Salmon Sagala: Sangat Tidak Masuk Akal, Harusnya Terbuat dari Dinding Beton Permanen

DPRD SU Heran Penahan Longsor di Tikungan Sembahe -Tirtanadi Terbuat dari Pancang Bambu

DPRD SU Heran Penahan Longsor di Tikungan Sembahe -Tirtanadi Terbuat dari Pancang Bambu
DPRD SU Heran Penahan Longsor di Tikungan Sembahe -Tirtanadi Terbuat dari Pancang Bambu (analisadaily/istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Anggota DPRD Sumut Dapil Karo, Dairi, dan Pakpak Bharat, Salmon Sumihar Sagala SE mengaku heran dengan pihak Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah Sumut yang hanya menggunakan pancang bambu dan terpal sebagai penahan longsor di Jalan Medan–Berastagi Km 37,5, tepatnya di tikungan Sembahe–Tirtanadi.

Salmon Sumihar Sagala kepada wartawan, Senin (21/7/2025) melalui telepon saat melintas di Jalan Medan - Berastagi mengatakan, pemasangan penahan longsor tersebut dinilai asal-asalan dan menghambur-hamburkan anggaran dan terkesan mubazir.

"Kenapa saya katakan asal-asalan dan mubazir? Karena jika benar-benar terjadi longsor seperti yang terjadi pada 26 November 2024, yang menimbulkan banyak korban jiwa, bahan tersebut tidak akan mampu menahan material bebatuan," ujar Salmon Sumihar Sagala.

Yang membuat politisi PDI Perjuangan ini semakin heran, pihak BBPJN menyebut bahwa pemasangan pancang bambu dan terpal pada sejumlah titik rawan longsor tersebut dilakukan sebagai solusi darurat guna mengantisipasi longsor.Namun, tambah Salmon, pemasangan pancang bambu dan terpal dari bahu jalan hingga ke atas bukit yang diperkirakan memiliki ketinggian 20–30 meter itu, justru menjadi bahan pertanyaan berbagai pihak, terutama para pengguna jaln yang melintasi kawasan itu.

Bahkan, ujar Salmon Sagala, banyak yang menilai pemasangan pancang bambu itu sebagai tindakan yang mengada-ada, karena dinilai tidak akan kuat menahan terjangan material longsor, terutama bebatuan berukuran besar.

“Sangat mengecewakan, bambu dan terpal dijadikan penahan terjangan longsor. Ini perlu menjadi perhatian serius pihak Kementerian PUPR, khususnya BBPJN Wilayah Sumut, untuk segera membangun struktur penahan longsor permanen dari batu atau beton di sepanjang titik rawan longsor dari Sembahe hingga tikungan Tirtanadi, guna mencegah terulangnya musibah longsor seperti tahun lalu,” tegas Salmon Sagala.

Salmon juga mengingatkan agar pihak Kementerian PUPR melalui BBPJN Wilayah Sumut tidak menganggap remeh potensi longsor yang sangat berbahaya di kawasan tikungan Sembahe–Tirtanadi. Pasalnya, sudah banyak korban jiwa dan kerugian harta benda akibat longsor maut di daerah tersebut.

"Perlu kita sadari, setiap kali hujan turun, melintasi Jalan Medan–Berastagi, khususnya di tikungan Sembahe–Tirtanadi, menjadi sangat menakutkan. Banyak masyarakat yang mengalami trauma dan memilih menunda atau membatalkan perjalanannya ke Berastagi maupun ke Medan saat cuaca buruk,” ujar anggota Komisi B DPRD Sumut ini.

Terkait hal tersebut, Salmon mendesak Kementerian PUPR melalui BBPJN Wilayah Sumut untuk segera mengganti pancang bambu dan terpal dengan dinding penahan longsor dari beton yang lebih kokoh dan memiliki kualitas tinggi demi keselamatan pengguna jalan dan kelancaran arus transportasi di kawasan tersebut.

(NAI/NAI)

Baca Juga

Rekomendasi