Warga Resah, Ketua LABRN Desak Pemerintah Tindak Lanjut Ancaman Buaya di Sungai (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Madina - Ketua Lembaga Adat Budaya Ranah Nata (LABRN) Kecamatan Natal, Ali Anapiah, menyampaikan keprihatinan terkait maraknya kemunculan buaya di sejumlah sungai di wilayah tersebut.
Ia menyebut bahwa kemunculan buaya tidak hanya mengganggu aktivitas warga, tetapi juga sudah menimbulkan ketakutan dan potensi bahaya nyata.
“Kejadian ini sudah sering terjadi, bahkan hampir setiap hari warga melihat buaya di Sungai Batang Natal di lokasi pemukiman Desa Setia Karya. Buaya-buaya ini menampakkan diri, bahkan menunjukkan gerak-gerik untuk meneror warga,” ungkap Ali Anapiah dalam sebuah audiensi bersama masyarakat dan pihak pemerintah di Aula kantor camat Natal, Senin (28/7/2025).
Ali meminta agar persoalan ini segera ditindaklanjuti oleh lembaga dan dinas terkait. Ia juga mendorong masyarakat untuk ikut berperan aktif memberikan informasi serta mendesak pemerintah agar segera turun tangan.
Ia menjelaskan bahwa daerah pemukiman yang terdampak ancaman buaya disepanjang bantaran sungai bukan hanya di satu wilayah saja, yakni Desa Pasar I, Pasar II, Setia Karya dan Kampung Sawah hingga tapus kerap menjadi lokasi kemunculan buaya.
“Ini bukan masalah baru. Dulu masalah ini ditangani oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Namun seiring waktu, tanggung jawab ini tampaknya bergeser ke pihak lain ke Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) . Tapi sekarang tidak jelas lagi siapa yang bertanggung jawab penuh,” ujarnya.
LABRN Kecamatan Natal, kata Ali, telah menyampaikan inisiatif untuk membuat surat resmi yang akan dikirimkan kepada Bupati Mandailing Natal, Dinas Provinsi Sumatera Utara, dan pihak terkait lainnya untuk segera mengambil tindakan konkret.
“Kami siap menyampaikan surat terkait persoalan ini kepada Bapak Bupati dan instansi terkait. Kami harap ada langkah nyata untuk menyelamatkan warga. Ini bukan hanya tanggung jawab daerah, tapi juga provinsi,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu dan mendorong pemerintah mengambil langkah cepat sebelum jatuh korban lebih banyak.
Ali juga berharap Pemerintah Provinsi Sumatera Utara hingga ke tingkat pusat dapat memberikan perhatian serius terhadap masalah ini.
“Kita butuh solusi, bukan hanya pernyataan. Jangan sampai kita menyesal karena terlambat bertindak,” tutupnya.
Menurut Busran yang juga pengurus LABRN, jika tidak ada kebijakan atau penanganan dari pemerintah, warga tidak akan tinggal diam. Ia menyebut masyarakat siap memburu buaya yang dianggap telah membahayakan keselamatan.
"Kami akan buru buaya itu jika ancaman sudah meresahkan. Lebih berharga nyawa manusia daripada buaya," tegas Busran.
Pernyataan tegas tersebut muncul seiring dengan laporan-laporan warga yang menyebut kemunculan buaya semakin dekat dengan permukiman dan aktivitas masyarakat di sungai.
Situasi ini dinilainya bisa memicu kepanikan dan tindakan sepihak jika tidak segera ditangani.
Sementara, Kapolsek Natal AKP Maraden Pakpahan melalui Kanit Binmas Aipda Afwan mengimbau masyarakat agar tidak melakukan tindakan sepihak dalam menangani keberadaan buaya yang kerap muncul di wilayah aliran sungai sekitar Kecamatan Natal.
“Kalau kita bertindak sendiri tanpa pola dan koordinasi dengan pihak lembaga atau dinas terkait, itu bisa berdampak hukum pada kita masyarakat. Maka dari itu, mari kita ambil langkah-langkah terbaik dalam menangani persoalan buaya tersebut,” ujar Aipda Afwan.
Menanggapi keresahan warga terkait kemunculan buaya di bantaran sungai yang dekat dengan permukiman, Pemerintah Kecamatan Natal menyatakan akan segera mengambil langkah serius dan terkoordinasi.
Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Natal, Nori Susanda, S.Hut., M.H., menyampaikan bahwa pihaknya sejalan dengan langkah Polsek Natal dan akan segera menggelar musyawarah bersama Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) guna membahas langkah penanganan yang tepat terhadap ancaman tersebut.
“Kami akan bermusyawarah bersama Forkopimcam untuk mencari solusi terbaik bahkan kita akan bentuk Satuan Tugas (Satgas) penanganan ancaman buaya . Nanti dari hasil musyawarah itu kami akan menyurati Bupati Mandailing Natal dan juga Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara,” ujar Nori Susanda.
Menurutnya, ancaman buaya yang muncul di sungai-sungai sekitar Kecamatan Natal tidak bisa dianggap remeh karena sudah mengganggu rasa aman masyarakat, terutama mereka yang tinggal di sekitar aliran sungai atau beraktivitas di sungai tersebut.
“Persoalan ini harus ditangani secara terkoordinasi, tidak bisa dibiarkan begitu saja. Ini menyangkut keselamatan warga,” tambahnya.
Pantauan dilokasi turut hadir, Sekcam Natal, Nori Susanda, S.Hut, MH, Ketua LABRN, Ali Anapiah, Kanit Binmas Polsek Natal, Aipda Afwan, Babinpotmar Pos AL Natal kelasi Dua Meiman lase, beberapa Kepala Desa dan Kepala Seksi Kecamatan Natal. (
RES)
(WITA)