Keruhnya Air Danau Toba Diduga Akibat Musim Kemarau dan Pencemaran Limbah

Keruhnya Air Danau Toba Diduga Akibat Musim Kemarau dan Pencemaran Limbah
Gubernur Sumut, Bobby Nasution (Analisadaily/Jafar Wijaya)

Analisadaily.com, Medan - Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, mengungkapkan bahwa hasil uji laboratorium mengenai keruhnya air Danau Toba di Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, telah keluar. Menurutnya, kondisi ini disebabkan oleh faktor musim kemarau yang melanda wilayah tersebut belakangan ini.

"Yang pasti kemarin saya sampaikan itu karena kekeringan, makanya kita buat rekayasa cuaca. Itu juga kemarin keluar sumber-sumber belerang yang masuk ke area wilayah air Danau Toba," ungkap Bobby saat ditemui wartawan di Hotel JW Marriot Medan, Selasa (5/8).

Meskipun demikian, Bobby masih enggan merinci lebih lanjut mengenai pengaruh musim kemarau terhadap keruhnya air Danau Toba. Ia mengingatkan untuk tidak membagikan informasi yang tidak didukung data yang akurat.

Fenomena keruhnya air Danau Toba ini sempat viral di media sosial setelah sebuah video diunggah oleh akun Jelajah Sumut di Facebook pada tanggal 16 Juli 2025, yang menarik perhatian publik.

Sementara itu, Guru Besar Universitas Sumatera Utara, Prof. Ternala Alexander Barus, memberikan penjelasan lebih mendalam mengenai penyebab keruhnya air Danau Toba. Menurutnya, fenomena ini tidak hanya disebabkan oleh faktor alam, tetapi juga akibat pencemaran limbah. Dalam penelitiannya, Ternala menjelaskan bahwa angin kencang yang terjadi selama musim kemarau memicu sirkulasi air di danau, membawa endapan lumpur dan senyawa kimia berbahaya ke permukaan.

"Artinya, air pada bagian dasar akan bersirkulasi ke permukaan sekaligus membawa endapan lumpur dan beberapa senyawa kimia yang bersifat toksik bagi ikan di danau," papar Ternala. Analisis menunjukkan adanya senyawa kimia yang melebihi ambang batas, yang menyebabkan penurunan kadar oksigen dalam air dan berdampak pada kematian massal ikan di Pangururan, baik dari keramba jaring apung maupun ikan liar.

Lebih lanjut, Ternala menambahkan bahwa pencemaran limbah turut berkontribusi dalam keruhnya air Danau Toba. Sampel air yang diambil menunjukkan adanya limbah cair domestik yang dibuang langsung ke dalam danau tanpa pengolahan melalui Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL). Sisa pakan dari budidaya ikan juga menjadi sumber pencemaran, yang meningkatkan kadar senyawa organik dan toksik di dasar danau.

Dengan berbagai faktor yang berkontribusi, keadaan Danau Toba saat ini memerlukan perhatian serius dari pihak berwenang untuk mencari solusi yang tepat demi menjaga kelestarian danau yang menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Utara.

(JW/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi