Wakil Ketua I DPRK Aceh Tamiang Syaiful Bahri meninjau kandang peternakan ayam petelur di Desa Mancang Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara sebelum diimplementasikan di daerah Aceh Tamiang, Selasa (29/4/2025) (Analisadaily/Dede Harison)
Analisadaily.com, Langkat - Pimpinan kolektif DPRK Aceh Tamiang Syaiful Bahri melakukan studi banding ke Kabupaten Langkat dan Serdang Bedagai (Sergai) demi belajar cara beternak ayam petelur.
Kunjungan kerja ini didasari pemikiran sederhana karena di wilayah Aceh Tamiang yang meliputi 12 kecamatan belum terdapat satu pun peternak ayam merah petelur.
"Komoditas telur ayam ras ini sering langka di Aceh Tamiang akibat permintaan pasar cukup tinggi. Bahkan gun ayam pernah menjadi salah satu penyumbang inflasi di daerah pada akhir 2024," kata Syaiful Bahri saat melakukan konsultasi pimpinan DPRK di Kabupaten Langkat, Selasa (29/4).
Syaiful Bahri pertama kali mendatangi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Langkat. Dia disambut hangat oleh Kepala Dinas Hendri Tarigan bersama sejumlah staf.
Syaiful bersama tim Sekretariat Dewan juga disuguhi wedang jahe dan keripik pisang yang merupakan hasil produk pertanian kelompok tani lokal.
Setelahnya, Wakil Ketua I DPRK Aceh Tamiang ini bergerak ke Desa Mancang, Kecamatan Selesai meninjau langsung kandang ayam merah tersebut. Politisi Gerindra ini didampingi pejabat dinas terkait bertemu dengan pelaku bisnis telur ayam.
Secara kebetulan salah satu owner perusahaan peternakan ayam petelur di sana adalah warga asal Kota Sigli, Kebupaten Pidie, Aceh atas nama Fadhillah alias Boy. Setidaknya ada puluhan bangsal kandang ayam produktif di sana.
Cukup fantastis, luas kandang ayam milik Fadhillah berkapasitas 40-50 ribu ekor berdiri di atas lahan seluas 1,5 hektare. Selama di lingkungan kandang ayam, dewan mantan anggota TNI ini merasa takjub melihat kebersihan kandang dan minim sekali lalat.
Selama ini pangsa pasar telur ayam dari Langkat selain memenuhi kebutuhan di Provinsi Sumatera Utara juga merambah ke Aceh. Dalam 5 tahun terakhir penjualan telur dari sini (Selesai) sebagian besar dikirim ke Aceh.
"Keutuhan telur ayam di Aceh termasuk Aceh Tamiang umumnya dipasok dari Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Untuk saat Aceh sangat bergantung dengan telur-telur dari luar daerah. Bahkan baru sampai Kuala Simpang Aceh Tamiang saja telur sudah habis diecer, oleh agen," ujar Syaiful mengutip pernyataan pemilik kandang.
Namun dilain sisi legislator asal Aceh Tamiang ini menyadari modal menjadi kendala utama bagi peternak lokal ayam petelur. Untuk tahap awal Syaiful Bahri secara pribadi akan menjajaki lokasi bisnis ayam petelur yang dianggap telah berhasil secara finansial.
Dia sudah menyiapkan lahan untuk rencana pembangunan kandang ayam percontohan di lahan pribadi. Kemudian hasil studi banding akan diimplementasikan di Aceh Tamiang.
"Oleh karena itu kami akan berguru dulu ke peternak khusus ayam petelur di daerah Langkat dan Lubuk Pakam, Deli Serdang yang menjadi sentra telur di Sumatera Utara. Kabarnya telur dari dua kabupaten itu sudah tembus pasar Pulau Jawa," pungkas Syaiful.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Langkat Hendri Tarigan mengatakan, populasi ayam petelur di daerahnya semakin berkembang pesat digeluti sekitar puluhan peternak. Pada 2024 populasinya mencapai 3.605.000 ekor tersebar di tiga kecamatan.
"Sentra telur di Langkat berada di Kecamatan Selesai 84 persen, Kecamatan Binjai 10 persen dan Kecamatan Stabat 6 persen dengan produksi telur 65.725 ton per tahun 2024," katanya.
Tarigan menjelaskan, adapun status kepemilikan lahan peternakan ayam petelur di Langkat mayoritas atau 96 dimiliki pengusaha WNI keturunan etnis Tionghoa dan 4 persen peternak pribumi.
(DHS/RZD)