Latihan Lebih Cerdas, Progres Lebih Terukur: Tim PKM FIK UNIMED Kenalkan Aplikasi Monitoring Kekuatan Otot (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Bandar Khalifah - Kegiatan Workshop Latihan Kekuatan dan Sosialisasi Alat Monitoring Kekuatan Otot Berbasis Aplikasi Android (Lapo Pro-Strengthener) yang dilaksanakan Selasa (15/6) di Family Gym, Desa Bandar Khalipah, merupakan salah satu bentuk konkret dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam aspek pengabdian kepada masyarakat.
“Kegiatan ini menunjukkan kolaborasi yang baik antara perguruan tinggi dan pelaku usaha lokal,” ujar Ade Fargia selaku pemilik Family Gym, sebagai wujud sinergi antara dunia akademik dan praktisi kebugaran di lapangan.
Tim pelaksana PKM yang diketuai Asep Prima, S.Or., M.Pd., serta melibatkan dosen-dosen dari Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Medan (Unimed), Prof. Dr. Ardi Nusri, M. Kes., AIFO., Yan Indra Siregar, S.Pd., M.Pd., Mahmuddin, S.Pd., M.Pd., dan Dra. Rosmaini Hasibuan, M.Pd., menunjukkan bahwa kegiatan ini memiliki landasan keilmuan yang kuat.
“Dengan latar belakang keilmuan dari Prodi Pendidikan Kepelatihan Olahraga dan Prodi Ilmu Keolahragaan, kegiatan ini dipastikan tidak hanya berfokus pada praktik fisik, tetapi juga melibatkan pendekatan ilmiah dan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan zaman, salah satunya melalui penggunaan aplikasi monitoring berbasis Android,” kata Asep Prima.
Inovasi alat Lapo Pro-Strengthener menjadi sorotan penting dalam kegiatan ini. Pemanfaatan teknologi untuk memantau perkembangan kekuatan otot merupakan langkah progresif dalam dunia kebugaran dan kepelatihan olahraga. Ini sejalan dengan perkembangan industri kebugaran yang kini mulai memadukan metode konvensional dengan pendekatan digital, guna meningkatkan efektivitas program latihan dan memperluas jangkauan monitoring performa individu secara real-time dan objektif.
“Pemilihan lokasi di Family Gym juga mencerminkan strategi yang tepat sasaran, yaitu menjangkau komunitas kebugaran di tingkat desa. Ini memberikan peluang besar untuk meningkatkan literasi olahraga masyarakat secara langsung, sekaligus memperkenalkan pendekatan ilmiah dalam latihan kekuatan otot kepada para pelatih, instruktur, dan pengguna gym,” tambah Asep.
Selain itu, kegiatan ini berpotensi membuka ruang pelatihan lanjutan, kerja sama riset terapan, serta pengembangan alat yang berkelanjutan bersama mitra lokal.
Secara keseluruhan, kegiatan PKM ini diharapkan dapat memberikan manfaat berkelanjutan tidak hanya bagi peserta workshop, tetapi juga sebagai model diseminasi hasil penelitian dan inovasi kampus kepada masyarakat luas.
Semangat kolaborasi, pemberdayaan komunitas, dan integrasi teknologi menjadi kunci keberhasilan program ini sebagai bagian dari transformasi pendidikan tinggi berbasis pengabdian dan inovasi.
(REL/RZD)