Ketua Pemuda Sukamenak penyelenggara peringatan HUT RI di daerah itu, Fajar Utama mengatakan perayaan tahun ini ingin menampilkan sesuatu yang berbeda dan bermakna dengan menggelar upacara dihadiri delapan topeng replika Presiden RI mulai dari Ir Soekarno sampai saat ini Prabowo Subianto.

"Kami ingin perayaan ini membangkitkan semangat nasionalisme sekaligus menghibur warga, topeng replika presiden ini menjadi pengingat perjalanan panjang bangsa dari masa ke masa," kata Fajar.

Ia menuturkan masyarakat di Kelurahan Sukamenak, Kecamatan Purbaratu antusias untuk menggelar upacara memperingati Hari Kemerdekaan ke-80 RI dengan membentangkan bendera Merah Putih di jembatan yang melintasi Sungai Citanduy.

Peringatan tahun ini, kata dia, ingin menyajikan secara kreatif, namun tetap hikmat dengan menampilkan topeng pemimpin Indonesia sebagai simbol berkelanjutan kepemimpinan bangsa, sekaligus memeriahkan jalannya acara.

Ia menyampaikan tujuan lainnya, yakni sebagai bentuk kecintaan warga terhadap Tanah Air sekaligus upaya mempersatukan masyarakat dari berbagai latar belakang untuk bersatu bersama merayakan HUT RI.

"Antusias warga sangat luar biasa, semua bergembira, tetapi tetap menghormati nilai-nilai perjuangan," kata Fajar.

Ia menyampaikan perayaan HUT RI tahun ini tidak harus ditunjukkan semangatnya dengan menggelar di lapangan, tapi juga bisa di mana saja, termasuk di Sungai Citanduy yang oleh warga dianggap sebagai saksi sejarah, dan sumber penghidupannya.

"Kami ingin menunjukkan bahwa semangat kemerdekaan tidak hanya dirayakan di lapangan, tetapi juga bisa dilakukan di tempat yang menjadi denyut kehidupan warga," katanya.

Ia menyampaikan peringatan HUT RI disambut antusias oleh warga yang datang dengan pakaian hitam putih menciptakan kesan seragam, rapi, dan kompak sebagai simbol kesederhanaan dan persatuan.

Selain membentangkan bendera Merah Putih di jembatan, kata dia, digelar juga pembacaan naskah detik-detik Proklamasi dengan penuh hikmat, dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Ia menyampaikan usai upacara, dilanjutkan dengan berbagai lomba tradisional, seperti balap karung, tarik tambang, makan kerupuk dan sebagainya yang dapat menghibur masyarakat.

Ia berharap ke depan menjadi tradisi tahunan untuk mempererat hubungan antarwarga Purbaratu, Kota Tasikmalaya dengan warga perbatasan kabupaten lainnya dari Wanasigra, Kabupaten Ciamis.

"Harapan kami, semangat kebersamaan ini terus terjaga, perbedaan adalah kekayaan, dan kemerdekaan harus kita isi dengan hal-hal positif untuk kemajuan bersama," kata Fajar.

(ANT/DEL)