Meningkatkan Pemahaman Literasi Budaya PMI di Korsel Lewat Pembelajaran Kreatif

Meningkatkan Pemahaman Literasi Budaya PMI di Korsel Lewat Pembelajaran Kreatif
Meningkatkan Pemahaman Literasi Budaya PMI di Korsel Lewat Pembelajaran Kreatif (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Daejeon - Tim akademisi LPPM Universitas Negeri Medan (Unimed) luncurkan program inovatif untuk meningkatkan literasi budaya pekerja migrant Indonesia (PMI) di Negeri Ginseng melalui metode pembelajaran kreatif yang disesuaikan dengan kebutuhan pekerja migran.

Sebuah inisiatif pengabdian masyarakat internasional yang dipimpin Dr. Hesti Fibriasari, M.Hum., telah diluncurkan untuk meningkatkan pemahaman literasi budaya PMI di Korea Selatan.

Program yang melibatkan tim multidisiplin ini bertujuan memberikan pendampingan komprehensif kepada PMI dalam memahami dan beradaptasi dengan budaya Korea. Kegiatan ini dilaksanakan dari Kamis hingga Senin (12-16 Juni 2025) di Ikatan Muslimin Indonesia Daejon (IMNIDA) Korea Selatan.

Tim yang terdiri dari empat akademisi ini mengembangkan metode pembelajaran kreatif yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan spesifik PMI di Korea Selatan.

Selain Dr. Hesti Fibriasari sebagai pimpinan, tim ini beranggotakan Muhammad Isnaini, M.Pd., yang membawa keahlian dalam bidang pendidikan, Arief Wahyudi, M.H., dengan latar belakang hukum, dan Lia Maharani Lubis, S.Pd., yang menguatkan aspek pedagogis program.

"Literasi budaya menjadi kunci utama kesuksesan PMI dalam menjalankan tugasnya di Korea Selatan. Pemahaman yang baik tentang budaya Korea tidak hanya membantu mereka beradaptasi, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas kerja," ungkap Dr. Hesti Fibriasari dalam keterangan resmi programnya.

Program pengabdian ini mengadopsi pendekatan pembelajaran kreatif yang memadukan berbagai metode interaktif, mulai dari workshop, diskusi kelompok, hingga simulasi situasi nyata yang sering dihadapi PMI di Korea Selatan.

Materi pembelajaran mencakup pemahaman tentang etika kerja Korea, komunikasi lintas budaya, sistem sosial, serta norma-norma yang berlaku dalam masyarakat Korea.

Meningkatkan Pemahaman Literasi Budaya PMI di Korsel Lewat Pembelajaran Kreatif
Dr. Hesti Fibriasari, M.Hum., menjelaskan bahwa pendekatan pembelajaran yang digunakan dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan PMI yang memiliki keterbatasan waktu dan akses terhadap pendidikan formal.

"Kami mengembangkan modul pembelajaran yang praktis dan mudah dipahami, dengan memanfaatkan teknologi digital untuk memudahkan akses materi pembelajaran. PMI perlu memahami hak dan kewajiban mereka sebagai pekerja migran, termasuk prosedur hukum yang berlaku. Ini penting untuk melindungi mereka dari potensi eksploitasi atau pelanggaran hak. Program ini juga fokus pada pengembangan keterampilan komunikasi dan interaksi sosial. Kami mengajarkan cara berkomunikasi yang efektif dengan supervisor, rekan kerja, dan masyarakat Korea secara umum. Hal ini sangat penting untuk membangun hubungan yang harmonis di tempat kerja dan lingkungan sosial," ujarnya.

Program pengabdian ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi PMI di Korea Selatan. Dengan meningkatnya literasi budaya, PMI diharapkan dapat bekerja lebih efektif, mengurangi potensi konflik budaya, dan meningkatkan kesejahteraan hidup mereka selama bekerja di luar negeri.

“Inisiatif ini juga sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kualitas dan perlindungan terhadap PMI. Program serupa diharapkan dapat dikembangkan untuk PMI di negara-negara lain, mengingat pentingnya literasi budaya dalam kesuksesan pekerja migran Indonesia di kancah internasional,” tambahnya.

Tim pengabdian berencana melakukan evaluasi berkala terhadap efektivitas program dan melakukan penyesuaian metode pembelajaran sesuai dengan perkembangan kebutuhan PMI.

Mereka juga berkomitmen untuk terus mengembangkan inovasi dalam pendekatan pembelajaran kreatif yang dapat diakses oleh PMI di berbagai negara tujuan.

Program ini diharapkan menjadi model rujukan untuk pengembangan literasi budaya PMI di negara-negara lain, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam perlindungan dan pemberdayaan pekerja migran di tingkat internasional.

(REL/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi