Miss Barbie Bantah Terima Uang Cash Ratusan Juta Seperti Yang Disebutkan Pelapor (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Dalam sidang yang menghadirkan saksi, Miss Barbie alias Desiska Sihite membantah terima sejumlah uang dari pelapor, yakni Alexander yang merupakan mantan anak didiknya di sanggar Barbie Cia Production (BCP).
Bahkan ketika Majelis Hakim yang dipimpin Hakim Ketua Lucas Sahabat Duha di Ruang Sidang Cakra IV PN Medan, Selasa, (8/4) bertanya apakah dia pernah menerima uang cash sebesar 100 juta rupiah? Dari total 758 juta dari korban Alexander yang tak lain adalah mantan anak didiknya di sanggar BCP.
"Saya tidak pernah menerima uang cash (uang kontan) dari mereka, saya tidak pernah jumpa dengan klien saya sendiri-sendiri yang mulia," tegas Miss Barbie.
Dalam berkas perkara korban Alexander melaporkan kasus penipuan dan penggelapan uang senilai Rp758 juta terhadap Desiska Sihite yang tak lain pemilik sanggar Barbie Cia Production, tempatnya belajar untuk menjadi model dan seni peran.
Desiska merasa uang transferan sebanyak yang dilaporkan itu tidak semuanya benar. Dia tidak merasa menerima uang dengan jumlah yang disebutkan terdakwa.
Meskipun begitu Desiska tidak menampik kalau ia memang menerima beberapa kali transferan,tapi nilainya tidak mencapai angka yang dimasukkan ke dalam berkas perkara.
Dana yang diberikan Alexander merupakan biaya yang berkaitan dengan persiapan sebagai syarat bagi Alexander untuk menjadi artis.
"Gini yang mulai, dia(pelapor) sudah bikin video profil sudah buat konten, terus gimana saya mau mengembalikan uang itu yang mulia, maksudnya saya juga bingung," ucap Desiska.
Desiska menyebutkan kalau pelapor pernah belajar di sanggar Barbie Cia Production sejak 2018. Alexander juga pernah mengikuti sejumlah event menjadi model di acara yang digelar BCP.
"Anak didik saya dari 2018, di Pukat Banteng I. Waktu daftar awal ya bayar administrasi yang mulia," ungkap Desiska kepada Hakim Lucas Sahabat Duha.
Selanjutnya Desiska juga menceritakan awalnya Alexander mendaftar bergabung menjadi model. "(Setelah) mendaftar seperti biasa, seperti anak pada umumnya, latihan model," ungkapnya.
Terdakwa memperjelas kembali dalam persidangan biaya administrasi pendaftaran yang dikenakan Rp1 juta, dengan biaya bulanan Rp150 ribu.
"Setelah itu, karena pelapor kepingin jadi artis, Desiska menerangkan biaya yang berbeda sebesar Rp 30 juta per 10 pertemuan karena harus memanggil guru dari Jakarta," paparnya.
"Dia awalnya (jadi model) pertama kali bayarnya Rp1 jutaan, perbulannya Rp150 ribu. Terus katanya dia (Alexander) mau cepat pintar yang mulia, otomatis panggil guru kan, privat gitu, pasti bayar, bayarnya Rp30 juta per 10 kali pertemuan," jelas Desiska.
Dalam wawancara singkat dengan wartawan, Desiska mengatakan biaya lobi-lobi 'di bawah meja' dalam dunia entertainment hal yang biasa. Dan hal itu dilakukannya dengan sejumlah PH di Jakarta. Dan Hal seperti ini tidak ada rincian tetapnya.
"Namanya kita memperkenalkan anak didik kita. Istilahnya seperti mengambil hati," imbuhnya.
"Ya, saya kadang harus bolak-balik Jakarta. Berjumpa, makan siang. Saya memperkenalkan calon artis dari saya kepada PH. Nah, itu membutuhkan lobi dan biaya," tuturnya seraya mengakui telah mengorbitkan ratusan model dan pemain film melalui sanggar yang dimilikinya.
Desiska berujar dirinya telah melakukan berbagai upaya untuk menjembatani Alexander mencapai cita-citanya untuk menjadi artis atau aktor ibu kota.
"Tapi ketika ada panggilan dari Jakarta, dia tidak bisa datang. Dan hal seperti itu ada 2 kali," tambahnya.
Ia mengatakan telah melakukan apa yang seharusnya dilakukan sebagai agen dari agensinya, seperti halnya para model lainnya yang telah diorbitkan.
"Saya sudah mendidik dia, memberi jalan dan menjembatani. Setelah itu tentunya kembali lagi usaha dari model itu sendiri," imbuhnya dengan nada sedih.
Wanita yang akrab disapa Miss Barbie pun berurai air mata menyatakan rasa sedihnya, akibat kasus hukum yang dialaminya.
"Akibat dari masalah ini sanggar saya ditinggali murid. Usaha saya terpuruk. Karena terdakwa memviralkan masalah saya ke media sosial. Bagaimana dengan kerugian yang telah saya alami," imbuhnya.
Miss Barbie berujar telah mendirikan BCP sejak tahun 2014. Namun karena kasus hukum yang lagi menimpanya, hal itu berimbas kepada usaha yang dibangun dengan susah payah, dengan kerugian moril yang tak terhitung.
(YY/RZD)