
Analisadaily.com, Tebingtinggi - Perahu naga merupakan perahu yang panjang, sempit dan digerakkan tenaga manusia. Perahu ini milik salah satu cabang olahraga di KONI Kota Tebingtinggi, yang kini kondisi perahu itu ditelantarkan.
Kondisi perahu tersebut hingga saat ini masih bagus, tapi diterlantarkan dan penuh dengan air tempat bersarangnya nyamuk. Diperkirakan perahu tersebut dibeli 10 tahun yang lalu, kalau tidak salah hanya sekali perahu itu mengikuti kegiatan olahraga dayung di Danau Toba.
Awalnya, Ketua Cabang Olahraga Dayung Kota Tebingtinggi getol sekali meminta ke Dinas Pemuda dan Olahraga Pemko Tebingtinggi untuk membeli atau menyediakan perahu tersebut.
"Waktu itu perahu kita beli dengan harga lebih dari Rp 100 juta, habis itu ditinggalkan pengurus olahraga itu. Perahu itu akhirnya terombang-ambing di darat, bukan di air, pengurusnya kabur dan beralih mengurus Tagana," sebut seorang pengurus KONI, yang namanya enggan ditulis, Sabtu (2/5).
Perahu itu setelah tidak terpakai, kemudian disenderkan di GOR Asber Nasution beberapa tahun. Karena tidak memiliki rumah tempat untuk berteduh, akhirnya perahu tersebut digeser ke lokasi yang lebih parah di samping dinding lapangan tenis GOR Asber Nasution.
Kini perahu tersebut berisi air berwarna cokelat dan berlumut, padahal perahu tersebut kondisinya masih bagus dan bisa dimanfaatkan di Sungai Padang.
Perahu naga yang dibeli itu memang tidak ada ekor dan kepalanya. Tapi kondisinya saat ini sangat memprihatinkan dan berada di samping dinding lapangan tenis gedung olahraga Asber Nasution.
Pengurus KONI Kota Tebingtinggi saat ini pun tidak ambil peduli, banyaknya aset-aset olahraga yang terlantar dibiarkan begitu saja. Padahal, untuk mendapatkannya harus banyak dana pemerintah kota yang harus dikeluarkan.
Ketua KONI Kota Tebingtinggi, Anton King, mengaku saat serah terima pengurus dan asset olahraga beberapa tahun lalu tidak ada dicantumkan perahu naga. “Begitupun, akan kita lihat kembali. Kalau memang itu aset milik KONI atau Dispora akan kita ambil dan selamatkan,” sebutnya.
“Saat serah terima sama sekali tidak ada yang namanya perahu naga,” sambung Anton King.