
Analisadaily.com, Medan - Heavenly Culture, World Peace, Restoration of Light (HWPL) menyampaikan keprihatinan mendalam atas konflik kekerasan antara Israel dan Iran yang terjadi Juni 2025. HWPL juga mengecam ancaman serius yang ditimbulkan terhadap perdamaian dan keamanan internasional.
Dalam pernyataan resminya, Selasa 24 Juni 2025, Ketua Sinode/ Chairman HWPL Lee Man Hee, HWPL menyerukan penghentian permusuhan segera dan mendorong penyelesaian damai atas situasi tersebut. Organisasi HWPL, katanya, mengecam keras kekerasan yang terjadi, dengan menekankan bahwa hal itu telah menyebabkan hilangnya nyawa warga sipil yang tidak bersalah.
Israel melancarkan serangan udara berskala besar yang menargetkan fasilitas nuklir Iran—termasuk Natanz—dan instalasi militer lainnya pada tanggal 13 Juni 2025, yang menandai peningkatan konfrontasi militer langsung antara kedua negara. Ribuan warga sipil yang tidak bersalah telah terbunuh atau terluka, dan penghancuran infrastruktur di kedua negara telah mencapai tingkat 'keruntuhan sosial', yang menimbulkan ancaman serius terhadap keamanan internasional.
Masyarakat dunia semakin menyadari betapa seriusnya situasi saat ini dan menunjukkan berbagai tanggapan. Organisasi internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, bersama dengan para pemimpin negara-negara besar, telah menyatakan keprihatinan atas kekerasan yang berkepanjangan dan menyerukan agar segera dilakukan penahanan diri dan penyelesaian melalui perundingan.
HWPL menegaskan kembali, “Rakyat Israel dan Iran menginginkan perdamaian, sebagaimana seluruh masyarakat dunia berharap perdamaian dapat dipulihkan.” HWPL menyerukan kepada kedua belah pihak untuk meletakkan senjata dan mencari solusi diplomatik melalui dialog dan negosiasi, sesuai dengan hukum internasional.
Melanjutkan upayanya untuk perdamaian global, HWPL menekankan komitmennya untuk bekerja sama erat dengan organisasi perdamaian internasional, masyarakat sipil, dan pemerintah nasional guna menabur dan memelihara benih perdamaian, memastikan bahwa umat manusia tidak mengulangi tragedi perang. Pernyataan tersebut diakhiri dengan pesan penuh harapan bahwa masyarakat seluruh dunia akan mendukung upaya kedua negara menuju masa depan yang damai. (mul)