Afif Abdillah Gelar Reses, Warga Mengeluh 'Dibola-bola' Rumah Sakit

Afif Abdillah Gelar Reses, Warga Mengeluh 'Dibola-bola' Rumah Sakit
Afif Abdillah Gelar Reses, Warga Mengeluh 'Dibola-bola' Rumah Sakit (Analisadaily/istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Dengan pilu hati dan berlinang airmata Kepala Lingkungan Kota Matsum I, Lingkungan 12, Kecamatan Medan Area Rita mengeluhkan pengalaman pahit yang dialami ibunya yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan sebagaimana mestinya dari beberapa rumah sakit di Medan. Bahkan, sempat "dibola-bola" oleh beberapa rumah sakit di Medan.

Dan, akhirnya sang ibu meregang nyawa di rumah sakit, tanpa mendapatkan pertolongan karena stroke hemoragik (pecah pembuluh darah di otak) dan sakit jantung yang diderita almarhumah ibunya. Kejadian ini berlangsung seminggu lalu.

"Kebetulan orangtua saya (ibu) mendapat berita kalau adiknya masuk ICU. Jadi ibu shock dan terserang stroke serta mengidap sakit jantung. Lalu ibu dibawa ke rumah sakit salah satu di Medan," jelas Rita dalam Reses II Masa Sidang II Tahun Sidang 2024-2025 anggota DPRD Medan Afif Abdillah SE yang dilaksanakan di Lapangan Barasokai di Jalan Rahmadsyah, Kecamatan Medan Area, Minggu (23/2).

Namun, setibanya di rumah sakit tersebut, dokter spesialis Saraf di rumah sakit tersebut menolak pasien BPJS. Sementara orangtuanya tercatat sebagai peserta BPJS. Kemudian orangtuanya dibantu salah seorang dokter dr Dina, merujuk ibunya ke rumah sakit lainnya.

Lalu dia menghubungi Ibu Murniati, dan dibilang bahwa rumah sakit tersebut sama kelas C. Di rumah sakit Malahayati tidak ada alat CT Scan dan dokter spesialis saraf tidak menerima pasien BPJS. "Sementara mereka minta ibu saya harus di CT Scan untuk otaknya," ujarnya.

Dari jam 13.00 WIB hingga jam 1 dinihari, lanjut Rita, orangtua saya dibiarkan di rumah sakit yang pertama. "Ternyata orangtua saya pecah pembuluh darahnya di otak. Semua rumah sakit dihubungi pihak Malahayati, namun tidak ada jawaban dengan alasan penuh. Bahkan dia minta tolong lurahnya," bebernya. Hanya RS Putri Hijau yang menerima ibunya. Namun ibunya keburu meninggal tanpa ada pertolongan.

Rita juga menyampaikan bahwa ia pernah membawa warganya yang menderita kanker lidah ke RSUD Pirngadi. Hanya bermodalkan Universal Health Coverage (UHC) warganya trsebut ditangani. Namun giliran orangtuanya justru tidak mendapat perawatan padahal peserta BPJS. "Tolonglah pak kami yang awam ini diperhatikan untuk mendapatkan pelayanan di rumah sakit. Jangan karena peserta BPJS tidak diperhatikan," pintanya bernada lirih.

Rita juga minta kepada Afif Abdillah yang juga Ketua Fraksi NasDem DPRD Medan itu cukup ia saja yang mengalami pengalaman pahit itu. Jangan sampai masyarakat lain juga mengalami hal serupa. "Saat sakit tidak dilayani," sebutnya.

Menyahuti keluhan itu, Afif Abdillah akan mencari bagaimana solusinya. "Saya akan melaporkan kedua rumah sakit yang dikeluhkan warga itu ke BPJS Kesehatan. Jika mereka tidak menerima pasien, dokter spesialis sarafnya juga tidak terima. Setahu saya, di rumah sakit itu ada dokter saraf yang kita rujuk ke sana, diterima. Kita akan cek dan akan saya sampaikan ke BPJS supaya hal ini tidak lagi menjadi masalah," tegas Afif yang duduk di Komisi II DPRD Medan itu. (mc)

(WITA)

Baca Juga

Rekomendasi