
Analisadaily.com, Medan - Kreativitas guru dalam mengajar kembali menjadi sorotan positif. Di UPT SDN 30 Pasar Lapan, Kabupaten Batubara, seorang guru kelas I, berhasil menunjukkan bahwa media ajar sederhana mampu mendukung peningkatan literasi baca tulis anak, termasuk bagi siswa berkebutuhan khusus.
Adalah Hotma Wulansari Sitohang yang berbagi pengalaman inspiratif ini. Ia menceritakan bagaimana penggunaan wadah telur bekas yang ditulisi huruf abjad menjadi sarana belajar yang efektif dan inklusif di kelas.
“Salah satu murid saya, Demson, merupakan anak istimewa yang mengalami kesulitan komunikasi. Namun saya percaya bahwa setiap anak berhak mendapat pendidikan yang layak,” ujar Hotma yang juga merupakan fasilitator daerah (Fasda) Batubara Tanoto Foundation, Selasa (5/8/2025).
Hotma mengajak siswa kelas IA dan IB berkolaborasi dalam kegiatan pembelajaran yang menggabungkan unsur bermain dan belajar. Ia membagi anak-anak ke dalam kelompok kecil, lima anak per kelompok, dan masing-masing kelompok diberi wadah telur bertuliskan huruf serta kartu huruf untuk disusun sesuai urutan abjad.
“Kami menyebutnya sebagai ‘rumah huruf’. Anak-anak sangat antusias. Bahkan Demson, yang awalnya hanya berdiri di samping ibunya, akhirnya ikut duduk bersama teman-teman meski hanya mengamati,” katanya.
Yang tak disangka, setelah kegiatan selesai dan suasana kelas lebih tenang, Demson mulai tertarik untuk menyusun huruf sendiri. Dengan bantuan komunikasi dari ibunya, ia perlahan menyusun huruf satu per satu ke dalam wadah yang tersedia. Meski beberapa huruf masih tertukar, semangat belajar dan keterlibatannya memberikan harapan besar.
“Ketika saya tanya huruf satu per satu, Demson bisa menyebutkannya meski belum fasih. Setiap jawaban yang benar kami sambut dengan tepuk tangan. Ia tampak senang sekali. Ini bukan sekadar belajar huruf, tapi juga membangun kepercayaan dirinya,” ujar Hotma.
Media ajar yang sederhana namun bermakna ini pun mendapat apresiasi dari guru lain. Agusdianty, guru kelas IB yang ikut berkolaborasi dalam kegiatan, mengaku terkesan. “Ternyata bahan-bahan sederhana kayak gini bisa jadi media belajar yang efektif ya, Bu,” ujarnya.
Hotma menekankan pentingnya pendekatan yang memahami latar belakang dan karakter masing-masing anak. Menurutnya, guru sejati bukanlah mereka yang menghakimi, melainkan yang mampu memahami dan memuliakan potensi setiap siswa.
“Setiap anak memiliki potensinya masing-masing. Maka, tugas kita adalah membantu mereka untuk percaya pada kemampuannya sendiri,” tutup Hotma.