Malindo Care Akan Gelar Talkshow ‘Sosialisasi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Industri PKS di Sumut’

Malindo Care Akan Gelar Talkshow ‘Sosialisasi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Industri PKS di Sumut’
Malindo Care Akan Gelar Talkshow ‘Sosialisasi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Industri PKS di Sumut’ (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Terbangunnya pemahaman dan penyamaan persepsi pengelola limbah sawit dalam layanan pembersihan kolam limbah efluent dan manfaatnya dari aspek efisiensi operasional dan penurunan emisi Gas Rumah Kaca.

Malindo Care menggelar Talkshow dengan Thema "Sosialisasi Upaya Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Industri PKS di Sumatera Utara. Kegiatan ini akan digelar di Wing Hotel Kualanamu, Sabtu (12/7), pukul 08.00-12.00. WIB.

Hal ini disampaikan Ketua Panitia Talkshow Sri Wahyuni Nukman didampingi Sekretaris Erwinsyah kepada Wartawan di Medan, Senin (7/7).

Menurutnya, kegiatan ini bertujuan, Terciptanya industri pengolahan sawit rendah karbon dan praktik pengolahan berkelanjutan yang mendukung program pemerintah dalam penurunan emisi Gas Rumah Kaca.

Juga terjalinnya kemitraan strategis yang saling menguntungkan antara pengelola industri kelapa sawit khususnya PKS dengan Malindo Care Konsortium Berhad dalam pembersihan kolam limbah efluent dan pemanfaatan limbah scum oil.

Dijelaskannya, Pemerintah Indonesia telah menetapkan sejumlah kebijakan untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK), dengan target penurunan emisi sebesar 29% (tanpa syarat) dan 41% (dengan syarat) pada tahun 2030, sebagaimana tertuang dalam Nationally Determined Contribution (NDC).

"Kebijakan ini mencakup berbagai sektor, termasuk kehutanan, energi, dan transportasi, dengan fokus pada transisi energi terbarukan, efisiensi energi, pengelolaan hutan berkelanjutan, dan penerapan teknologi pengurangan emisi, termasuk dalam sektor industri pengolahan minyak sawit. Sebagaimana diketahui, dalam beberapa tahun terakhir, minyak sawit telah menjadi salah satu topik yang paling dibicarakan di dunia," terangnya.

Lanjutnya, perkebunan kelapa sawit telah dituduh menyebabkan masalah lingkungan seperti emisi GRK yang merupakan penyumbang utama pemanasan global dan perubahan iklim. Karbon dioksida dan gas metana adalah penyebab utama gas rumah kaca.

"Para pemangku kepentingan mengharapkan perusahaan untuk memonitor sumber gas rumah kaca dan menerapkan langkah-langkah untuk mengurangi emisi tersebut. Pengolahan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit untuk produksi minyak kelapa sawit menghasilkan beberapa jenis limbah. Proses ekstraksi minyak, pencucian, dan pembersihan di pabrik menghasilkan limbah cair kelapa sawit atau Palm Oil Mill Effuent (POME)," ungkapnya.

Sri Wahyuni Nukman juga menjelaskan, di Indonesia, hampir semua pabrik pengolahan kelapa sawit menggunakan sistem kolam terbuka untuk mengolah POME, dengan pertimbangan keekonomisan dan kemudahan pengoperasian, dimana sistem tersebut hanya mengandalkan bakteri natural yang ada di alam untuk melakukan penguraian secara alami di dalam kolam-kolam penampungan yang biasanya mempunyai waktu penahanan hidrolik sekitar 160-180 hari.

"Dalam proses pengelolaan sistem kolam terbuka, POME dialirkan melalui serangkaian kolam dengan beberapa langkah pengolahan. Seiring dengan waktu, lumpur dari dasar kolam akan meningkat dan akan menyebabkan terjadinya pendangkalan pada kolam-kolam tersebut, ditambah dengan pengerasan kerak (scum) diatas kolam. Dengan terjadinya pendangkalan tersebut, waktu penahanan hidrolik (WPH) yang seharusnya diatas 180 hari akan menjadi semakin pendek, dan ini akan menyebabkan penguraian yang kurang sempurna dan menghasilkan efluent diatas baku mutu. Lumpur di dasar kolam mengakibatkan kurang efektifnya proses bioremediasi di kolam limbah PKS. Biasanya para pengelola PKS akan membuka kolam baru ataupun menggali lumpur tersebut dan ini bukanlah solusi untuk jangka panjang," terangnya.

Sri juga menambahkan, kegiatan talkshow ini nantinya menghadirkan narasumber-narsumber yang berkompeten dibidangnya diantaranya,

Topik kunci: Perspektif Pembangunan Rendah Karbon (PRK) & Skenario Kebijakan PRK di Sumut – Keynote Speaker: Gubsu cq Kadis Lingkungan Hidup & Kehutanan Provsu.

Materi 1: Kebijakan Internasional, Nasional dan Komitmen PKS di Sumatera Utara terhadap Industri Ramah Iklim – Dinas Lingkungan Hidup & Kehutanan Provsu, Tengku Dianingrum.

Materi 2: Kepatuhan terhadap Regulasi Limbah B3 dan Regulasi Iklim pada Industri PKS oleh Luat Sihite SE.

Materi 3: Penurunan GRK dan Best Practice Layanan Penyusutan Kolam POME PKS di Sumut – Kualiti Alam Hijau SDN BHD.

Materi 4: Strategic Partnership Penyusutan Limbah POME dan Pemanfaatan Limbah Scum Oil Oleh Malindo Care Konsortium Berhard. Dato' Paduka Seri Dr. Zainal Abidin Bin A Hamid.

Sebagai Moderator agar acara talkshow ini berjalan lancar dan bagus dibawakan oleh mantan Bupati Kabupaten Serdang Bedagai dua periode 2013—2015 dan 2016—2021 Ir H Soekirman.

(RRS/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi