Kompetisi yang dimulai pada April 2025 ini melibatkan ribuan siswa dari 48 sekolah dasar di enam kota besar. Di Medan, delapan sekolah saling beradu untuk memperebutkan dua kursi terakhir menuju final nasional. Dua sekolah asal Pekanbaru, SD Al Rasyid dan SD Dharma Loka, berhasil keluar sebagai juara pertama dan kedua, sekaligus mewakili wilayah Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Riau.

Kedua sekolah ini akan bergabung dengan 10 finalis dari Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, dan Gorontalo, pada ajang final yang akan disiarkan secara nasional. Total 12 finalis akan bertarung dalam format tayangan edukatif yang dikemas menarik melalui televisi dan platform digital.

“Kami bangga melihat antusiasme dan semangat belajar yang luar biasa dari para peserta. Program ini bukan sekadar kompetisi, tapi juga ruang bagi anak-anak untuk tumbuh percaya diri dan menunjukkan potensi mereka,” ujar Johanlie Aliffin, Category Marketing Manager DANCOW.

Acara penutupan di Medan turut diramaikan dengan berbagai kegiatan seni dan budaya, termasuk bazar kerajinan lokal serta pertunjukan siswa yang menampilkan hasil karya seni berbasis kearifan lokal.

Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Sumatra Utara, Roedy Fachrizal, menyampaikan apresiasi atas inisiatif Nestlé DANCOW yang dinilai turut memperkuat ekosistem pendidikan inklusif dan adaptif di daerah. “Ini sejalan dengan visi pembangunan Sumatra Utara yang berkelanjutan,” katanya.

Sementara itu, Kepala Balai Penjamin Mutu Pendidikan Provinsi Sumatra Utara, Tajjudin Idris, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam meningkatkan mutu pendidikan dasar. Ia juga menyebut program ini mendukung kebiasaan positif anak, termasuk pemenuhan gizi seimbang dan karakter gotong royong.

Babak final nasional DANCOW Indonesia Cerdas 2025 akan ditayangkan di Indosiar dan Vidio.com mulai 5 Juli 2025 dalam format mingguan. Selain menguji kemampuan akademis dan kolaborasi, tayangan ini juga menyuguhkan cerita inspiratif dari peserta, pertunjukan seni, dan momen-momen pembelajaran bersama keluarga.

“Kami percaya setiap anak berhak tumbuh di lingkungan yang penuh cinta dan dukungan, serta mendapatkan akses pendidikan dan gizi terbaik,” tutup Johanlie

(REL/WITA)