"Kalau pembangunan di Nias memang sangat urgen, silakan. Tapi bukan berarti daerah lain di-'zero'-kan," tegas Viktor saat ditemui di Gedung DPRD Sumut, Senin (4/4).
Menurutnya, keberhasilan seorang pemimpin tercermin dari kemampuannya mengelola anggaran secara cerdas dan kreatif. "Pemimpin harus tahu bagaimana menciptakan yang tidak ada menjadi ada. Entah itu dengan melobi pusat, memanfaatkan dana dari kementerian, atau menggerakkan CSR perusahaan," ujar politisi Partai Golkar Sumut ini.
Ia mencontohkan, pemanfaatan dana Corporate Social Responsibility (CSR) bisa menjadi solusi untuk menunjang pembangunan, seperti membangun jalan dan fasilitas pendidikan. "Undang-Undang Nomor 40 tentang Perseroan Terbatas mengatur bahwa perusahaan wajib menyisihkan sebagian keuntungannya untuk kesejahteraan masyarakat," jelas Viktor.
Viktor menaruh harapan besar pada Bobby Nasution. Ia percaya Bobby memiliki kapasitas dan jaringan untuk melobi anggaran dari pusat. "Kita dukung beliau karena yakin dengan sepak terjang dan koneksinya. Tinggal bagaimana beliau tahu dan mau bergerak," tambahnya.
Ia juga menyoroti pentingnya efisiensi anggaran. Menurutnya, penghematan bukan berarti kikir, melainkan strategi untuk memastikan anggaran tepat guna dan sasaran. "Misalnya, pangkas perjalanan dinas atau studi banding yang tidak penting. Kecuali DPRD, karena itu memang bagian dari tugas kami," katanya.
Meski Viktor mengapresiasi pembangunan di Nias yang dinilai berjalan baik, ia mengingatkan bahwa Sumatera Utara tidak hanya terdiri dari satu wilayah. "Kita punya banyak daerah yang juga perlu perhatian. Jadi, pembangunan harus tetap proporsional," tutupnya.

(NAI/NAI)