Ilustrasi (Internet)
Memasuki dunia cryptocurrency bagi orang awam tentunya akan bingung dengan beberapa istilah yang sering digunakan. Apalagi jika kamu juga tidak pernah mendalami dunia keuangan dan investasi. Maka crypto merupakan hal yang sulit dimengerti.
Meski demikian, jika kamu tertarik dengan cryptocurrency maka kamu bisa belajar sambil berjalan. Beberapa istilah seperti
defi wallet juga membuat bingung para trader atau investor baru. Karena itulah biasanya platform exchange crypto menyediakan fitur konsultasi atau belajar crypto.
Begitu juga dengan
token bridge yang membuat banyak orang bingung dan pada akhirnya mereka mengundurkan diri ketika ingin memasuki dunia cryptocurrency.
DeFi Wallet: Panduan Lengkap Fitur, Keamanan dan Contoh Terbaik
Keuangan Terdesentralisasi (DeFi) telah mengubah cara interaksi kita dengan layanan finansial. Dalam sistem ini, DeFi Wallet merupakan alat vital untuk menyimpan, mengelola, dan berinteraksi dengan aset crypto.
Sebelum kamu menjelajahi lebih jauh dunia DeFi, penting untuk memahami peran dan fungsinya dalam mengelola aset crypto dengan aman dan efektif. DeFi Wallet berfungsi sebagai dompet digital yang menyimpan dan mengatur aset crypto secara mandiri, tanpa bergantung pada pihak ketiga.
Fitur utama dari dompet ini termasuk kemampuan untuk beroperasi lintas platform, menjaga anonimitas, dan kompatibilitas berbagai token. Keamanan DeFi Wallet ditentukan oleh cara pengguna mengelolanya, seperti menyimpan frase pemulihan dan menghindari tautan yang mencurigakan.
Apa Itu DeFi Wallet?
DeFi Wallet adalah dompet digital yang memungkinkan penggunanya untuk menyimpan dan mengelola aset crypto mereka tanpa ketergantungan pada pihak ketiga.
Berbeda dari dompet crypto konvensional yang sering terikat pada layanan tertentu, DeFi Wallet memberi pengguna kendali penuh atas aset mereka. Pengguna dapat langsung terhubung dengan berbagai aplikasi DeFi untuk menjalankan transaksi, staking, atau berpartisipasi dalam liquidity pool, tanpa harus menyerahkan kontrol kepada pihak lain.
Jenis-Jenis DeFi Wallet
Di ranah keuangan terdesentralisasi, terdapat beberapa kategori dompet yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna:
Hot Wallet vs. Cold Wallet:
Hot wallet selalu terhubung ke internet, memungkinkan akses cepat namun berisiko lebih tinggi. Di sisi lain, cold wallet beroperasi secara offline dan lebih aman, tetapi memerlukan langkah tambahan untuk mengakses aset.
Custodial vs. Non-Custodial Wallets:
Custodial wallet dikelola oleh pihak ketiga, menawarkan kemudahan namun dengan risiko kontrol yang lebih rendah. Sebaliknya, non-custodial wallet memberikan kontrol penuh kepada penggunanya, menjamin keamanan dan privasi yang lebih baik.
Multi-Signature Wallets:
Tipe dompet ini memerlukan lebih dari satu tanda tangan untuk menyetujui transaksi, menjadikannya pilihan yang aman untuk grup atau organisasi yang memerlukan pengelolaan aset secara bersama.
Fitur-Fitur Utama
Dompet DeFi yang modern umumnya dilengkapi dengan berbagai fitur untuk memudahkan pengguna:
Interoperabilitas: ?Kemampuan menjalankan fungsi di berbagai jaringan blockchain memungkinkan pengguna untuk mengakses layanan DeFi tanpa batasan.
Kemudahan Penggunaan:
Desain antarmuka yang intuitif dan user-friendly dapat menarik perhatian, terutama bagi pendatang baru yang ingin memulai perjalanan mereka dalam DeFi.
Anonimitas: ?Sering kali, dompet ini memberikan dukungan untuk transaksi yang tidak terpantau, melindungi privasi pengguna dari pemeriksaan pihak ketiga.
Kompatibilitas Token:
Dompet DeFi yang baik mampu menampung berbagai jenis token, memberikan pengguna kebebasan dalam menyimpan dan mengelola aset digital.
Contoh DeFi Wallet Populer
Berikut beberapa contoh DeFi Wallet yang banyak dipilih banyak investor atau trader crypto, diantaranya adalah:
OKX Wallet:
Dompet digital terdesentralisasi yang multi-chain, memungkinkan akses ke dunia Web3.
MetaMask: ?Salah satu hot wallet yang paling dikenal dan mendukung banyak aplikasi DeFi.
Trust Wallet:
Menyediakan dukungan bagi berbagai aset dan integrasi yang kuat dengan Binance Smart Chain, menjadikannya pilihan yang ideal untuk pengguna yang mencari fleksibilitas dan keamanan.
Exodus: ?Dompet non-custodial multichain yang memungkinkan pengguna untuk menyimpan berbagai jenis aset digital.
Ledger Nano X:
Sebagai cold wallet, Ledger Nano X menawarkan tingkat keamanan tinggi dengan dukungan untuk aplikasi DeFi.
Mengenal Token Bridge dalam Cryptocurrency
Bagaimana jika kamu hanya memiliki BTC, tetapi ingin menggunakan dApps di blockchain Ethereum? BTC tidak dapat berfungsi di blockchain Ethereum karena batasan aturan dan sistem masing-masing blockchain.
Oleh karena itu, kamu memerlukan token bridge untuk mentransfer BTC ke Ethereum. Aset BTC kamu akan dibungkus menjadi WBTC yang merupakan token standar ERC-20 yang nilainya merujuk pada BTC.
Apa itu Token Bridge
Dilansir dari Pintu Academy, Token Bridge sebagaimana namanya, adalah sebuah platform yang bertindak sebagai penghubung antara dua blockchain yang berbeda. Dengan token bridge, Anda dapat memindahkan aset cryptocurrency dari satu blockchain ke blockchain lain.
Seperti yang kita ketahui, setiap blockchain berkembang di lingkungan terpisah dan memiliki aturan serta mekanisme konsensus sendiri. Oleh karena itu, pemindahan aset antara blockchain tidak dapat dilakukan dengan mudah, melainkan memerlukan jembatan untuk memindahkan aset dan data.
Sebagai ilustrasi dalam kehidupan sehari-hari, jika kamu ingin bepergian ke AS, maka kamu harus menukarkan rupiah ke dolar AS di tempat penukaran uang untuk berbelanja di sana.
Dalam dunia cryptocurrency, token bridge mirip dengan tempat penukaran uang yang memungkinkan pertukaran aset crypto, seperti ETH menjadi SOL, di antara dua blockchain yang berbeda, yaitu Ethereum dan Solana.
Cara kerja Token Bridge
Token Bridge memfasilitasi pemindahan aset crypto dari satu blockchain ke blockchain lain. Dalam proses ini, ada dua cara untuk mentransfer aset crypto, yaitu dengan membungkus aset dan memanfaatkan likuiditas pool.
1. Aset Wrapped
Dengan metode ini, pemilik aset asli di blockchain A memperoleh aset yang setara di blockchain B. Contohnya, jika kamu ingin mentransfer BTC dari blockchain Bitcoin untuk mendapatkan WBTC di blockchain Ethereum melalui Jaringan WBTC.
Karena BTC tidak beroperasi secara asli di blockchain Ethereum, kontrak pintar membungkus BTC menjadi WBTC (wrapped BTC) yang bernilai 1:1 dengan BTC.
Ketika kamu menggunakan jembatan, kontrak pintar mengunci aset BTC yang disimpan selama proses transfer dan mencetak aset setara (Wrapped BTC) sebagai pengganti.
Saat aset tersebut kembali dijembatani ke blockchain asli, seperti menukar WBTC di Ethereum dengan BTC di Bitcoin, WBTC akan dibakar untuk ditukar dengan BTC.
2. Likuiditas Pool
Ketika kamu ingin mentransfer WETH dari Polygon ke ETH di Ethereum, platform jembatan blockchain menggunakan dana dari likuiditas pool mereka untuk mengirimkan ETH kepada pengguna di Ethereum.
Platform jembatan memasukkan aset ke dalam likuiditas pool mereka melalui program staking dan farming. Pengguna dapat mengunci aset mereka dalam pool (sebagai penyedia likuiditas) untuk mendapatkan imbalan. Aset yang terkunci kemudian digunakan oleh platform jembatan untuk memenuhi permintaan bridging.
Itulah beberapa penjelasan terkait dengan DeFi wallet dan token bridge yang bisa kamu pahami sehingga tidak asing lagi saat trading crypto.
Perlu diingat, semua aktivitas jual beli crypto memiliki resiko dan volatilitas yang tinggi karena sifat crypto dengan harga yang fluktuatif. Maka dari itu, selalu lakukan riset mandiri (DYOR) dan gunakan dana yang tidak digunakan dalam waktu dekat (uang dingin) sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab para trader dan investor.
(Adv)