Penggunaan Ponsel Berlebihan Tingkatkan Risiko Gangguan Tidur (Analisadaily/ilustrasi)
Analisadaily.com, Medan - Pakar kesehatan di China memberikan peringatan serius mengenai dampak buruk penggunaan ponsel yang berlebihan terhadap kualitas tidur.
Masalah tidur yang semakin meningkat di masyarakat, terutama di kalangan orang dewasa dan remaja, menjadi perhatian utama setelah hasil survei terbaru yang menunjukkan bahwa hampir 50% orang dewasa di Tiongkok mengalami gangguan tidur. Kondisi ini semakin memburuk seiring bertambahnya usia.
Pada peringatan Hari Tidur Sedunia yang jatuh pada 21 Maret lalu, para ahli tidur mengingatkan pentingnya mengurangi paparan perangkat elektronik sebelum tidur, khususnya media sosial dan platform berbagi video yang banyak digunakan.
Survei yang dilakukan oleh Perhimpunan Penelitian Tidur China (Chinese Sleep Research Society) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (CDC) mengungkapkan bahwa orang yang menghabiskan lebih dari tiga jam sehari di media sosial memiliki risiko dua kali lebih besar untuk mengalami gangguan tidur dibandingkan mereka yang tidak terlalu sering terpapar layar.
Para pakar menjelaskan bahwa setiap jam yang dihabiskan di depan layar elektronik akan mengurangi tidur nyenyak sekitar 10 hingga 20 menit.
Meng Fanqiang, seorang dokter senior di Beijing, menjelaskan bahwa paparan cahaya biru (blue light) dari layar ponsel sangat mengganggu produksi melatonin, hormon alami yang berperan dalam membantu tubuh kita tidur.
Dampak buruk dari kurangnya tidur yang berkepanjangan tidak hanya terasa fisik, tetapi juga mengganggu kognisi dan fungsi otak di siang hari.
Lebih lanjut, para ahli mengungkapkan bahwa remaja adalah kelompok yang paling terpengaruh oleh kebiasaan menggunakan ponsel sebelum tidur.
Remaja yang terus-menerus terpapar cahaya biru memiliki kualitas tidur yang buruk, yang pada akhirnya berimbas pada penurunan daya ingat, konsentrasi, dan atensi mereka pada siang hari.
Pemerintah Tiongkok sendiri sudah mengambil langkah-langkah untuk mencegah dampak buruk ini, termasuk menetapkan kebijakan yang mengharuskan siswa untuk tidur minimal delapan jam setiap malam.
Berbagai upaya dari sekolah dan keluarga pun terus dilakukan untuk memastikan tidur yang cukup dan berkualitas bagi generasi muda. (
CW1)
(WITA)