
Prof. Dr. Ibrahim Siregar, M.Cl. (Analisadaily/Istimewa)
Oleh: Prof. Dr. Ibrahim Siregar, M.Cl.
- ‘Ul?m al-D?n menekankan tafaqquh fi al-d?n melalui studi ilmu-ilmu keislaman klasik seperti tafsir, hadis, fikih, kalam, dan tasawuf. Pendekatan ini bersifat tekstual dan normatif.
- al-Fikr al-Isl?m? memperkenalkan pendekatan reflektif dan filosofis terhadap ajaran Islam, membuka ruang bagi dialog antara teks dan konteks, serta integrasi antara wahyu dan akal.
- Dir?sah Isl?miyyah adalah puncak evolusi ini, yang menempatkan studi Islam dalam kerangka interdisipliner dan transdisipliner. Studi Islam tidak hanya berdiri sendiri, tetapi bersentuhan dengan ilmu sosial, humaniora, sains, teknologi, dan lingkungan. Ini adalah bentuk tafaqquh fi al-d?n wa al-kaun wa al-ins?n.
1. Ma’had ‘Ali – Berbasis pesantren, fokus pada penguasaan ‘Ul?m al-D?n.
2. Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) – Menyelenggarakan satu atau dua prodi rumpun keislaman.
3. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) – Mengelola beberapa fakultas keislaman dengan cakupan terbatas pada ilmu umum.
4. Universitas Islam Negeri (UIN) – Institusi paling komprehensif, menyatukan ilmu agama dan umum dalam kerangka ulul alb?b. 4. Sejarah Konversi IAIN ke UIN: Tiga Gelombang Transformasi Gelombang Pertama (2002–2006):
• UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Keppres No. 031/2002)
• UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2003)
• UIN Maulana Malik Ibrahim Malang (2004)
• UIN Sultan Syarif Kasim Riau (2005) Gelombang Kedua (2013–2017):
• UIN Ar-Raniry Banda Aceh, UIN Sunan Ampel Surabaya, UIN Sumatera Utara Medan, dll. Gelombang Ketiga (2021–2022):
• Termasuk UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, UIN K.H. Achmad Siddiq Jember, dan UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan (Perpres No. 87/2022).
• Hingga 2022, tercatat 29 UIN telah berdiri di seluruh Indonesia. 5. Ma’had Jami'ah: Basis Pembentukan Kompetensi Dasar Integratif (Kep.Dirjen Pendis No.1519 Tahun 2021) Dalam semangat penguatan Dir?sah Isl?miyyah, beberapa UIN seperti UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan mengembangkan Ma’had J?mi‘ah sebagai platform pembentukan kompetensi dasar mahasiswa. Mahasiswa semester pertama hingga kedua diwajibkan tinggal di asrama ma’had dan mengikuti pembinaan intensif meliputi:
- Penguatan baca-tulis Al-Qur’an (tahsin dan tahfiz),
- Moderasi Beragama,
- Penguasaan dasar bahasa Arab dan bahasa Inggris,
- Pembinaan karakter dan etika keislaman (character building).
- Keterampilan ini menjadi prasyarat menuju studi Islam yang lebih mendalam dalam bentuk Dir?sah Isl?miyyah—karena penguasaan bahasa adalah jembatan epistemologis menuju integrasi wahyu dan akal.
Dirasah Islamiyyah menandai lahirnya fase baru dalam pendidikan tinggi Islam di Indonesia—fokus pada integrasi ilmu-ilmu wahyu dan ilmu-ilmu insaniyah secara seimbang. Konversi IAIN menjadi UIN bukan hanya keniscayaan legal, melainkan keniscayaan epistemologis dalam membangun peradaban Islam Indonesia berbasis ulul alb?b. UIN bukan sekadar universitas, tapi rumah besar transformasi ilmu, iman, dan amal bagi masa depan umat dan bangsa.
(Penulis adalah Direktur Pascasarjana UIN Syahada dan mantan Rektor IAIN Padangsidimpuan)(DEL)