Hotma Simanjuntak, Alumni IPB yang Memilih Jadi Petani Naga di Sidikalang

Hotma Simanjuntak, Alumni IPB yang Memilih Jadi Petani Naga di Sidikalang
Hotma Simanjuntak, Alumni IPB yang Memilih Jadi Petani Naga di Sidikalang (Analisadaily/Sarifuddin Siregar)

Analisadaily.com, Sidikalang - Hotma Simanjuntak (52) memilih menjadi petani. Menurutnya, beraktivitas sebagai petani membuatnya bebas berkreasi.

Hotma menerangkan, saat ini dia intensif merawat 1000 batang buah naga. Usia tanaman sekitar 10 tahun berlokasi di Juma Sianak, Desa Huta Rakyat, Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi.

"Kita punya seribu batang buah naga, fase produktif," kata Hotma ditemui saat berjualan di seberang Kantor Bupati Dairi di Jalan Sisingamangaraja Sidikalang, Jumat (22/5).

Vegetasi tersebut rutin panen kurun waktu bulan Mei hingga Desember. "Dalam 2 bulan, bisa memetik 10 ton," kata Hotma.

Menurutnya harga jual ke tauke atau partai besar berada di kisaran Rp10 ribu per kilogram. Kalau diecer sendiri, tentu beda lagi. Hotma menjajakan Rp12 ribu per kilogram.

"Perawatan buah naga tidak seporsir mengurus jeruk manis. Investasi jeruk manis terlalu berat, sementara fluktuasi harga terlalu tinggi," kata Hotma.

Dibenarkan, dia adalah alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) jurusan Biologi. Dan, bangga menjadi petani.

"Dari sisi disiplin ilmu, saya sebenarnya lebih cenderung jadi peneliti di laboratorium," kata Hotma.

Petani itu punya nilai lebih. Bebas berkreasi dan berinovasi. "Petani itu bebas berkreasi dan tidak diatur," tandas Hotma.

Pun begitu, menjadi petani penuh pertarungan. Belum lagi sengatan terik matahari membuat kulit kusam menghitam.

"Bertani identik dengan judi. Terutama, tidak ada kepastian harga jual. Sementara pupuk dan pestisida kian mahal," ujar Hotma.

Siapakah Hotma? Pria ini adalah putra dari pasangan suami istri Rajin Simanjuntak - boru Silalahi. Semasa produktif, Rajin adalah PNS senior dengan job terakhir Inspektur di Pemkab Dairi.

Hotma mengungkapkan, kerap berbeda pendapat dengan sang ayah. Termasuk, menolak menjadi PNS.

"Holan na mangalo do ulaon ni iba, na uju i (saya selalu bertentangan dengan ayah)," kata Hotma.

Diutarakan, di kala Jeruk Sidikalang punya branded, dia turut bersuka cita. Tanaman itu dikelola selama 15 tahun.

Sedihnya, harga terkadang terpuruk sampai Rp2000 per kilogram. Tanaman itu akhirnya dibongkar dan dikonversi buah naga. Pasalnya, ledakan hama lalat buah tak terkendali.

(SSR/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi