Anthon Sihombing (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Tarutung - Tokoh nasional Dr Capt Anthon Sihombing mengatakan penutupan PT. Toba Pulp Lestari (TPL) berpotensi menghambat investor masuk ke Indonesia, khususnya ke Sumatera Utara (Sumut).
Hal ini disampaikan Anthon menanggapi pertanyaan sejumlah wartawan terkait banyaknya pihak termasuk Ephorus Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Pendeta Dr Victor Tinambunan MST yang membuat pernyataan mendukung penutupan PT. TPL melalui sejumlah media beberapa waktu lalu, Senin (2/6).
"Penutupan TPL akan berdampak terhadap negara dan menghambat investor, karena orang-orang akan takut berinvestasi ke Indonesia, khususnya ke Sumatera Utara (Sumut)," ujarnya.
"Jadi menurut saya kalau menutup itu sangat berat. Sebab menutup itu jadi image menghambat pengusaha-pengusaha luar masuk berinvestasi ke Indonesia," tambahnya.
Dia pun berharap Ephorus sebagai pucuk pimpinan HKBP tidak membuat pernyataan dan statmen yang membuat gaduh dan gusar ditengah masyarakat khususnya warga jemaat.
"Sebab banyak warga jemaat HKBP yang bekerja di sana (TPL). Jadi jangan membuat gaduh dan gusar warga jemaat HKBP," ucap politisi Golkar itu.
"Pernyataan tutup TPL itu tidak (mencerminkan), pendapat seorang pemikir atau tokoh agama. Emang semua warga jemaat HKBP setuju TPL ditutup? HKBP ini kan besar, jangan seolah-olah seperti LSM lah," tambahnya.
Dia juga menilai pernyataan Ephorus terkait penutupan operasional TPL terkesan dan seolah-olah mempunyai maksud lain.
"Sebab baru beberapa bulan menjabat Ephorus sudah membuat statmen tutup. Kurang kerjaan apa? Kenapa waktu dulu dia Sekjend HKBP tidak ada pernyataannya seperti itu. Apa ada udang dibalik batu? Ini dugaan saja ya, ephorus ini terkesan mau jadi anggota DPR, mau jadi anggota DPD atau mau jadi kepala daerah? Sindirnya.
Menurutnya, seandainya ada hal-hal yang kurang dilakukan oleh pihak TPL lebih baik dicari solusi dan duduk bersama.
"Kalau ada yang kurang diperkuat oleh Indorayon (TPL) ya duduk bersama, atau negosiasi CSR nya tambah, bukan malah menutup," ujar eks Ketua Yayasan HKBP Nomensen itu.
Apalagi menurut Dia, saat ini TPL sudah beranjak dan berstatus menjadi perusahaan yang go publik.
"Artinya 49 persen (sahamnya) sudah milik rakyat. Emang pemerintah mau menutup itu mana bisa karena sudah go publik," katanya.
Anthon yang merupakan eks anggota DPR RI tiga periode itu, menceritakan, sejak dahulu pendirian TPL yang sebelumnya bernama Indorayon ini tidak serta-merta hanya keinginan perusahaan saja.
"Akan tetapi orang-orang tua terdahulu datang berbondong-bondong membujuk agar tanah mereka dipakai. Dulu Indorayon kalau nggak salah mintanya hanya 20 tahun. Tapi orang-orang ini minta ada yang 30 tahun. Bahkan ada yang minta 2 kali," ungkapnya.
Untuk itu Dia mengatakan, daripada sibuk membuat pernyataan yang terkesan membuat gaduh ditengah masyarakat, lebih pimpinan HKBP fokus mengurusi urusan pastoral demi kemajuan gereja dan warga jemaat.
"Banyak urusan-urusan pastoral yang (harus) dikerjakan. Mungurus banyaknya anak dan warga jemaat HKBP yang mungkin terlibat narkoba dan mundurnya pendidikan HKBP," pungkasnya.
(CAN/RZD)