UM Tapsel Kenalkan Konsep Alur Belajar MERDEKA Berbasis Kearifan Lokal Mandailing (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Padangsidimpuan — Tim peneliti dari Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UM Tapsel) tengah melaksanakan riset fundamental regional II melalui program Hibah Riset Nasional Muhammadiyah Batch VIII tahun 2024.
Penelitian ini mengusung tema “Penerapan Alur Belajar Merdeka Berbasis Kearifan Lokal Mandailing untuk Pendidikan Karakter”, yang difokuskan di SMA Muhammadiyah 11 Padangsidimpuan.
Tim Peneliti dalam kegiatan ini terdiri dari: Nikmah Sari Hasibuan, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua, Dra. Nur Afifah, M.Pd. sebagai anggota dan melibatkan peran aktif dari para mahasiswa.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengintegrasikan kearifan lokal Mandailing Natal dalam pendidikan karakter di SMA Muhammadiyah 11 Padangsidimpuan dan mengkaji dampaknya terhadap pemahaman budaya dan pengembangan karakter siswa.
Sebelum pelaksanaan di sekolah, tim dosen dan mahasiswa melakukan penggalian data langsung di pusat budaya Mandailing, Panyabungan, Mandailing Natal, selama beberapa minggu untuk mendalami nilai-nilai kearifan lokal yang akan diintegrasikan untuk penguatan pendidikan karakter melalui konsep MERDEKA.
Setibanya di Panyabungan, tim mewawancarai narasumber, salah satunya Bapak Sutan Nasution, mengenai tiga tradisi utama Mandailing: Mangupa, Dalian Natolu, dan Marsialap Ari, yang mengandung nilai luhur seperti penghormatan, musyawarah, dan penyatuan keluarga.
Selanjutnya, tim menyusuri desa-desa untuk mengeksplorasi Gondang Sambilan, alat musik tradisional Mandailing, dengan wawancara kepada narasumber kedua terkait makna simbolik Gondang Sambilan dan syair maronang-onang yang mengiringinya.
Wawancara dilanjutkan dengan seorang pemain Gondang Sambilan yang menjelaskan aspek teknis dan filosofis alat musik tersebut serta memperdengarkan syair maronang-onang yang sarat pesan moral dan nasihat kehidupan.
Setelah eksplorasi budaya, tim melaksanakan penelitian dan pembelajaran langsung di SMA Muhammadiyah 11 Padangsidimpuan. Nikmah Sari Hasibuan, M.Pd., dosen UM Tapsel selaku ketua tim, mengajar dengan memperkenalkan konsep Alur Belajar MERDEKA berbasis kearifan lokal Mandailing.
Dengan pendekatan kontekstual, siswa diajak mengenal tradisi Marsali, Mangupa, Gondang Sambilan, dan Dalian Natolu, serta merefleksikan nilai-nilai tersebut dalam pembentukan karakter seperti tanggung jawab, rasa hormat, kerja sama, dan cinta budaya.
Konsep MERDEKA ini dilaksanakan sebagai proses penguatan pendidikan karakter yang dimulai dari Marsali sebagai dasar membangun identitas diri. Dilanjutkan dengan Mangupa, yang menanamkan penghormatan kepada orang tua dan leluhur.
Pada tahap Dalihan na Tolu, peserta belajar keterampilan sosial dan pemahaman hubungan dalam masyarakat. Melalui Cerita Rakyat, nilai moral dieksplorasi secara naratif, kemudian dengan Marsialap Ari, peserta menunjukkan pemahaman isu sosial secara mendalam.
Gordang Sambilan mendorong aksi nyata melalui seni pertunjukan, dan akhirnya Maronang-onang mengelaborasi relevansi budaya lokal dalam konteks modern.
Tahapan ini menghubungkan nilai budaya Mandailing secara sistematis dalam pembentukan karakter yang kontekstual dan aplikatif. Pembelajaran berlangsung interaktif melalui diskusi, pemutaran dokumentasi lapangan, dan tugas refleksi siswa terhadap nilai adat dalam kehidupan mereka.
“Kami ingin siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga membentuk karakter kuat dari akar budaya di sekitar merekka. Inilah semangat MERDEKA belajar, yaitu mereka tumbuh menjadi pribadi berkarakter tanpa terlepas dari nilai lokal,” ujar Nikmah Sari Hasibuan, S.Pd., M.Pd.
Pernyataan ini ditambahkan juga oleh Dra. Nur Afifah, M.Pd. “Bahwa penelitian ini bertujuan untuk melestarikan kearifan lokal dalam bentuk pembelajaran kepada siswa dan menjadi langkah awal dalam penguatan pendidikan karakter dengan mengintegrasikan budaya lokal.”
Riset ini bertujuan tidak hanya menghasilkan publikasi ilmiah, tetapi juga memberikan dampak langsung pada penguatan karakter peserta didik melalui pendekatan budaya dan pendidikan yang harmonis. Penelitian berlangsung selama lima bulan (Januari–Mei 2025), meliputi persiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan laporan akhir.
(REL/RZD)