Pojok Pers Oleh : War Djamil

WPFD 2025

WPFD 2025
WPFD 2025 (analisadaily/istimewa)

KALANGAN pers dunia memiliki tanggal 3 Mei sebagai "Hari Kemerdekaan Pers Sedunia (World Press Freedom Day = WPFD).
Tiap tahun, serangkaian kegiatan diadakan, guna meneguhkan sisi kemerdekaan pers sehingga aktivitas pers di dunia diharapkan berlangsung dengan wajar.

Begitu penting arti kemerdekaan pers. Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) sebagai organisasi internasional di mana hampir seluruh negara berhimpun untuk kepentingan bersama, mewujudkan perdamaian dunia dan kesejahteraan bangsa-bangsa, ternyata memberi perhatian tentang kemerdekaan pers.
Aksi nyata yakni melalui salah satu lembaga di bawah naungan PBB yakni UNESCO yang tiap menjelang 3 Mei mengeluarkan tema WPFD.
Dan, tema WPFD 2025 yaitu: Reporting in the Brave New World - The Impact of Artificial Intelligence on Press Freedom and the Media.
Tema ini : (… meliput di "dunia baru" yang menantang dampak kecerdasan buatan pada kebebasan pers dan media …"), sungguh aktual. Terutama seiring penerapan Artificial Intelligence (= AI) yang kini merambah ke berbagai sektor, termasuk aktivitas pers.
Menurut UNESCO, tanggal 3 Mei berfungsi sebagai pengingat bagi pemerintah akan perlunya menghormati komitmen mereka terhadap kebebasan pers dan juga sebagai hari refleksi di antara pers profesional media mengenai isu-isu kebebasan pers dan etika profesional.
Tak kalah pentingnya, WPFD adalah hari dukungan bagi media yang menjadi sasaran pembatasan atau penghapusan kebebasan pers.
Ini, juga menjadi hari peringatan bagi para jurnalis yang kehilangan nyawa saat menjalankan tugas jurnalistik.
Begitu ungkapan pihak UNESCO.
Nah. Bagi segenap insan pers di dunia. Sebuah pertanyaan. Mengapa WPFD 2025 memilih fokus pada pengaruh mendalam dari AI terhadap jurnalisme dan media ?.
Tentu beberapa sisi menjadi jawabannya. Tidak kecuali, seberapa jauh dampak bagi jurnalisme dan media massa ?. Bahkan ada perbedaan di negara-negara sesuai kondisi dan kebutuhan setempat.
Guna mengetahui pengaruh mendalam itu, butuh kajian serius pula. Sehingga kesimpulan atas dampak AI ini dapat digolongkan sebagai hal yang rasional serta diterima secara ilmiah.
Mengapa perlu dari sisi ilmiah ?. Ingat, jurnalisme sejatinya bagian dari ilmu pengetahuan dengan keterampilan khusus. Tidak mengherankan jika di dunia ada sejumlah sekolah jurnalisme (school of journalism). Bahkan seperti di Indonesia beberapa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) membuka Departemen Ilmu Komunikasi yang mendalami jurnalisme dengan silabus jelas.
Kini. AI itu sedang ditangani dan dipraktekkan. Pihak pers tak mungkin menghadang AI dalam jurnalisme. Selain kajian guna mengetahui pengaruh AI justru hal terpenting yaitu seberapa jauh manfaat dalam praktek keseharian. Dan, redaksi sudahkan merasakan manfaat atas penerapan AI itu?.
Mungkin. Di beberapa negara "sedang berkembang" (developing countries) serta negara-negara belum berkembang (under developed countries), penerapan AI dalam proses. Tahap persiapan, pengadaan peralatan dan sumber daya manusia (= pengelola). Atau, uji coba.
Sama dimaklumi. Tiap lahir teknologi baru, butuh beberapa hal guna penerapan seutuhnya, agar hasil maksimal.
Kajian seberapa besar efisiensi tenaga kerja, sehingga jumlah jurnalis makin terbatas di kantor media. Efisiensi bagi media tertentu dipertimbangkan dari segi plus-minus kecepatan, kualitas produk atau out put, termasuk finansial.
Kita patut mendalami arti tema WPFD 2025. Mari meliput di "dunia baru" terkait keberadaan AI, khususnya dampak penerapan AI di kantor media.
Ayo… pihak pers di Indonesia, mari beri perhatian khusus. Jangan ketinggalan kereta api saat mengelola media dalam era penerapan AI ini. (Penulis adalah Pemred Harian Analisa)

18 Mar 2025 17:42 WIB

Verifikasi

10 Mar 2025 21:03 WIB

Embargo

Berita kiriman dari: War Djamil

Baca Juga

Berita Ramah Anak
07 Mar 2025 20:54 WIB

Berita Ramah Anak

Berita Media Siber
17 Feb 2025 18:28 WIB

Berita Media Siber

Berita/Foto Sadis
10 Feb 2025 13:58 WIB

Berita/Foto Sadis

Tahun 2025. Apa ?
02 Jan 2025 21:38 WIB

Tahun 2025. Apa ?

Kolaborasi
18 Nov 2024 19:02 WIB

Kolaborasi

Pertebal Nasionalisme
19 Agt 2024 11:41 WIB

Pertebal Nasionalisme

Rekomendasi