Ratusan Mahasiswa UDA Gelar Aksi Demo Tuntut Pengembalian Uang Kuliah (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Ratusan mahasiswa Universitas Darma Agung (UDA) menggelar aksi demonstrasi di kampus mereka yang terletak di Jl. DR TD Pardede, Medan. Aksi ini dipicu oleh dualisme dalam yayasan yang mengakibatkan terganggunya administrasi mahasiswa, terutama terkait pembayaran uang kuliah, Selasa (15/7).
Mahasiswa mengungkapkan kekhawatiran pasca pembayaran uang kuliah kepada Yayasan Perguruan Darma Agung (YPDA) yang dipimpin Hana Nelsri Kaban, di mana mereka terancam nilai mereka tidak dimasukkan ke dalam Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT) atau Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti). Hal ini terjadi karena penginputan data saat ini dilakukan oleh operator yang ditunjuk oleh pihak Rektorat pimpinan Dr. Lilis S. Gultom.
Sementara itu, pemerintah melalui Kementerian Hukum RI telah memblokir dokumen hukum YPDA, yang membuat semua kebijakan yang diambil oleh Hana Nelsri Kaban dianggap tidak sah. Pembblokiran tersebut terjadi pada 17 Juni 2025, yang berdampak pada status administrasi mahasiswa, termasuk pengembalian dana kuliah.
Dalam tuntutannya, mahasiswa meminta agar uang kuliah yang sudah dibayarkan dikembalikan. Mereka juga menuntut pembukaan seluruh ruangan yang saat ini terkunci, termasuk ruang Wakil Rektor dan Biro Akademik Kemahasiswaan, yang dinilai menghalangi proses akademik mereka menjelang Ujian Akhir Semester (UAS) yang akan digelar pada 21 Juli hingga 2 Agustus 2025.
Dalam aksi tersebut, mahasiswa membentangkan spanduk bertuliskan "Kembalikan Hak Kami, Stop Pembodohan" dan melakukan aksi bakar ban sebagai bentuk protes. Perwakilan mahasiswa melakukan dialog dengan Prof. Suwardi Lubis, Rektor UDA versi Hana Nelsri Kaban, yang berjanji akan membuka ruangan yang digembok. Namun, ketika mahasiswa memasuki Biro Rektor, mereka merasa kecewa karena janji tersebut tidak dipenuhi.
Salah satu mahasiswa, yang enggan disebutkan namanya, menyatakan, "Kami sangat kecewa, kami hanya ingin hak kami sebagai mahasiswa dipenuhi. Uang kuliah kami harus dikembalikan dan semua ruangan yang terkunci harus dibuka," ucapnya.
Hingga berita ini ditayangkan, puluhan mahasiswa masih menduduki gedung Biro Rektor sebagai bentuk tuntutan agar YPDA yang dipimpin Hana Nelsri Kaban memenuhi permintaan mereka. Aksi ini menunjukkan ketidakpuasan mahasiswa terhadap kondisi yang mereka anggap merugikan dan berpotensi mengganggu kelangsungan studi mereka.
(JW/RZD)