Operasi microsleep melibatkan petugas gabungan yang melakukan survei langsung kepada pengguna jalan. Selain mewawancarai pengemudi terkait kondisi mereka, petugas juga melakukan pengecekan fisik kendaraan, terutama kondisi ban dan lampu belakang.

"Target kami sedikitnya ada 20 kendaraan yang kita periksa dalam satu kali operasi microsleep. Metodenya dengan melakukan survei perjalanan, cek ban, dan lampu belakanganya. Jika ban tampak tipis, kami minta putar balik arah, jika lampu belakang mati maka kami tempelkan stiker reflektor," jelas General Manager Teknik Operasi dan Pemeliharaan PT. Medan Binjai Toll, Peri Joni, dalam keterangannya, Rabu (23/4).

Lebih lanjut, Peri Joni mengungkapkan bahwa upaya lain yang dijalankan adalah operasi simpatik keselamatan berkendara. Dalam kegiatan ini, petugas gabungan memfokuskan diri pada sosialisasi aturan keselamatan berlalu lintas di jalan tol. Mereka juga membagikan bingkisan sebagai bentuk perhatian kepada para pengguna jalan.

"Selain operasi microsleep ataupun ODOL, kami juga melaksanakan operasi simpatik keselamatan berkendara melalui pembagian poster keselamatan dan bingkisan makanan ringan dengan target sedikitnya 50 pengguna jalan yang akan memasuki Tol Medan-Binjai," tambahnya.

Upaya-upaya yang dilakukan tampaknya membuahkan hasil positif. Pengelola Tol Medan-Binjai mencatat penurunan angka kecelakaan. Dari Januari hingga Maret 2025, tercatat hanya satu kasus kecelakaan yang disebabkan oleh pecah ban.

PT. Medan Binjai Toll terus mengimbau kepada seluruh pengguna jalan untuk selalu melakukan pemeriksaan rutin terhadap kondisi kendaraan sebelum memasuki jalan tol. Selain itu, pengemudi juga diingatkan untuk memastikan saldo kartu E-Toll mencukupi dan selalu mengutamakan keselamatan di atas kecepatan.

(JW/RZD)