Target Produksi Jagung Sumut Optimis Tercapai

Target Produksi Jagung Sumut Optimis Tercapai
Target Produksi Jagung Sumut Optimis Tercapai (Analisadaily/Mulyadi Hutahaean)

Analisadaily.com, Medan – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) tahun 2025 menargetkan produksi jagung sebanyak 2,1 juta ton. Target tersebut optimis akan tercapai bahkan akan surplus, mengingat saat ini Polri ikut membantu meningkatkan luas tanam tanaman jagung.

"Target produksi jagung di Sumut tahun ini 2,1 juta ton, produksi hingga Juni 2025 sudah mencapai 1,048 juta ton. Sementara Tahun 2024 produksi jagung 1,7 juta ton dengan kebutuhan jagung di Sumut 1,4 juta ton, artinya kita masih surplus sekitar 250.000 ton,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Hortikultura Sumut, H Rajali melalui Sekretaris Dinas, Yusfahri Perangin-angin kepada wartawan, Selasa (22/7/2025) di kantornya.

Dengan produksi jagung di Sumut tersebut, saat ini Provinsi Sumut yang dipimpin Bobby Nasution ini sudah masuk urutan ketiga tertinggi memproduksi jagung secara nasional setelah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Mengingat produksi jagung sudah surplus di Sumut, maka tidak ada lagi jagung impor masuk ke Sumut.

Menurut Yusfahri ke depan produksi jagung di Sumut akan terus meningkat, mengingat saat ini peran Polri membantu Asta Cita Presiden RI Prabowo dalam rangka swasembada pangan. Dengan adanya bantuan Polri (komoditas jagung) dan TNI (padi), akan lebih mempercepat akselesari untuk meningkatkan luas tanam.

Saat ini luas tanam jagung di Sumut itu kisaran 250.000 – 280.000 hektar setiap tahun. Polda Sumut, kata Yusfahri, menargetkan luas tanam tanaman jagung itu satu hektar di setiap desa, sementara di Sumut ada lebih kurang 6.000 desa dan kelurahan. Kemudian, setiap Polres meningkatkan luas tanam lima hektar dan Polsek tiga hektar.

“Meningkatnya luas tanam otomatis akan meningkatkan luas panen dan akan meningkatkan produksi. Optimislah kita dengan bantuan Polri akselerasi kita untuk meningkatkan produksi akan semakin cepat,” kata Yusfahri optimis.

Saat ini komoditas jagung, penugasan untuk membantu meningkatkan produksi dibantu Polri, jadi sekarang focus untuk meningkatkan produksi jagung, bagaimana strateginya, strateginya meningkatkan luas tanam. Adanya interpensi Polri ini, katanya, mudah-mudahan bisa meningkat luas tanam itu, karena kalau Polri sudah turun, maka interpensi yang lain cenderung lebih berkurang.

“Kita sangat beruntung aparat pemerintah ini turun tangan membantu swasembada pangan, sangat terbantu tugas kita, kolaborasi ini harusnya terus berkepanjangan. Sumut terbantu, bergembira karena terbantu dengan tugas kita dalam rangka peningkatan pertanaman,” katanya.

Dijelaskan, di tengah-tengah lahan di Sumut yang sangat terbatas dan tetap begitu saja lahannya, peningkatannya itu cenderung agak sedikit lambat, dengan cetak sawah dan optimalisasi lahan. Sementara pengurangan lahan itu lajunya agak sedikit kencang, walaupun sekarang ini agak mulai konstan dengan adanya regulasi-regulasi.

Meningkatnya produksi jagung di Sumut diharapkan harga jagung di tingkat petani tetap terjaga. Memang, katanya, walaupun tidak ada jaminan harga jagung dari pemerintah, petani akan tetap menanam jagung.

“Kita bersyukur dengan pemerintah menetapkan harga jagung itu di Rp5.500 per kilo gram dengan kadar air 18% hingga 20%, sehingga ada kepastian bagi petani untuk menanam jagung. Kita berharap semua komoditas lainnya atau komoditas penting juga ada jaminan harga seperti yang dibuat di komoditas padi dan jagung,” kata Yusfahri. (mul)

(NAI/NAI)

Baca Juga

Rekomendasi