Atlet dan Pelatih KONI Sumut Kini Terlindungi BPJS Ketenagakerjaan (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumatera Utara menunjukkan komitmennya dalam menjamin kesejahteraan atlet dan pelatih dengan mendaftarkan 141 orang, terdiri dari 108 atlet dan 33 pelatih, ke dalam program BPJS Ketenagakerjaan.
Langkah strategis ini disambut baik oleh BPJS Ketenagakerjaan sebagai bentuk kepedulian nyata terhadap ekosistem olahraga di Sumatera Utara.
Wakil Kepala Bidang Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Wilayah Sumbagut, Sanco Simanulang, mengapresiasi inisiatif KONI Sumut.
"Kami sangat mengapresiasi apa yang dilakukan KONI Sumut. Dengan perlindungan ini, mereka bisa lebih fokus berlatih dan mengukir prestasi tanpa dibayangi kekhawatiran terhadap risiko sosial ekonomi," ujarnya.
Ketua KONI Sumut, Hatunggal Siregar, menegaskan bahwa pemberian jaminan sosial ini merupakan bagian penting dari strategi pembinaan olahraga. Tujuannya adalah untuk mempersiapkan atlet dan pelatih menghadapi berbagai kejuaraan nasional dan internasional.
"Atlet dan pelatih adalah aset berharga bagi Sumatera Utara. Dengan perlindungan ini, kami ingin memastikan mereka bisa berlatih dan bertanding dengan tenang," kata Hatunggal.
Ia menambahkan bahwa inisiatif ini sejalan dengan komitmen KONI untuk mencetak prestasi sekaligus menjaga kesejahteraan mereka.
Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Medan Utara, Raden Harry Agung Cahya, memastikan bahwa pihaknya akan memberikan layanan terbaik bagi para atlet dan pelatih yang terdaftar.
"Kami terus berkomitmen penuh untuk memberikan pelayanan optimal. Perlindungan ini mencakup manfaat Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) hingga Jaminan Kematian (JKM)," jelas Harry.
Ia berharap kerja sama ini dapat terus berlanjut hingga seluruh pelaku olahraga di Sumatera Utara terlindungi oleh program jaminan sosial.
Dengan terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan, para atlet dan pelatih kini memiliki rasa aman dan kepastian, memungkinkan mereka untuk berlatih secara optimal.
KONI Sumut berharap inisiatif ini dapat menjadi contoh bagi organisasi olahraga lain di Indonesia, menunjukkan bahwa pembinaan olahraga tidak hanya fokus pada prestasi, tetapi juga pada kesejahteraan dan perlindungan sosial para atlet.
(JW/RZD)