Seorang anak duduk termenung diantara puing-puing bangunan yang hancur di kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza utara, Palestina (29/1/2025). (ANTARA/Xinhua/Abdul Rahman Salama/aa)
Analisadaily.com, Gaza - Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) memperingatkan bahwa rumah sakit anak di Jalur Gaza beroperasi dengan kondisi yang sangat buruk dan kekurangan alat medis penting saat serangan Israel terhadap wilayah kantong itu memasuki bulan ke-19.
Lewat unggahan di akun X pada Sabtu (19/4), UNICEF menyatakan kelangsungan hidup anak-anak di Gaza kini bergantung pada gencatan senjata dan pengiriman bantuan kemanusiaan yang masuk ke wilayah yang terkepung tersebut.
"Rumah sakit di Gaza yang merawat bayi baru lahir dan anak-anak tidak memiliki peralatan medis yang memadai dan beroperasi dalam situasi yang sangat menantang," bunyi pernyataan UNICEF dilansir dari Antara, Minggu (20/4).
Badan PBB tersebut juga menyerukan dimulainya kembali akses bantuan kemanusiaan segera ke wilayah kantong itu.
Desakan tersebut muncul sebagai bagian dari meningkatnya kekhawatiran internasional atas krisis kemanusiaan yang memburuk di Gaza, di mana serangan udara dan pengepungan yang dilakukan Israel telah menghancurkan infrastruktur, memaksa sebagian besar penduduk mengungsi dan melumpuhkan sistem layanan kesehatan.
Sementara itu, Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) pada Jumat juga melaporkan bahwa pengepungan saat ini di Gaza "lebih parah dibanding pekan-pekan awal setelah 7 Oktober 2023".
Menurut UNRWA, lebih dari 420.000 orang telah mengungsi di seluruh Gaza sejak 18 Maret 2025 ketika zionis Israel melanjutkan penyerbuan brutal di Jalur Gaza.
(ANT/CSP)