
Analisadaily.com, Karo - Anggota DPRD Sumatera Utara, Frans Dante Ginting, menyerap langsung berbagai aspirasi krusial saat melaksanakan Reses III Tahun Sidang I 2024-2025 di Desa Serdang, Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo. Dalam kunjungan yang penuh antusiasme itu, warga secara kompak menyuarakan kebutuhan pembangunan infrastruktur dasar dan penguatan sektor pertanian yang menjadi tulang punggung ekonomi desa.
Salah satu usulan utama yang mengemuka adalah pembukaan jalan alternatif penghubung Desa Serdang (Kabupaten Karo) - Desa Rumah Liang (Kabupaten Deliserdang) sepanjang 5 kilometer. Jalur ini dinilai strategis sebagai solusi permanen untuk mengurai kemacetan parah yang selama ini terjadi di lintasan utama Medan-Berastagi maupun Binjai-Kabanjahe.
"Jalan ini sudah ada secara tradisional dan cukup layak dilalui. Warga berharap pemerintah provinsi membuka dan memfasilitasi pembangunannya secara permanen. Jalan ini melintasi hutan panjangnya kisaran 5 KM yang nanti menghubungkan ke 2 desa tersebut (Karo dan Deliserdang) sekaligus jalan altetnatif selain jalan yang sudah ada (Kabanjahe-Berastagi-Medan dan Binjai-Kabanjahe via Telagah,Kab Langkat dan Kutarayat, Kab.Karo)," jelas Frans Dante Ginting di DPRD Sumut, Senin (30/6).
Menurut warga, katanya, keberadaan jalan ini bukan hanya mendesak secara fungsional, tapi juga bernilai historis dan sosial, mengingat hubungan kekerabatan antara kedua wilayah sudah terjalin lama. Selama ini, jalan tersebut bahkan sudah sering digunakan untuk aktivitas komunitas seperti motor cross.
Frans Dante mengaku, apa yang diinginkan warga tersebut sangat bagus dan patut disegerakan. Apalagi, jalan itu merupakan salah satu jalur alternatif untuk mengatasi kemacetan arus lalulintas menuju ke Berastagi.
“Kalau memang sudah dibuka jalan tersebut, juga merupakan alternatif mengurai kepadatan jalur Medan Berastagi dan jalur Binjai Kabanjahe,” tambahnya.
Soalnya, Karo juga termasuk daerah tujuan wisata (DTW). Sementara selama ini, jalan menuju dari Karo selalu macet hingga berjam-jam. Akibatnya wisatawan ketika sampai di tempat tujuan tidak bisa menikmati wisatanya dengan maksimal. Belum lagi efek lain kemacetan yang membuat waktu perjalanan arus barang dari dan ke Karo juga terganggu sehingga menimbulkan tambahan biaya.
Reses politisi Partai Golkar ini juga mengungkap kondisi memprihatinkan akses jalan utama Desa Serdang yang terputus akibat longsor. Warga, termasuk anak-anak sekolah, terpaksa memutar melalui jalur ladang yang sempit dan berbahaya karena tidak memiliki pembatas jalan.
"Kalau ini dibiarkan, anak sekolah akan terus terlambat, dan distribusi hasil pertanian masyarakat semakin terhambat. Kami butuh perhatian nyata, bukan janji," kata seorang ibu rumah tangga dalam sesi dialog.
Sebagai desa agraris, masyarakat juga menyuarakan berbagai keluhan sektor pertanian, mulai dari mahalnya harga pupuk bersubsidi hingga perlunya alat dan mesin pertanian (Alsintan).
Beberapa permintaan warga yang disimpulkan di antaranya, perbaikan Jalan Usaha Tani (JUT) di ladang Iregaga dan Lau Simbelin sepanjang 2 km. Renovasi jembatan di Perladangan Batu Lubang (penghubung Desa Serdang dan Desa Pernampen).
Peninjauan harga pupuk subsidi dan bantuan bibit tanaman hortikultura seperti jeruk. Permintaan Alsintan berupa rotari/kultivator dan traktor (jetor) untuk 11 kelompok tani. Penyuluhan pertanian untuk tanaman kopi dan wortel serta stabilisasi harga hasil pertanian. Pipanisasi air pengairan ladang dan air bersih ke rumah warga.
Selain sektor jalan dan pertanian, masyarakat juga menyampaikan harapan pada pemerintah untuk memperbaiki dan membangun infrastruktur sosial, di antaranya renovasi losd/jambur dan kamar mandi umum untuk kegiatan warga. Bantuan renovasi Gereja Katolik Desa Serdang, termasuk pembuatan gerbang dan pengadaan kursi jemaat.
Menanggapi aspirasi tersebut, Frans Dante Ginting berkomitmen untuk memperjuangkan kebutuhan masyarakat Karo, khususnya Desa Serdang, melalui jalur resmi legislatif dan komunikasi aktif dengan Pemerintah Provinsi Sumut.
"Ini bukan hanya catatan, tapi tanggung jawab. Saya akan kawal aspirasi ini dan dorong agar pemerintah hadir secara nyata di tengah masyarakat," tegasnya.
Reses ini juga dihadiri oleh unsur pemerintah kecamatan, Kepala Desa, BPD, tokoh adat, tokoh agama, Karang Taruna, dan masyarakat luas yang menyambut kehadiran wakil rakyat dengan antusiasme tinggi.