Pecahkan Rekor 100 KM, Kristjan Berharap Bertemu dengan Sange Sherpa

Pecahkan Rekor 100 KM, Kristjan Berharap Bertemu dengan Sange Sherpa
Kristjan saat berhasil finish 100 K (Analisa/nirwansyah sukartara)

Malaysia - Rekor baru berhasil dicapai oleh sang juara 100 km dalam ajang Cameron Ultra Trail (CULTRA) 2025. Kristjan Chapman, pelari lintas alam asal Islandia ini berhasil finish 100 km dengan catatan waktu 13 jam 15 menit.

Suasana lapangan Padang Awam di Tanah Rata, Cameron Highlands seketika jadi ramai dan haru saat Kristjan Chapman tiba di garis finish. Ia salah satu sang juara yang berhasil memecahkan rekor finish tercepat sepanjang Cultra diselenggarakan sembilan kali.

Rekor tercepat sebelumnya diraih sang juara 100 km putra tahun lalu yakni , Sange Sherpa dari Nepal yang berhasil finish dalam waktu 14 jam 21 menit 48 detik.

Kepada wartawan, Kristjan mengungkapkan bahwa ia sangat ingin sekali bertemu dengan Sange Sherpa sang juara. Ia mengira dengan mengikuti ajang Cultra 2025, ia bisa berjumpa dengan Sange. Sayangnya keinginannya itu belum terwujud.

“Ya, saya pernah dengar tentang dia, tapi belum pernah bertemu. Sekarang saya bisa bilang kalau saya mengalahkannya, tahun depan saya akan kembali dan mencetak kemenangan lagi,” jelasnya dengan yakin.

Kristjan mengatakan bahwa kemenangannya ini adalah momen yang telah lama ia nanti dalam perjalanan panjangnya sebagai atlet trail run.

“Luar biasa. Ini adalah pertama kalinya saya memenangkan ajang besar seperti ini. Sudah lama saya ingin mencapai ini, dan hari ini akhirnya saya bisa mencapainya. Saya sangat bahagia,” ujar Kristjan dengan penuh emosi, Sabtu (19/7/2025).

Ia menyebutkan bahwa lintasan 100 km CULTRA tahun ini menampilkan jalur yang teknikal dan berat, melintasi perkebunan teh, hutan tropis berkabut, serta tanjakan curam yang menjadi ciri khas kawasan pegunungan Cameron Highlands. Meski menghadapi rintangan berat dan sempat mengalami kram, Kristjan tetap menilai pengalamannya luar biasa.

“Saya pikir itu hebat. Medannya bagus, bukitnya bagus, betonnya bagus, jalurnya juga bagus. Tapi rintangannya sulit. Saya sempat kram di akhir, jadi saya harus melompati rintangan-rintangan itu,” ungkapnya.

Dengan catatan waktu 13 jam 15 menit, ia hampir memenuhi target pribadi yang telah ditetapkan sejak awal perlombaan. “Target saya selalu 12 hingga 13 jam, jadi 13 dan 15 menit itu bagus,” katanya.

Rute atau track lari yang berat dengan kombinasi tanjakan terjal, beton, dan jalur trail yang teknikal, menjadi tantangan tersendiri bagi ia dan peserta lainnya. “Ada banyak tanjakan yang harus saya ulang berkali-kali sampai saya bisa sempurna,” katanya.

Untuk mengikuti event ini, Kristjan sendiri telah mempersiapkannya dengan matang dan jauh hari. Ia tinggal di Asia juga sudah cukup lama dan dalam delapan bulan terakhir ia juga telah menetap di Malaysia.

Ia merasa semakin terbiasa dengan iklim dan kontur wilayah pegunungan tropis. Padahal di negara asalnya cuaca tak seperti di Malaysia.

“Saya sudah lama tinggal di Asia, jadi sekarang saya mulai terbiasa. Dan saya pasti akan kembali ke sini tahun depan untuk mempertahankan gelar,” tegasnya.

Kemenangan ini juga dipersembahkan untuk orang-orang terdekatnya. “Untuk teman-teman dan keluarga saya — ibu, ayah, saudara perempuan dan laki-laki saya — serta seseorang yang sangat spesial di hati saya,” ungkapnya.

Cameron Ultra Trail terus menjadi ajang bergengsi di Asia Tenggara, menarik pelari dari seluruh dunia berkat rute menantang dan panorama indah dataran tinggi. Kemenangan Kristjan Chapman tahun ini semakin mengukuhkan prestise CULTRA sebagai salah satu lomba ultra trail terbaik di kawasan ini.

(NS/BR)

Baca Juga

Rekomendasi