Dibangun dengan Biaya Rp1,76 Triliun dan Sudah Diresmikan

DPRDSU Pertanyakan Belum Berfungsinya Bendungan Lau Simeme

DPRDSU Pertanyakan Belum Berfungsinya Bendungan Lau Simeme
DPRDSU Pertanyakan Belum Berfungsinya Bendungan Lau Simeme (analisadalily/zulnaidi)

Analisadaily.com, Medan - Anggota Komisi D DPRD Sumut Benny Harianto Sihotang SE MM mengaku heran, proyek bendungan Lau Simeme, Kecamatan Sibirubiru, Kabupaten Deliserdang berbiaya Rp1,76 triliun belum difungsikan, sehingga mengundang tanda tanya masyarakat. Padahal, bendungan itu sudah diresmikan Presiden Jokowi pada 2024.

Hal itu disampaikan Benny dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera II Medan, Dinas PUPR Sumut, Dinas Sumber Daya Air Bina Marga dan Bina Konstruksi (SDA BMBK) Medan, Kadis SDABMB Deliserdang Janso Sipahutar ST MT.
Rapat dipimpin Sekretaris Komisi D Defri Noval Pasaribu dihadiri anggota Komisi D Viktor Silaen SE MM, Jumadi, Aswin Parinduri, Johan Wiryawan Bangun, Kiki Handoko, Yahdi Khoir Harahap, dan Makmur Marpaung, di DPRD Sumut, Rabu (2/7/2025). "Kita benar-benar heran, proyek raksasa yang didengung-dengungkan bisa mengurangi banjir di Medan dan Deliserdang yang sudah diresmikan mantan Presiden Jokowi, tapi tidak dapat dioperasionalkan. Ini ada apa," tanya Benny Sihotang.
Seharusnya, tambah Ketua Fraksi Gerindra itu, jika proyek belum bisa dioperasionalkan atau ada masalah teknis yang belum ada solusinya, jangan dulu diresmikan, karena dipastikan akan menimbulkan kekecewaan dari masyarakat.
"Belum dioperasionalkan proyek bendungan Lau Simeme Ini sama dengan melakukan pembohongan publik kepada masyarakat luas," ujar Benny Sihotang, bahwa proyek tersebut sampai saat ini belum ada manfaatnya bagi masyarakat.
Betapa kecewanya masyarakat, ujar Benny Sihotang, bendungan yang sudah dibangun sejak tahun 2018, hingga kini belum dinikmati manfaatnya, terutama terkait pengurangan banjir di Kota Medan dan Deliserdang serta penyediaan air baku sekaligus mengairi sawah masyarakat.
Malah yang paling tragis, ujar Kadis SDABMB Deliserdang Janso Sipahutar ST MT, pascapembangunan proyek bendungan tersebut, menyisakan keresahan bagi masyarakat, sebab ada sekitar 11 Km jalan sekitar bendungan sudah hancur-lebur, akibat dilintasi truk-truk proyek, tapi sampai saat ini belum ada tanda-tanda perbaikan.
"Seharusnya pihak pembangunan proyek bendungan bertanggungjawab memperbaiki jalan yang rusak sesuai dengan janji pihak BBWS Sumatera II dengan Pemkab Deliserdang, bahwa jalan sekitar proyek wajib mengembalikan jalan yang rusak seperti sedia kala. Tapi faktanya sampai sekarang belum terealisasi," ujarnya.
Sementara itu, Defri Noval Pasaribu mengingatkan pihak BBWS Sumatera II Medan untuk segera merekondisi jalan sekitar proyek bendungan yang rusak agar tidak menimbulkan keresahan masyarakat yang selama ini menjadikan jalan tersebut sebagai sarana pengangkutan hasil-hasil pertanian mereka.
Menanggapi sorotan Komisi D DPRD Sumut, BBWS Sumatera II Medan yang diwakili Kabid KPI SDA, Robby Indra Gartika menjelaskan, Bendungan Lau Sememe itu belum difungsikan karena adanya satu desa di sekitar akan terisolir, jika dioperasikan.
Menurutnya, jika bendungan dioperasionalkan, akan terjadi genangan dan desa tersebut akan terisolir. Untuk mengatasinya, perlu dibangun jembatan penghubung dari desa tersebut. Hal ini terjadi, akibat ada warga yang belum bersedia menerima ganti rugi. Padahal, sudah dilakukan sejak awal pekerjaan. “Yang belum selesai bukan bendungan, tapi di hulunya ada desa terisolir, jika dioperasionalkan," tambahnya.
Mendengar penjelasan tersebut, Benny Sihotang kembali mencecar pihak BBWS Sumatera II dengan berbagai pertanyaan, termasuk tidak matangnya perencanaan proyek, sehingga tetap menyisakan masalah, walaupun fisik bendungan sudah selesai, sehingga diharapkan ada solusinya bagi masyarakat.
Terakhir, pihak BBWS menambahkan, menurut informasi, rekondisi jalan memang paket terpisah yang akan dikerjakan. Anggarannya diusulkan tahun 2026.

(NAI/NAI)

Baca Juga

Rekomendasi