Musim Kemarau Tiba, DPRD Sumut Minta Aparat dan Warga Waspadai Karhutla di Sekitar Danau Toba

Musim Kemarau Tiba, DPRD Sumut Minta Aparat dan Warga Waspadai Karhutla di Sekitar Danau Toba
Musim Kemarau Tiba, DPRD Sumut Minta Aparat dan Warga Waspadai Karhutla di Sekitar Danau Toba (analisadalily/zulnaidi)

Analisadaily.com, Karo - Ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sekitar kawasan Danau Toba menjadi perhatian serius anggota DPRD Sumatera Utara dari Daerah Pemilihan (Dapil) Karo, Frans Dante Ginting. Ia mengimbau agar seluruh aparatur pemerintah, instansi terkait, hingga masyarakat luas meningkatkan kewaspadaan, terutama di tengah musim kemarau yang mulai melanda wilayah Sumatera Utara.

Menurutnya, kawasan hutan di sekitar Danau Toba, khususnya di wilayah Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, termasuk daerah yang sangat rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan. Yang lebih mengkhawatirkan, beberapa titik hutan yang rawan terbakar berada cukup dekat dengan permukiman warga.

“Kita semua harus waspada. Kebakaran di kawasan hutan yang dekat dengan pemukiman bisa sangat berbahaya. Kalau tidak cepat dikendalikan, api bisa meluas dan mengancam keselamatan masyarakat,” ujarnya kepada wartawan, Senin (7/7/2025).

Ia mengingatkan masyarakat agar tidak sembarangan membuka lahan dengan cara membakar, yang selama ini masih menjadi praktik umum di beberapa wilayah perbukitan sekitar Danau Toba. Meski terlihat cepat dan murah, praktik tersebut sangat berisiko dan bisa berdampak fatal.

“Saya harap pemerintah daerah segera turun tangan, tidak hanya dalam bentuk pemadaman jika terjadi kebakaran, tetapi juga dengan melakukan sosialisasi intensif kepada masyarakat. Jangan membuka hutan atau lahan dengan cara dibakar. Bahayanya sangat besar di musim kemarau ini,” katanya.

Anggota dewan tersebut juga menuturkan bahwa dirinya sempat melintas langsung di kawasan Merek sore kemarin (Senin), dan melihat kondisi di lapangan. Menurutnya, kebakaran yang sempat terjadi sehari sebelumnya kini telah berhasil dipadamkan. Namun, sejumlah petugas terlihat tetap siaga di lokasi guna mengantisipasi munculnya titik api baru.

“Tadi saya lewat jalur Tongging menuju Silalahi. Sudah tidak terlihat lagi kobaran api seperti kemarin, tapi saya lihat ada petugas yang berjaga. Ini langkah yang bagus, kita apresiasi. Tapi jangan sampai kita lengah, karena api bisa muncul kapan saja di musim seperti ini,” jelasnya.

Ia menambahkan, wilayah yang menjadi perhatian utama saat ini adalah jalur lintas strategis yang menghubungkan Tongging–Karo dengan Silalahi–Dairi. Selain sebagai kawasan hutan yang masih alami, daerah ini juga merupakan destinasi wisata unggulan di Sumatera Utara, sehingga keberadaan karhutla bisa berdampak ganda, baik terhadap lingkungan maupun terhadap sektor pariwisata.

“Danau Toba adalah kebanggaan kita semua. Jangan sampai kawasan ini rusak karena kelalaian kita menjaga hutan. Semua pihak—baik aparat, masyarakat, dan pengelola wisata—harus punya rasa tanggung jawab bersama,” pungkasnya.

(NAI/NAI)

Baca Juga

Rekomendasi