Tim Pemantau Harga Pangan, Gunawan Benjamin mengatakan, sempat menyentuh Rp 23 ribu per Kg sehari sebelumnya, cabai rawit saat ini ditransaksikan turun dikisaran Rp 20 ribu per Kg.

Sementara itu, harga cabai hijau ditransaksikan dalam rentang Rp 15 ribu hinga Rp 16 ribu per Kg. Jika mengacu kepada sisi supply atau persediaan saat ini, maka porduksi cabai merah di wilayah Sumut akan berada dalam tren naik setidaknya hingga pertengahan bulan September mendatang.

“Dan jika tanpa diikuti dengan permintaan yang tinggi dari luar Sumut seperti Riau hingga Jambi,” kata Gunawan, Minggu (22/6).

Maka harga cabai sulit diharapkan untuk bisa naik dalam rentang Rp 30 ribu hingga Rp 40 ribu per Kg. Namun, permintaan cabai dari Sumut ke wilayah Riau, Jambi atau wilayah lainnya akan dimulai di bulan depan.

“Tren permintaan akan mulai terlihat di pertengahan bulan Juli. Kita harapkan permintaannya signifikan, sehingga bisa memperbaiki harga cabai di wilayah Sumut,” paparnya.

Selain permintaan yang diharapkan mengalami kenaikan, maka tumpuan selanjutnya ada pada belanja masyarakat. Belakangan ini tren konsumsi daging sapi maupun daging ayam turun, khususnya setelah Ramadhan dan Idul Fitri. Penurunan konsumsi protein akan mempengaruhi pola konsumsi masyarakat pada kebutuhan pangan lainnya.

Gunawan menekankan, ini yang turut menjadi kekuatiran lainnya. Demand atau permintaan yang menjadi tantangan terhadap pembentukan harga cabai kedepan.

“Sementara jika berkaca kepada penurunan harga belakangan ini ditambah dengan cuaca yang kurang mendukung (kemarau), dan ditambah dengan mengabaikan sisi permintaan (demand), maka secara fundamental harga cabai di Sumut berpeluang mahal dikuartal ke 4 mendatang,” pungkasnya.

(RZD)