Burhanuddin: Pembelajaran 5 Hari Perlu Dikaji Ulang

Burhanuddin: Pembelajaran 5 Hari Perlu Dikaji Ulang
Burhanuddin (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Deliserdang - Melihat dan mengamati tentang program belajar lima hari di sekolah adalah sesuatu yang harus dipikirkan secara mendalam, apa latar belakang akan diberlakukan lima hari belajar.

Tentunya program ini harus jelas manfaat dan kerugiannya bagi siswa orang tua dan guru. Hal ini disampaikan tokoh pendidikan Sumatera Utara, Burhanuddin, pada siaran pers yang diterima wartawan, Minggu (13/7/2025).

"Saya secara pribadi boleh jadi lima hari belajar bertujuan untuk penghematan anggaran atau bertujuan juga untuk mengatasi kebosanan siswa yang selalu berada di kelas atau di lingkungan sekolah selama enam hari," sebutnya.

Karena informasi lima hari belajar bagi SMA SMK dan sederajat belum jelas tujuannya, maka program ini boleh jadi sebagai uji coba. Program pembelajaran sangat diperlukan kontinuitas waktu yang selalu efektif untuk diperankan oleh siswa, guru, begitu juga orang tua.

Efisiensi pembelajaran untuk bersekolahan di Negara Republik Indonesia masih dalam proses yang kajiannya harus betul-betul dilakukan. Satu contoh efektivitas waktu belajar sangat banyak sekali libur yang terjadi akibat hari-hari besar agama, hari-hari besar nasional dan budaya, dan juga libur semester yang panjang efektifnya belajar hanya berkisar 10 bulan dalam satu tahun, bahkan kurang dari 10 bulan.

“Bila dilakukan lima hari belajar, tentunya akan menambah efektivitas waktu belajar semakin sedikit. Maka peluang untuk para siswa bermain di luar ataupun di masyarakat, juga nongkrong di kafe akan lebih terbuka," paparnya.

Tentunya ini, Lanjut Burhanunddin, akan membuka kenakalan-kenakalan generasi dikarenakan tidak terkendali waktunya, “Itu persepsi saya,” bebernya.

Akan tetapi apabila pengurangan satu hari jam belajar di sekolah ada pengawasan, baik dari sekolah dan orang tua, apakah melalui laporan pekerjaan daripada siswa tersebut diberikan pada hari Senin berikutnya, boleh jadi ini bisa bermanfaat.

“Ini sebatas teori, karena untuk pengawasan di luar itu sangat sulit dilakukan para guru dan orang tua,” ujarnya.

“Oleh karenanya, pendidikan itu adalah seumur hidup, marilah kita pahami apa sebenarnya tujuan daripada pendidikan itu sendiri. Masih banyak perlu kita kaji tentang proses pembelajaran. seperti fasilitas ruang kelas yang mumpuni, sumber daya guru, kualitas proses pembelajaran masalah lima hari kerja atau lima hari belajar belum sesuatu yang sangat diperlukan menurut saya, biarlah seperti yang sudah dirancang zaman dahulu bahwa belajar itu enam hari, semoga bermanfaat,” pungkasnya.

(KAH/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi