PETAI ?Dilibatkan UNEP dan Pemprov Riau dalam Peluncuran Inisiatif GREEN for Riau (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Riau - Yayasan Pesona Tropis Alam Indonesia (PETAI) dilibatkan oleh UNEP (United Nations Environment Programme) dan Pemerintah Provinsi Riau dalam Peluncuran Growing Resilience through Emissions Reductions, Community Empowerment and Ecosystem Restoration for a Nurturing Future (GREEN for Riau) di Pekanbaru pada Kamis, 8 Mei 2025 lalu.
Direktur Eksekutif PETAI, Masrizal Saraan, S.Hut., M.Si, menyampaikan bahwa program tingkat provinsi ini bertujuan untuk melindungi hutan dan lahan gambut di Riau, memberdayakan masyarakat, serta mendorong penurunan emisi secara nyata.
“Dengan luas lahan gambut mencapai 4,9 juta hektare dan tekanan yang terus meningkat akibat alih fungsi lahan, Riau berada pada titik kritis,” ujarnya, dalam keterangan Senin (2/6/2025).
“Didukung UNEP, UN-REDD (United Nations Programme on Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation), dan Pemerintah Inggris, program ini diharapkan dapat mencatatkan sejarah dalam upaya pelestarian lingkungan,” sambung Masrizal.
Dikutip dari Media Center Riau, Gubernur Riau, Abdul Wahid, saat menghadiri Launching program GREEN for Riau di Gedung Daerah Balai Serindit, mengatakan, Pemprov Riau terus berupaya dalam menjaga lingkungan. Salah satunya dengan mendeklarasikan GREEN for Riau sebagai upaya menurunkan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
"Kita deklarasikan GREEN for Riau, emisi GRK kita tekan dan turunkan supaya lingkungan sehat, ketersediaan oksigen semakin bagus. Kita berkomitmen tinggi untuk menyediakan lingkungan yang terbaik dan sehat dan juga menjaga alam," tegas Wahid.
Abdul Wahid juga menyampaikan apresiasi kepada perwakilan negara lain seperti Kedutaan Besar Inggris dan perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) hadir sebagai bentuk kebersamaan dan komitmen dalam menjaga menjaga lingkungan.
Perwakilan Tetap PBB untuk Indonesia, Gita Sabharwal, menyampaikan bahwa GREEN for Riau menjadi tonggak penting. “Riau adalah provinsi pertama di Indonesia yang mengadopsi standar pasar karbon hutan berintegritas tinggi untuk mengakses pembayaran berbasis kinerja. Ini dapat menjadi model bagi provinsi dan negara lain dalam menjalankan transisi hijau,” ujarnya.
Senada dengan itu, Matthew Downing, Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia, menekankan pentingnya pembiayaan untuk keberhasilan program ini. “Kami berharap inisiatif GREEN for Riau ini akan memaksimalkan ketersediaan pembiayaan hutan, termasuk dari sektor swasta,” jelasnya.
Inisiatif GREEN for Riau diharapkan dapat menjadi model praktik terbaik dalam pengelolaan hutan berkelanjutan yang menggabungkan perlindungan lingkungan, pemberdayaan masyarakat, dan penguatan ekonomi rendah karbon.
Ke depan, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan mitra internasional seperti UNEP, FAO dan Pemerintah Inggris menjadi kunci untuk menciptakan masa depan yang hijau dan berketahanan iklim.
(RZD/RZD)