persen dari total kebutuhan gula Sumatera Utara yang mencapai 150 ribu ton per tahun. Ia menekankan bahwa, PTPN seharusnya mampu menyuplai antara 75 ribu hingga 100 ribu ton.
"Namun saat ini harga gula di Sumatera Utara masih lebih tinggi dibanding Jawa dan Bali, yaitu Rp 19 ribu per kilogram, sedangkan di Jawa dan Bali hanya Rp 18 ribu," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Zulkifli Hasan juga menyoroti produktivitas tanaman tebu di Sumatera Utara yang lebih rendah dibandingkan dengan daerah lain seperti Malang dan Lumajang.
Ia mengibaratkan kondisi tanaman tebu di Sumut sebagai 'stunting' dan mengharapkan adanya perbaikan dalam hal pemilihan bibit, sehingga dalam jangka waktu 1-2 tahun ke depan produksi tebu dapat meningkat hingga 100 persen, mencapai target 60 ribu ton pada tahun 2027. Ia mendorong kolaborasi antara PTPN dan masyarakat lokal untuk memanfaatkan lahan yang ada untuk menanam tebu.
"Hasilnya akan menguntungkan semua pihak, karena gula merupakan komoditas yang sangat menguntungkan dibandingkan sawit, padi, atau jagung," ungkap Zulkifli.
Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara, Mahmudi yang turut hadir dalam kunjungan tersebut, menjelaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk mendukung program swasembada gula nasional. Ia menargetkan peningkatan produktivitas tebu dari 70 ton per hektare menjadi 85 ton per hektare dalam tiga tahun mendatang.
"Kami berharap kontribusi kami terhadap kebutuhan gula di Sumatera Utara dapat meningkat dari 20 persen menjadi 50 hingga 60 persen dalam waktu dekat," terangnya.
Saat ini, PT Sinergi Gula Nusantara mengelola lahan seluas 6.200 hektare dan berencana untuk memperluas area tanam menjadi 9.000 hektare pada tahun 2027. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan disparitas harga gula antara Sumatera Utara dan wilayah lainnya dapat diminimalisir, serta memenuhi kebutuhan gula masyarakat dengan lebih baik.
Kunjungan kerja ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memastikan ketersediaan pangan yang cukup dan terjangkau bagi masyarakat, khususnya komoditas gula yang sangat dibutuhkan.
(JW/RZD)