Forum Koordinasi Tanggap Bencana Digelar BPODT: Perkuat Sinergi Antarsektor Hadapi Ancaman Bencana di Destinasi Super Prioritas

Forum Koordinasi Tanggap Bencana Digelar BPODT: Perkuat Sinergi Antarsektor Hadapi Ancaman Bencana di Destinasi Super Prioritas
Forum Koordinasi Tanggap Bencana Digelar BPODT: Perkuat Sinergi Antarsektor Hadapi Ancaman Bencana di Destinasi Super Prioritas (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Toba - Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) menyelenggarakan Forum Koordinasi Tanggap Bencana pada Rabu (7/8/2025) di Kantor BPODT, Ajibata, Kabupaten Toba. Forum ini menjadi ajang konsolidasi lintas sektor dalam meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana di kawasan Danau Toba, yang merupakan salah satu Destinasi Pariwisata Super Prioritas nasional.

Kegiatan ini dihadiri oleh Dinas Pariwisata, Dinas Lingkungan Hidup, dan BPBD dari kabupaten/kota di sekitar Danau Toba, serta instansi teknis seperti Manggala Agni, Basarnas, direktorat objek vital Polda Sumut, Kodim Tapanuli Utara, dan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) dari wilayah Toba, Dairi, Humbang Hasundutan, dan Pematang Siantar.

Direktur Utama BPODT, Jimmy Panjaitan, menegaskan bahwa keberhasilan pengembangan kawasan pariwisata bertumpu pada jaminan keselamatan dan ketahanan terhadap risiko bencana.

"Kami tidak bisa bicara pengembangan pariwisata tanpa memastikan kawasan ini aman dan tangguh terhadap bencana. Forum ini menjadi titik temu untuk menyatukan kekuatan, informasi, dan langkah-langkah nyata," ujar Jimmy.

"Harapan kami dengan hadirnya forum ini mempercepat penanganan bencana sebelum berdampak buruk pada destinasi wisata dan kunjungan wisatawan," tambahnya.

Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan, Hendro Nugroho, mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan terhadap potensi cuaca ekstrem di kawasan Danau Toba, khususnya dalam beberapa bulan ke depan.

"Berdasarkan analisis BMKG, wilayah Danau Toba memasuki periode transisi musim dengan peningkatan intensitas hujan disertai angin kencang di sejumlah titik. Hal ini dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti kebakaran lahan, longsor dan banjir bandang," kata Hendro. Ia juga menekankan pentingnya pemanfaatan sistem aplikasi peringatan dini cuaca yang telah tersedia dan terbuka untuk digunakan oleh seluruh pemangku kepentingan.

Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumatera Utara, Manutur Naibaho, menyampaikan bahwa kawasan Danau Toba membutuhkan pendekatan penanggulangan bencana yang terkoordinasi secara antardaerah dan antarsektor.

"Kunci dari penanggulangan bencana adalah kolaborasi dan kesiapsiagaan bersama. Perlu ada peta risiko yang disepakati bersama serta simulasi rutin untuk menghadapi berbagai skenario bencana di kawasan ini," ujar Manutur.

"Kami juga berupaya menuntaskan kajian resiko kebencanaan daerah di setiap kabupaten, kami harapkan para Bupati mempercepat menyelesaikan kajian tersebut sebagai acuan penanganan bencana kita," tambahnya.

Forum ini diharapkan menjadi langkah awal penguatan sistem tanggap darurat terpadu, pelengkapan sarana dan prasarana serta sumberdaya manusia tanggap bencana, guna mendukung keberlanjutan pariwisata dan keselamatan masyarakat di kawasan Danau Toba.

(REL/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi