Sofyan Tan: Jika Pengurus Koperasi Bisa Berstatus P3K, Guru Swasta Harusnya Bisa Juga

Sofyan Tan: Jika Pengurus Koperasi Bisa Berstatus P3K, Guru Swasta Harusnya Bisa Juga
Sofyan Tan: Jika Pengurus Koperasi Bisa Berstatus P3K, Guru Swasta Harusnya Bisa Juga (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan – Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan dr Sofyan Tan mengatakan Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait menggratiskan sekolah swasta tingkatSD dan SMP menjadi perhatian khusus mereka untuk dikawal dan direalisasikan. Simulasi anggaran sudah dihitung, diperkirakan membutuhkan Rp183,4 triliun setiap tahunnya.

Namun yang lebih penting lagi menurutnya adalah terkait nasib guru di sekolah swasta. Karena komponen terbesar dari biaya pendidikan di sekolah swasta adalah gaji guru. Jika sekolah digratiskan maka penghasilan guru juga harusnya ditingkatkan dengan menjadikannya sebagai Pegawai Pemerintah Perjanjian Kontrak (P3K).

Menurutnya sangat pantas guru-guru sekolah swasta yang memenuhi syarat menerima status tersebut. Sebab untuk 1 juta pengurus Koperasi Merah Putih saja bisa dijadikan P3K, konon lagi untuk profesi guru yang punya peran penting dalam mencerdaskan generasi bangsa.

“Jika pengurus Koperasi Merah Putih bisa di-P3K-kan, harusnya guru swasta juga bisa dan lebih duluan,” kata Sofyan Tan saat menjadi keynote speaker dalam acara Workshop Pendidikan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) dengan tema Digitalisasi Pendidikan untuk Generasi Cerdas dan Adaktif, di Hotel Le Polonia, Medan, Sabtu (12/7).

Putusan MK terkait sekolah swasta gratis dan peningkatan kesejahteraan guru sesungguhnya sudah sejalan dengan Rancangan Undang-Undang (RUU) Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Ketua Umum PDI Perjuangan juga sudah menginstruksikan agar Putusan MK tersebut dikawal hingga terealisasi.

Namun lanjut Sofyan Tan, bagi sekolah swasta yang sudah mapan dengan gaji guru sudah di atas P3K, maka tidak perlu lagi dibiayai pemerintah. Biarkan berjalan seperti biasa dengan ketentuan, jika ada siswa miskin yang ingin bersekolah di tempat tersebut, pemerintah bisa mensubsidi uang sekolahnya.

Terkait digitalisasi pendidikan, pemerintah menyiapkan anggaran Rp 2 triliun untuk menambah perangkat sekolah yang menunjang efektifitas penerapan digitalisasi di sekolah.

Sofyan Tan mengingatkan agar perangkat digitalisasi tersebut tepat sasaran harus dipastikan sekolah yang menerima bantuan sudah terfasilitasi jaringan internet yang baik serta punya sumber daya manusia yang siap dalam mengoperasionalkannya.

“Jadi kita butuh pelatihan agar SDM di sekolah siap menjalankannya,” ujarnya.

Hadir dalam acara Direktur Direktorat Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah dan Tenaga Kependidikan Kemendikdasmen Dr Iwan Junaedi M.Pd, Kepala Balai Besar guru Penggerak (BBGP) Provinsi Sumut dr Joko Ahmad Julifan M.Si, Kabid GTK Dinas Pendidikan Kota Medan Mujiono SE, narasumber Kepala Sekolah SMA Dr Wahidin Sudirohusodo Medan Dr Huliman M.Kom dan Dekan Fakultas Teknologi dan Ilmu Komputer Universitas Serra Bhinneka Siti Sarah Harahap S.Kom, M.Kom dan moderator Rezeki Lumbantoruan serta peserta guru-guru dari sekolah di Sumatera Utara.

Direktur Direktorat Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah dan Tenaga Kependidikan Kemendikdasmen Dr Iwan Junaedi M.Pd mengatakan konsep pendidikan mendalam menekankan pada prinsip pembelajaran yang mindful (berkesadaran), meaningful (bermakna) dan joyful (menyenangkan). Tidak ada lagi pola pendidikan mencekam yang hanya membuat siswa enggan datang ke sekolah.

Kabid GTK Dinas Pendidikan Kota Medan Mujiono SE menyampaikan apresiasinya kepada dr Sofyan Tan yang sudah berbuat banyak di dunia pendidikan khususnya untuk Kota Medan. Seperti diketahui bersama Kota Medan sejak Sofyan Tan berada di Komisi X DPR RI selalu mendapatkan kuota beasiswa PIP yang sangat besar.

Mujiono menyebutkan workshop pendidikan yang dilakukan tentunya sangat bermakna bagi guru-guru di Kota Medan. Sebab pola dan sistem pendidikan saat ini berbeda jauh dari sebelumnya. Jika sebelumnya masih sangat konvensional guru mengajar dengan berdiri terus di depan kelas, namun kini dituntut lebih interaktif dan memiliki kompetensi yang cukup baik. Sesuai dengan tema workshop yang digelar.

(REL/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi