
Seminar PSPI-R Kota Medan-Sekitarnya Berlangsung Meriah dan Sukses (analisa/jaholong s)
Analisadaily.com, Medan - Di tengah masih suasana perayaan Paskah Perkumpulan Seluruh Pendeta Indonesia Raya (PSPI-R) Kota Medan kembali tampil menyelenggarakan seminar para pendeta dan pelayan gereja se-Kota Medan dan sekitarnya.
Jumlah peserta seminar kali ini mencapai lebih 400 orang dan merupakan kegiatan kesekian kalinya digelar PSPI Raya Kota Medan. Hal itu diungkapkan Pdt Parlin Purba, SH,MH,MTh pada pembukaan seminar di Gereja GPdI Moria Jalan Kesehatan 55 Delitua, Deliserdang, Rabu (30/4).
Seminar yang bertema: "Hamba Tuhan yang diurapi dan diberkati untuk memberkati ( Kisah Para Rasul 2:41-47, 1:14 dan 4:31) berlangsung meriah dan sukses karena peserta merasa keberkatan atas paparan nara sumber seminar.
Pdt Dr Jendangena Tarigan (Ketua Yayasan IMEL Langkat) dalam paparannya pada seminar tersebut bahwa Firman Tuhan adalah perkataan Tuhan, perintah Tuhan, peraturan Tuhan, petunjuk Tuhan, ajaran Tuhan (Kitab dari Kejadian sampai Wahyu). Firman Tuhan adalah kebenaran, tidak ada yang salah, dan Firman Tuhan itu benar adanya. Amsal 30:5 berkata: "Semua Firman Allah adalah murni, Ia adalah perisai bagi orang-orang yang berlindung padaNya."
Dilanjutkan, bahwa Firman Tuhan itu tidak berubah dahulu, sekarang dan selama-lamanya. Jadi Firman Tuhan adalah perkataan Tuhan sendiri yang harus dipatuhi oleh manusia karena kita manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan. Adat-istiadat adalah perkataan manusia, perkataan manusia, perintah manusia, ajaran manusia, filsafat manusia ataupun tata cara kehidupan manusia yang dibuat menurut akal dan pikiran manusia (Markus 7:8,9; Kolose 2:8; 2:20-23).
Bahkan, dalam paparan Pdt Jendangena bahwa di dalam adat-istiadat ada banyak peraturan, perintah dan ajaran manusia yang bertentangan dengan Firman Allah yang menyebabkan manusia bisa berdosa kalau terikat dengan adat-istiadat. Dengan demikian adat-istiadat tidak dapat menjamin kerukunan berumah tangga/kerukunan sesama manusia dan keselamatan manusia.
Dengan demikian, Pdt Dr Jendangena menambahkan sebabnya orang Kristen tidak boleh terikat dengan adat-istiadat "karena membuat orang Kristen sama dengan orang-orang Farisi dan ahli Taurat (Markus 7:5). Orang Farisi dikecam Tuhan Yesus (Matius 23:27-29), membuat orang Kristen tidak taat kepada Firman Allah/melanggar (Markus 7:8-9; Ulangan 18:9-13), membuat orang Kristen tidak mengasihi Tuhan dengan segenap hati (Markus 7:6; 12:30), membuat ibadah kita menjadi sia-sia di hadapan Tuhan (Markus 7:7) dan membuat kita tidak bisa masuk kerajaan surga (Matius 7:21-23; Markus 7:7)."
"Karena itu mari kita belajar lebih dalam Firman Tuhan, sehingga dapat mengetahui mana adat-istiadat yang bertentangan Firman Tuhan. Tetap minta urapan dan bimbingan Tuhan."
Di akhir seminar Pdt Anton Butarbutar selaku Gembala Jemaat GPdI Moria berterima kasih kepada Ketua PSPI Raya Kota Medan Pdt Parlin Purba, SH,MH,MTh dan jajarannya serta seluruh yang hadir yang mempercayakan gereja mereka sebagai tuan rumah seminar. "Mohon maaf kalau ada yang kurang pelayanan kami. Mari kita berdoa biar Tuhan campur tangan sehingga hati kita semakin memberi diri untuk lebih mendalami Firman Tuhan dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari," kata Pdt Anton. (js) (NAI)