Beijing Jadi Tuan Rumah “Pesta Durian” Negara-Negara ASEAN

Beijing Jadi Tuan Rumah “Pesta Durian” Negara-Negara ASEAN
Beijing Jadi Tuan Rumah “Pesta Durian” Negara-Negara ASEAN (Analisadaily/ANTARA)

Analisadaily.com, Beijing - "ASEAN-China Center" di Beijing membuat satu festival unik yang menyatukan rasa dan kreasi 11 negara Asia Tenggara dan Tiongkok yaitu "Festival Durian".

Durian, yang dijuluki "raja buah tropis" dikenal karena rasanya yang kaya dan kuat serta kulitnya yang dipenuhi duri tajam.

Durian juga punya berbagai varian, tapi yang paling dikenal adalah varietas "Durio zibethinus" yang tumbuh subur di Indonesia, Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Filipina.

Buah ini merupakan buah musiman yang hanya bisa dinikmati saat musim panen tiba, biasanya pada Juni - Agustus dan pada beberapa tempat dijual dengan harga yang relatif mahal.

Selain itu, durian juga kaya akan serat, vitamin B, C, dan E, kaya kalsium, magnesium dan berbagai mineral lain.

Organisasi Pangan Dunia (FAO) menduga Indonesia merupakan produsen durian terbesar di dunia, tapi karena sebagian besar produksinya dikonsumsi di dalam negeri, maka tidak ada catatan ekspor durian Indonesia di badan tersebut. FAO hanya mencatat produsen utama durian adalah Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Filipina.

Sedangkan China tercatat sebagai negara dengan konsumsi durian terbesar di dunia. China pada 2024 mengimpor sekitar 1,56 juta ton durian dengan nilai 6,83 miliar dolar AS atau naik 9,4 persen secara tahunan, dengan 98,5 persen di antaranya berasal dari Thailand dan Vietnam.

Sekretaris Jenderal ASEAN-China Center Shi Zhongjun dalam sambutannya dalam pembukaan Festival Durian ASEAN-China mengatakan festival durian tersebut merupakan cerminan nyata dari pencapaian kerja sama pertanian negara-negara Asia Tenggara dan China.

ASEAN, ungkap Shi, telah menjadi mitra dagang terbesar China selama lima tahun berturut-turut, dan China telah menjadi mitra dagang terbesar ASEAN selama 16 tahun berturut-turut.

"Buah-buahan tropis seperti durian, manggis, kelengkeng dan buah naga dari negara-negara ASEAN telah memasuki jutaan rumah tangga di China," kata Shi Zhongjun dalam Festival Durian di kantor ASEAN-China Center, Beijing, Sabtu (9/8).

Dalam festival durian tersebut ditampilkan sembilan stan dari sembilan negara ASEAN (kecuali Singapura) dan stan distributor durian asal Tiongkok.

Pada pembukaan festival tersebut hadir para duta besar maupun wakil kepala perwakilan, para diplomat, jurnalis maupun masyarakat dari negara-negara ASEAN.

Selain buah durian segar, dipamerkan juga produk-produk olahan durian seperti berbagai jenis kue durian dan es krim durian.

Berdasarkan catatan, Thailand adalah negara yang mendominasi pasar durian di China, dengan negara tersebut memasok 57 persen dari buah senilai 6,99 triliun RMB yang diimpor pada 2024.

Vietnam adalah pemasok terbesar kedua, menyumbang 38 persen, sementara Filipina dan Malaysia berada di urutan ketiga dan keempat, dengan total penjualan sebesar 38,2 juta dolar AS, menurut data bea cukai China.

Durian segar dijual di China dengan harga hingga 200 yuan (sekitar Rp460.000) untuk satu buah seberat 6 kg (13 pon).

Meski Thailand adalah pengekspor durian ke China, Dubes Thailand Chatchai Viriyavejakul mengaku tidak memakan durian.

"Saya harus mulai dengan pengakuan. Saya tidak makan durian. Saya minoritas sebagai orang yang tidak makan durian," kata Dubes Chatchai dalam sambutannya yang memicu sahutan ketidakpercayaan dari para peserta festival.

Namun ia mengungkapkan bahwa China mengimpor lebih dari satu miliar ton durian setiap tahun dan jumlah itu terus bertambah.

"Durian bukan sekadar buah. Durian adalah gairah. Ada yang mengatakan durian bisa membuat cinta pada gigitan pertama. Durian adalah hadiah bagi mereka yang cukup berani untuk mencoba dan sejujurnya, saya dikelilingi oleh semua pecinta durian, termasuk hari ini," tambah Dubes Chatchai.

ASEAN, kata Dubes Chatchai, berkomitmen untuk memastikan durian dan produk berbahan dasar durian memiliki standar keamanan yang tinggi dan cita rasa yang lezat, serta disesuaikan dengan selera dan preferensi unik pasar China.

"Saya yakin festival ini akan berkembang dan akan menambah langkah menuju ikatan yang kuat antara ASEAN dan China," ungkap Dubes Chatchai.

Sebelum para peserta festival mencicipi berbagai rasa durian, perwakilan negara-negara ASEAN terlebih dulu mempresentasikan jenis-jenis durian yang dimiliki negaranya.

Dari Malaysia disebut ada tiga varian yang paling diminati pasar China yaitu Musang King premium, Black Thorn dan Sultan King klasik.

Durian Musang King dipuji karena rasanya yang kaya, unik, manis seperti mentega dan tekstur seperti puding. Jenis tersebut adalah durian paling premium di Malaysia. Dagingnya juga halus dan lembut, seringkali berwarna kuning cerah hingga oranye.

Varian kedua adalah Black Thorn dengan daging buah berwarna kuning hingga oranye. Rasanya kompleks, manis dengan sedikit rasa pahit, harganya bahkan lebih mahal dibandingkan dengan Musang King kami. Teksturnya yang lembut, terkadang sedikit berserat, dan aromanya yang kuat.

Varian ketiga adalah Sultan King. Daging buahnya sedikit lebih pucat, punya rasa pahit manis, dengan sentuhan akhir karamel kacang yang ringan. Teksturnya halus, namun lebih ringan dari pada Musang King, tidak terlalu intens.

Durian Malaysia disebut punya 100 varian tapi hanya 30-40 varian yang dikomersilkan. Pohon durian butuh waktu 10-15 tahun untuk matang sebelum menghasilkan buah yang siap dipanen. Musim puncak panen pada Juni hingga Agustus.

Kemudian Brunei Darussalam, punya empat jenis durian. Pertama adalah durian putih dengan daging buah yang matang, aromatik, dan aroma yang kuat.

Kedua, durian kuning, dengan daging buah berwarna kuning kemerahan. Ketiga durian Otak Nanggalah, yaitu durian yang ditanam di hutan dengan warna daging buah merah oranye hingga merah gelap. Keempat, durian pulu dengan ukuran buah yang lebih kecil.

Durian dapat diolah menjadi berbagai hidangan tradisional seperti ambuyat yaitu yaitu olahan sagu yang dicampur dengan cacah tempoyak, saus pedas dengan fermentasi durian.

Kedutaan Besar Brunei Darussalam juga menyediakan penganan khas dengan bahan durian seperti kue bolu, kue lapis durian, kue kukus durian tradisional, lapis gulung durian dan es krim durian.

Sedangkan Kamboja tidak membawa durian segar tapi hidangan olahan dari durian. Pertama adalah Num Bhanh Chok Namya yaitu kue ketan yang dikocok dengan saus durian yang manis dan "creamy", terbuat dari durian matang, santan dan gula aren. Hidangan lain adalah nasi ketan durian.

Kedutaan Besar Indonesia untuk Tiongkok dan Mongolia di Beijing juga tidak menyediakan durian segar tetap durian beku karena sejak Mei 2025, China secara resmi telah membuka akses ekspor untuk durian beku asal Indonesia dan saat ini sedang dalam tahap penyelesaian teknis.

"Durian punya rasa dan teksturnya sungguh autentik dan istimewa. Tentu saja, Indonesia bangga dapat berpartisipasi dalam festival kami ini walau durian beku kami masih menjalani proses akhir di China dari Indonesia," kata Wakil Kepala Perwakilan RI di Beijing Parulian Silalahi dalam acara tersebut.

Indonesia, kata Parulian, setidaknya punya tiga varian durian yang akan diekspor ke China. Pertama adalah durian montong dari Sulawesi, durian Medan dengan rasa pahit manis dari Pulau Sumatera dan juga durian merah eksotis dari bagian timur Indonesia.

Parulian juga menjelaskan ada satu tradisi memakan durian di Indonesia.

"Jadi di Indonesia, orang-orang menuangkan air ke kulit durian saat membukanya, kemudian meminum air dari kulit tersebut. Orang Indonesia percaya meminum air itu dapat membantu mengurangi kadar kolesterol, jadi jangan khawatir tentang kadar kolesterol Anda hari ini, minum saja air dari kulit durian, jangan dibuang, dan nikmatilah," jelas Parulian dalam gaya marketing.

Selain itu, Parulian mengatakan orang bisa mencuci tangan dengan air dari kulit durian karena dapat menghilangkan aroma durian.

Untuk Laos, juga membawa durian dan pisang Laos. Perwakilan Laos mengatakan sudah lebih dari 74 jenis produk pertanian ke China dan negara-negara Asia.

Sedangkan Myanmar, punya 18 varietas durian dan terbagi menjadi dua kelompok yaitu lokal dan impor. Secara garis besar, durian dari Myanmar berukuran lebih kecil dengan biji besar, sedikit daging buah, rasanya manis, rendah lemak dan tahan penyakit tanaman.

Myanmar juga menyediakan produk-produk dari durian seperti selai durian, kue, roti, mochi durian, "durian shwe kyi", pizza durian, durian es krim.

Saat ini Myanmar pun masih berupaya untuk melengkapi persyaratan teknis ke bea cukai China untuk bisa mengekspor durian ke China.

Di Filipina, terdapat 10 varietas durian tapi hanya membawa satu jenis yaitu puyat durian. Puyat durian punya rasa manis, aroma kuat, tekstur lembut selain itu kaya akan mineral dan vitamin.

Kedutaan Besar Filipina juga membawa makanan olahan durian termasuk olahan sayap ayam panggang dengan durian, pasta tuna durian, es krim durian dan favoritnya adalah es serut tipis dengan sirup kelapa, "corn flake" serta daging buah durian.

Kedutaan Thailand membawa beragam jenis durian yang sudah dipasarkan di China yaitu durian monthong dengan ciri buah berbentuk seperti bantal dengan daging buah berwarna kekuningan.

Kedua adalah durian chanee yang juga dikenal dengan durian kani dengan daging buah keemasan dan rasanya manish-pahit. Ketiga, durian kanyo punya daging buah lebih kecil, berwarna kuning dan rasanya manis.

Keempat adalah durian phuang manee dengan ukuran yang lebih kecil tapi punya rasa paling manis dengan daging kuning pucat. Thailand juga membawa buah tropis lainnya yaitu manggis dan kelengkeng.

Terakhir Vietnam yang punya 60 varietas durian. Vietnam sendiri mencatat ekspor durian ke China senilai 3 miliar dolar AS ke China.

Varian durian Vietnam antara lain adalah Ri6 durian sebagai yang paling terkenal, nama Ri6 berasal dari petani pertama yang menanam durian, Pak Ri, sedangkan 6 menunjukkan klasifikasi. Ri6 punya daging buah kuning keemasan.

Durian lain adalah durian monthong yang merupakan campuran antara durian Thailand dan Vietnam dengan spesifikasi mirip dengan durian monthong asal Thailand. Masih ada juga durian Chuong Bo yang cukup langka serta mahal karena tidak diproduksi massal seperti Ri6.

Akhirnya, menikmati durian akan lebih menyenangkan bila dilakukan bersama-sama dengan keluarga maupun teman, entah di negara asal durian maupun negara pengimpor durian.

(ANT/DEL)

Baca Juga

Rekomendasi