Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio. (ANTARA/Anadolu/py)
Analisadaily.com, Istanbul - Pemerintahan Donald Trump memberi waktu kepada negara-negara Arab mengajukan usulan yang layak untuk Gaza pascaperang, tetapi untuk saat ini, satu-satunya rencana adalah rencana Trump.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio, menekankan bahwa meskipun gencatan senjata tampaknya berhasil, isu utamanya tetap ada.
"Pada titik tertentu, Anda harus mencari tahu, oke, apa yang terjadi dengan Gaza?," kata Rubio saat berbicara di The Clay Travis and Buck Sexton Show, Kamis (13/2).
Menurut pernyataan resmi yang dirilis oleh Departemen Luar Negeri AS, dia mengkritik negara-negara Arab karena menyatakan dukungan untuk Palestina tetapi gagal mengambil tindakan.
"Tidak ada dari mereka yang ingin menerima warga Palestina, tidak ada dari mereka yang memiliki sejarah melakukan apa pun untuk Gaza dalam hal itu," kata Rubio dilansir dari Antara, Jumat (14/2).
Trump telah berulang kali menyerukan untuk merebut kendali atas Gaza dan memukimkan kembali warga Palestina ke negara-negara tetangga setelah perang genosida Israel untuk membangun apa yang disebutnya "Riviera Timur Tengah."
Usulan Trump itu mendapat kecaman luas dari Palestina, negara-negara Arab, dan banyak negara lain di seluruh dunia, termasuk Kanada, Prancis, Jerman dan Inggris.
Rubio juga mengonfirmasi bahwa para pemimpin regional akan bertemu di Arab Saudi dalam beberapa pekan mendatang untuk mengembangkan rencana alternatif.
Dia mengatakan AS akan mengevaluasi usulan mereka tetapi memperingatkan bahwa rencana apa pun "yang membiarkan Hamas di sana akan menjadi masalah karena Israel tidak akan menoleransinya."
Menlu AS mengesampingkan keterlibatan militer Amerika dalam mengusir Hamas dari Gaza, dengan menekankan: "Seseorang harus menghadapi orang-orang itu. Siapa orangnya? Bukan tentara Amerika."
Dia menambahkan bahwa jika pelaku regional gagal mengambil tindakan, "maka Israel harus melakukannya, dan kemudian kita akan kembali ke tempat kita berada."
Rubio mengonfirmasi perjalanannya yang akan datang ke Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Israel untuk membahas masalah tersebut, menyusul pembicaraan sebelumnya dengan Mesir dan Yordania.
"Semoga mereka punya rencana yang benar-benar bagus untuk disampaikan kepada presiden. Satu-satunya rencana (untuk Gaza) adalah rencana Trump," ucapnya.
(ANT/CSP)