Sofyan Tan: UMKM Jangan Latah Ikut Tren Usaha Tanpa Mengetahui Potensi Pasar

Sofyan Tan: UMKM Jangan Latah Ikut Tren Usaha Tanpa Mengetahui Potensi Pasar
Sofyan Tan (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan – Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, dr. Sofyan Tan, mengingatkan para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk tidak latah mengikuti tren usaha tanpa memahami kebutuhan masyarakat secara nyata dan potensi pasar yang ada.

Hal ini disampaikannya dalam acara Bimbingan Teknis Pemasaran Produk UMKM yang digelar oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerjasama dengan Komisi X DPR RI di Hotel Four Points Medan, Kamis (21/8).

“Jika hari ini lagi tren jual bika ambon dan bolu gulung, jangan semua jualan bika dan bolu gulung. Jika hari ini laris Mie Bangladesh, lalu ramai-ramai ikut. Ini yang salah. Kita harus survei pasar, lihat apa yang benar-benar dibutuhkan masyarakat. Di sinilah pentingnya BRIN dalam melakukan riset terkait potensi pasar UMKM dan produk unggulan,” kata Sofyan Tan.

Sofyan Tan mencontohkan, jika hasil riset di suatu daerah peminat bakso 500 orang. Lalu sudah ada penjual bakso 10 pedagang yang masing-masing rata-rata menjual 100 porsi per hari. Itu artinya sudah over product, melebihi jumlah potensial pasar dan tidak perlu lagi jualan bakso. Lebih baik cari pasar lain atau produk lain yang masih potensial.

Sofyan Tan menyebutkan UMKM dengan pendekatan berbasis riset dan inovasi dapat mendongkrak daya saing produk. Untuk itu dirinya mendorong BRIN lebih diberdayakan dalam menyumbang riset-riset praktis bagi pelaku UMKM.

Dalam kesempatn itu Sofyan Tan berbagi rumus 4M 1TK sebagai kunci keberhasilan UMKM yakni Market, Manajemen, Moral, Modal, Teknologi, dan Kondusifitas.

Jika sudah mengetahui market potensial berbasis riset, harus punya manajemen kepemimpinan yang baik. Bukan hanya memanajemen sumber daya manusia dan produk, tapi yang paling penting adalah manajemen keuangan yang baik dan rapi.

Setelah itu harus punya moral yang baik. Banyak usaha hancur dan tidak berkembang karena yang menjalankannya tidak punya moral yang baik seperti suka berjudi dan foya-foya.

“Orang yang suka berjudi adalah orang yang suka berspekulasi. Sementara dalam berusaha, kita tidak boleh berspekulasi, tapi harus punya hitungan rasional yang memberi keuntungan,” ungkapnya.

Setelah itu baru perlu modal yang cukup dan dukungan penguasaan teknologi yang inovatif. Terakhir yang tak kalah penting adalah suasana berusaha yang kondusif. Jika terlalu banyak gangguan dan pungli, usaha tidak akan bisa berkembang dengan baik.

Farly Shabahul Khairi, S.Stat., M.M., selaku Analis Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi BRIN yang hadir sebagai narasumber, menggarisbawahi bahwa pentingnya kolaborasi riset untuk membantu UMKM naik kelas.

(REL/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi