Magister Ilmu Komunikasi FISIP USU Kunjungan ke Malaysia, Jalin Kerja Sama dengan 2 Kampus (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Kunjungan akademik Magister Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU) ke Universiti Utara Malaysia (UUM) dan Universiti Sains Malaysia (USM) pada 7–8 Agustus 2025 menghasilkan kolaborasi yang positif.
Tak hanya memperkuat kerja sama antarinstitusi, kegiatan ini juga membuka ruang pertukaran gagasan, inspirasi riset, hingga peluang kolaborasi internasional.
Agenda kunjungan dimulai di School of Multimedia Technology and Communication (SMMTC) UUM, Sintok, Kedah, pada Kamis (7/8) berlanjut ke Universiti Sains Malaysia (USM) dan audiensi ke Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Penang.
Salah satu riset yang mencuri perhatian adalah bertajuk “Marriage is Scary: Representasi Kecemasan terhadap Pernikahan di Era New Media” yang dibawakan Marsha Zafirah Pohan, Khairul Ansor Nasution, Trisna Mandala Putra, Esdras Idi Alfero Ginting, Christian Yosua Halawa, dan Riati Laia.
Penelitian ini mengulas fenomena meningkatnya kecemasan generasi muda terhadap pernikahan, dipengaruhi faktor psikologis, ekonomi, sosial, serta diperkuat oleh media sosial.
Shafika, mahasiswa Magister SMMTC UUM, mengaku riset tersebut relevan dengan situasi di Malaysia. Terutama di kalangan generasi muda.
“Menurut saya, riset ‘Marriage is Scary’ unik dan menarik karena di Malaysia juga banyak anak muda takut menikah dengan alasan tertentu. Mahasiswa USU sangat profesional, dan kami mendapat banyak perspektif baru,” ujarnya.
Selain itu, riset lain berjudul “Persepsi Konten Kreator TikTok terhadap Transparansi Kebijakan Moderasi Konten” juga mendapat apresiasi karena menyoroti isu hangat yang dekat dengan kehidupan digital generasi muda.
Kunjungan ini turut diwarnai dengan penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) dan Implementation Agreement antara FISIP USU dan UUM, yang membuka peluang program student exchange, riset bersama, publikasi, hingga konferensi internasional yang dijadwalkan Oktober 2025.
Esok harinya, Jumat (8/8), rombongan yang dipimpin oleh Harmona Daulay selaku Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, bersama Prof Iskandar Zulkarnain selaku Ketua Program Magister Ilmu Komunikasi dan Mazdalifah selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi S1, serta Prof Dewi Kurniawati selaku Sekretaris Program Studi Magister Ilmu Komunikasi bersama 14 mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi melanjutkan kunjungan ke School of Communication USM, Penang. Agenda ini menjadi tindak lanjut kerja sama yang sebelumnya sudah terjalin dengan universitas tersebut.
Salah satu riset yang mendapat sorotan adalah “Komunikasi Lintas Agama di Aceh Singkil: Antara Potret Harmoni dan Api dalam Sekam” karya Dian Saputra, Monojaya Simamora, Miftahul Jannah, M. Aidil, dan Siti Aisyah Batubara. Riset ini diapresiasi karena memberi perspektif baru bagi akademisi USM mengenai dinamika keberagaman di Indonesia.
Nani Kurniasari, kandidat doktor di School of Communication USM, menyebut riset tersebut membuka wawasan baru. Mereka bahkan berharap bisa bergabung untuk penelitian tersebut.
“Kami mendapat insight penting dari riset mahasiswa USU. Semoga kolaborasi ini terus berlanjut, misalnya lewat joint research atau simposium ilmiah bersama,” kata Nani.
Hal senada diungkapkan Yang Huijun, kandidat doktor USM lainnya. Program ini diharapkannya terus dikembangkan.
“Pertukaran gagasan seperti ini sangat produktif. Semoga kerja sama diperluas melalui seminar, publikasi kolaboratif, dan program pertukaran dosen maupun mahasiswa,” ujarnya.
Selain agenda kampus, delegasi juga melakukan audiensi ke Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Penang.
Konsul Jenderal RI, Wanton Saragih Sid yang juga alumni FISIP USU, menekankan pentingnya diplomasi publik dan perlindungan diaspora Indonesia.
“Diplomasi publik bukan hanya tugas perwakilan negara, tetapi juga akademisi dan mahasiswa. KJRI Penang siap menjadi fasilitator kerja sama dan ruang kolaborasi,” tegas Wanton.
Wakil Dekan III FISIP USU Harmona Daulay, menyatakan bahwa internasionalisasi merupakan langkah strategis untuk memperkuat Tri Dharma Perguruan Tinggi di level global. Selain itu menambah jaringan.
“Kerja sama ini akan meningkatkan mutu riset internasional, memperluas akses publikasi, dan memberi manfaat nyata dalam pengabdian masyarakat,” jelasnya.
Sementara itu, Prof Iskandar Zulkarnain, Ketua Program Magister Ilmu Komunikasi, menambahkan bahwa kunjungan ini juga menjadi persiapan menuju akreditasi internasional. Saat ini magister FISIP USU terus mempersiapkannya.
“Paling berkesan adalah sambutan hangat dan kesamaan visi terkait Tri Dharma. Ini momentum penting menuju world-class university,” ujarnya.
Kunjungan ke UUM dan USM ini bukan hanya soal MoA atau kerja sama formal, tetapi juga ruang nyata pertukaran ide, inspirasi penelitian, hingga jejaring akademik lintas negara.
Bagi mahasiswa USU, pengalaman ini memperluas wawasan global, sementara bagi mahasiswa Malaysia, riset-riset USU menjadi bahan refleksi atas fenomena sosial di negeri mereka.
(REL/RZD)